barbareto.com | Opini – Beberapa hari terakhir pasca pelaksanaan IATC dan WSBK beberapa media online meliput makanan-makanan enak di Lombok.
Sesuatu aktifitas jurnalistik yang menarik dan sangat dibutuhkan pembaca, khususnya para pengunjung Lombok Sumbawa.
Itu disebut gatronomi. Yaitu ilmu tata boga atau pengetahuan tentang makanan dan minuman yang baik.
Ada juga mendefinisikan sebagi hal ihwal seputar makanan minuman enak dan tata cara menikmatinya.
Dalam ilmu public relation ada istilah tambahan Gastro branding dan atau gastro diplomacy.
Sebuah kajian tentang strategi menciptakan citra yang baik melalui sajian-sajian makanan dan minuman yang khas dan enak, sehingga penikmat sajian itu memiliki pengalaman baru yang tidak dapat terlupakan.
Goalnya adalah citra yang baik. Komentar saya di sini seputar itu.
Baca juga : Presiden Jokowi Tawarkan Menteri Basuki Beli Sepatu Untuk Motoran ke Mandalika
Saya teringat ketika diajak oleh kawan saya menemani tamu dari pulau jawa setelah nonton balapan di Mandalika, untuk makan, tempatnya berpindah-pindah.
Kebetulan para tamu itu hobi kuliner, karena keterbatasan informasi, kami hanya ajak makan Ayam Taliwang seputaran Cakra dan seafood di Lembar di waktu yang berbeda.
Saya dapat memahami, mungkin tamu-tamu teman saya akan kecewa, karena tak cukup memuaskan hobi kulinernya.
Sampai-sampai mereka nanya, di mana tempat makan babi enak? Seperti di bali katanya.
Saya tentu jawab tidak tau. Untuk menghindari jawaban yang asal tebak dan tunjuk saja. Karena memang saya tidak tau sama sekali.
Nah menurut saya, literasi gastronomi bagi masyarakat NTB pada umumnya penting ditingkatkan.
Mengingat akan banyaknya kunjungan wisatawan ke daerah ini nanti dan pasti akan mendapat pertanyaan serupa.
Berangkat dari itu, menurut saya :
Pertama, Pemerintah perlu mempublikasi besar-besaran dan secara berkala DAFTAR makanan dan minuman yang khas dari NTB, baik melalui media lokal hingga internasional.
NTB itu punya ragam makanan khas yang sangat cocok di lidah orang Indonesia.
Seperti Lombok punya pelecing, ares, serebuk, minuman tuak manis dan lainnya.
Sumbawa juga punya, singang, palumara, sepat, daging rusa dan seterusnya.
Bima juga tak kalah punya Bingka dolu, uta londe puru, daging Ikan napoleon terbaik dunia, dan banyak lagi.
Jadi, Promosi gastronominya ditingkatkan.
Kedua, pemerintah perlu untuk memfasilitasi warga membangun tempat kuliner khas lombok dan sumbawa perlu ditingkatkan.
Sentra-sentra kuliner di Lombok ini sangat terbatas ragamnya. Sebut saja kawasan cakra dan karang taliwang untuk masakan ayamnya.
Nasi puyung sudah jelas di puyung dan sekitaran. Terus aresnya di mana? Seafoodnya di mana? Singangnya di mana? Sate pusutnya di mana? Dan sebagainya.
Menurut saya, Inilah saatnya semua komponen di NTB menghadirkan semua potensi kekayaan kuliner yang dipunya.
Sehingga orang yang datang ke NTB akan mendapatkan unforgettable dan infinity experience dengan menikmati makanan dan minuman khas seperti motto pariwisata NTB.
Kita tunjukkan selain Wisata alam dan budaya, NTB juga punya potensi gastronomi yang sangat kaya. Sehingga Citra NTB semakin baik.
Semoga Mandalika benar-benar akan jadi Brand Baru Indonesia di mata Dunia.
Jakarta, 04 Desember 2021