21.3 C
Lombok
Kamis, November 21, 2024

Buy now

Belajar Dari Amrullah, Mengubah Kotoran Hewan Jadi Barang Bernilai Ekonomis

Belajar Dari Amrullah, Mengubah Kotoran Hewan Jadi Barang Bernilai Ekonomis

barbareto.com | Lombok Timur – Siapa sangka kotoran hewan yang terbuang begitu saja ternyata bisa menjadi suatu barang yang sangat berguna di tangan Pria bernama Amrullah Fiqri, S.P., M.P., yang berasal dari Lingkungan Loang Sawak, Kelurahan Suryawangi, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur. Ia mengubah kotoran hewan menjadi pupuk organik yang sangat bagus jika digunakan oleh para petani.

Ia menceritakan, pupuk organik dari kotoran hewan itu awalnya berasal dari keprihatinannya terhadap lingkungan sekitar yang sangat tidak elok dilihat karena banyak bertebaran kotoran hewan. Bahkan sudah menjadi kebiasaan ketika masyarakat membuang kotoran hewan di sungai yang padahal itu akan berdampak pada tingkat kesuburan tumbuh-tumbahan di sungai tersebut.

Seperti contohnya, Ia menyebut kotoran-kotoran hewan yang dibuang oleh peternak ke sungai akan memicu kesuburan eceng gondok, karena di dalam kotoran hewan itu terdapat organisme yang bisa menumbuhkan tanaman dengan sangat cepat. Berawal dari situlah, Ia bertekad untuk mengubah persepsi peternak yang awalnya dari barang terbuang kemudian menjadi produk yang berguna bagi petani.

“Banyak peternak disini yang membuang kotoran hewannya di sungai, dari pada terbuang sia-sia lebih baik kita upah mereka untuk mengumpulkan kotoran hewan tersebut kemudian kita beli jasanya yang telah mengarungkan kotoran itu,” jelas Amrullah.

Baca Juga :  Dewas PDAM Lotim Bantah Terlibat Pusaran Supplier

Dia mengatakan, pupuk organik olahannya yang disebut dengan Kohe (Kotoran Hewan – red) itu, juga bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menalangi kelangkaan pupuk saat ini. Kendati jika pupuk organik buatannya itu tidak berdampak dengan cepat karena membutuhkan waktu 2 s.d. 3 tahun untuk menuai hasil, namun pupuk organik menjadi salah satu solusi yang jitu saat ini di tengah kelangkaan pupuk yang dialami oleh petani setiap tahunnya. Bahkan salah satu keutamaan pupuk organik itu menurutnya semakin lama di simpan dalam karung maka itu semakin bagus.

“Pupuk ini akan bermanfaat sebagai bank nutrisi yang nantinya untuk mengikat nutrisi-nutrisi seperti NPK dan segala macam yang dibutuhkan tanaman, itulah kemudian pupuk Kohe Kambing sebagai pengikat nutrisi ketika sudah diaplikasikan ke tanah. Jika kita mengaplikasikan pupuk Kohe kambing ini secara rutin maka kebutuhan pupuk kimia akan semakin menurun tiap tahunnya,” paparnya.

Hingga saat ini, Amrullah membuat pupuk organik dari kotoran hewan kambing saja. Diakui olehnya, untuk membuat pupuk dari kotoran hewan lainnya Ia masih kekurangan peralatan.

“Kalau kita membuat dari kotoran sapi itu biji rumputnya terlalu tinggi, karena kalau sapi itu memakai rumput-rumputan bagian bawah, sedangkan kambing itu makan rumput bagian atas. Bisa saja kita proses kotoran sapi ini, namun kita butuh alat namanya insenerator atau mesin pembakar,” ucapnya.

Baca Juga :  Kakanwil Kemenkumham Kukuhkan Satops Patnal Lapas Kelas IIB Selong

Kotoran kambing itu didapatkannya dari beberapa peternak kambing yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurutnya kotoran kambing itu salah satu keunggulannya karena proses permentasinya sangat cepat hanya dibutuhkan waktu 4 hari. Sedangkan kalau kotoran ayam itu bisa memakan waktu 4 bulan atau kotoran sapi hingga 3 bulan.

Amrullah juga menyebut, kotoran kambing itu mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan dengan kotoran lainnya. Seperti kotoran kambing sudah berlapis lilin ketika keluar, dan ketika kotoran itu berada didalam perut kambing itu sudah mengalami fermentasi sehingga ketika keluar sebagai kohe kambing maka sudah mengalami fermentasi secara alami, namun perlu dilakukan proses perubahan bentuk dari buturan besar menjadi lebih kecil.

“Caranya cuma ditumpuk saja kemudian ditutup pakai terpal, kemudian dikasih bakteri dan setiap lapisan 5 cm itu dikasih bakteri lagi. Dikasih kapur kalau memang PHnya turun, tapi kalau kotoran kambing tidak perlu kapur karena kandungan kaliumnya sudah tinggi otomatis kalsiumnya juga bagus disitu,” urai Amrullah. (gok)

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
Iklan Berbayarspot_img
Iklan Berbayarspot_img

Latest Articles