26.6 C
Lombok
Minggu, September 22, 2024

Buy now

BPPD dan Tantangan Pariwisata Lombok Timur

BPPD dan Tantangan Pariwisata Lombok Timur
Maharani – Peneliti Lombok Research Center

barbareto.com | Opini – Pada tanggal 28 juni yang lalu, Bapak Bupati bersama Kepala Dinas Priwisata Lombok Timur melantik Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) periode 2021-2025. Walaupun di dalam proses perekrutannya menuai banyak sorotan dan kritikan dari pelaku pariwisata.

Dalam sambutannya saat melantik pengurus BPPD tersebut, Bupati Lombok Timur menekankan fungsi dan tugas dari BPPD. Berdasarkan Keputusan Presiden nomor 22 tahun 2011, tugas dan fungsi BPPD yaitu menjaga citra pariwisata Lombok Timur, meningkatkan kunjungan wisatawan, kreatif dan kolaboratif di dalam mencari solusi penganggaran di luar anggaran daerah, dan melakukan riset untuk menjadi pijakan di dalam mengambil kebijakan-kebijakan strategis terkait promosi pariwisata.

Kepengurusan BPPD yang baru memang menghadapi tantangan yang berat di dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan apa yang diharapkan Bupati dan para pelaku pariwisata khususnya di Lombok Timur.

Kenapa penulis mengatakan tantangan kepengurusan BPPD periode 2021-2025 ini cukup berat? Hal ini didasarkan pada kondisi kita saat ini yang menghadapi bencana non alam yaitu pandemic Covid-19.

Semua Negara dan daerah yang mengandalkan pendapatannya dari sector pariwisata mengalami krisis yang cukup parah. Hal ini juga berdampak kepada pariwisata Lombok Timur. Berdasarkan data dari UNWTO (The World Tourism Organization), sejak Januari hingga Juni 2020 pariwisata di seluruh dunia kehilangan sekitar 440 juta turis. Dilansir dari detik.com, Kemenparekraf mencatat pada masa sebelum pandemi terdapat sekitar 18 juta wisatawan yang mengunjungi Indonesia, namun rata-rata wisatawan yang datang pada tahun 2020 hanya mencapai 2 juta hingga 4 juta wisatawan. 

Beberapa daerah di Indonesia dengan pemasukan utama berasal dari sektor pariwisata mengalami kerugian yang besar. Contohnya adalah Bali yang dilaporkan memiliki kerugian hingga 9 Triliun setiap bulannya. Indonesia diperkirakan kehilangan devisa sebesar 14,5-15,8 miliar dolar AS karena adanya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara.

Oleh karena itu tantangan dari perkembangan pariwisata di era pandemi adalah adanya perubahan dari market demand yang perlu untuk diantisipasi dan dihadapi, serta kompetisi di tiap destinasi wisata. Era pandemi membuat preferensi berwisata menjadi berubah sehingga hal ini perlu untuk diperhatikan dan diantisipasi. Selain itu, kondisi pelayanan dan fasilitas di destinasi juga masih dirasa perlu untuk ditingkatkan, terlebih lagi pada masa pandemi ini diperlukan kepastian bagi masyarakat untuk dapat berwisata dengan aman dan nyaman.

Tak bisa dipungkiri bahwa alasan pandemi masih menjadi isu utama sehingga penyediaan lokasi wisata dengan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap protokol kesehatan sangat perlu untuk diadakan. Berbagai macam penerapan prosedur terkait higenitas menjadi penting untuk digalakkan bagi seluruh pelaku wisata. Jika hal ini dilakukan, tentu diharapkan akan dapat menambah tingkat kepercayaan wisatawan terhadap destinasi wisata di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki potensi wisata yang tak bisa dipandang sebelah mata oleh dunia.

Lombok Timur kedepannya akan menjadi penyangga bagi Kawasan ekonomi Khusus Mandalika dengan pariwisata andalannya yaitu event moto GP nya. Untuk itu sejak awal Lombok Timur harus mampu dan paham apa saja kebutuhan yang harus dipersiapkan.

Namun sejak awal juga Lombok Timur harus mampu melepaskan diri dari bayang-bayang pembangunan pariwisata Lombok Tengah. Konsep pengembangan pariwisata terintegrasi harus bisa menjadi perekat kedepannya. 

Selain itu, arah pembangunan sector pariwisata Lombok Timur yang masih belum jelas juga akan membuat kerja-kerja BPPD akan semakin berat. Sampai saat ini blue print pembangunan sektor pariwisata Lombok Timur masih menjadi tanda Tanya publik.

Beberapa waktu yang lalu, di media online, salah seorang pemerhati pembangunan di Lombok timur juga menyoroti tentang bagimana konsep pembangunan daerah pariwisata di kawasan ekas dan daerah selatan pada umumnya.

Kita tidak boleh lemah dengan kondisi saat ini. kita harus mampu melihat peluang yang ada. Dan menjadikan peluang tersebut sebagai kekuatan baru bagi pembangunan sector pariwisata Lombok Timur. Lalu apa saja peluang itu?.

Saat ini, Pemerintah pusat sedang berupaya menyiapkan berbagai program untuk menyelamatkan industri pariwisata di Indonesia. Beberapa upaya seperti program penyediaan dana PEN (Program Pemulihan Ekonomi) yang dapat dimanfaatkan di sektor pariwisata, terutama bagi destinasi wisata prioritas nasional. 

Nusa Tenggara Barat pada umunya dan Lombok pada khususnya mendapatkan berkah dari program PEN tersebut. Pada bulan maret yang lalu, Bapak Presiden telah mengumumkan bahwa NTB mendapatkan secara khusus dana segar tersebut. Di lansir dari beberapa media online yang ada NTB mendapatkan dana PEN khusus tersebut sekitar 5 triliun.

Pemerintah juga berencana untuk memberikan program diskon pariwisata bagi wisatawan lokal yang akan diluncurkan pada tahun 2021 atau pada saat setelah vaksin covid-19 rampung. Diharapkan pergerakan dalam negeri dapat Kembali meningkat.

Hal ini sejalan dengan anjuran dari UNWTO yang menyatakan bahwa di masa pandemi negara-negara perlu fokus terlebih dulu terhadap pengembangan pariwisata untuk wisatawan lokal sehingga ketika situasi sudah sepenuhnya dibuka untuk pasar mancanegara maka negara tersebut sudah menjadi lebih siap. 

Di samping itu, penyelenggaraan protocol CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) juga disiapkan oleh pemerintah. Protokol ini akan menjadi acuan serta program sertifikasi bagi seluruh pelaku usaha yang terlibat di sektor pariwisata. Kemenparekraf telah menyiapkan dana sebesar lebih dari 119 Miliar untuk program sertifikasi CHSE yang rencananya akan diberikan secara gratis melalui lembaga independen. Diharapkan dengan adanya sertifikasi CHSE, maka akan memberikan jaminan bagi para wisatawan bahwa mereka dapat berwisata dengan aman dan nyaman di masa pandemi.

Secara keseluruhan, tidak ada yang dapat mengetahui secara pasti kapan pandemi akan berakhir sehingga berbagai upaya perlu dimaksimalkan untuk dapat meminimalisir dampak dari pandemi tersebut. Peluang yang ada harus dimaksimalkan dan tantangan harus dapat dilewati dan diantisipasi dampak negatifnya. Diperlukan dukungan dan kerja sama dari banyak pihak agar berbagai upaya dan kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk dapat menyelamatkan sektor pariwisata dapat menemui titik terang dan dapat mengembalikan neraca ekonomi negara yang terpuruk.

Untuk itu, BPPD yang dengan Sumberdaya yang baru dan masih segar harus mampu menjadi penggerak utama roda pembangunan pariwisata di Lombok Timur. Penulis dapat mengibaratkan bahwa Pandemi ini menjadi sebuah awal dan star baru bagi semua daerah untuk menyusun strategi pembangunan pariwisatanya. Kita harus dapat memanfaatkan momen awal ini untuk menjadi pemenang. Jangan sampai kita sejak awal kalah di star dan kalah juga di finisnya.

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Latest Articles