Lombok Timur, Barbareto.com – Baru di Lombok Timur, tempat nongkrong asyik yang terletak di pinggir persawahan yang hijau dengan view Gunung Rinjani yang yang Indah, Cosy Corner Cafe & Restaurant hadir sebagai destinasi kuliner terbaru di Tetebatu, Lombok Timur.
Lokasi yang strategis, Cosy Corner hanya berjarak 1 hingga 3 Kilometer dari beberapa objek wisata alam populer seperti Air Terjun Jeruk Manis, Air Terjun Sarang Walet, dan Monkey Forest.
Terdapat pula sungai Tetebatu dengan beberapa air terjun kecil disekitarnya yang berjarak hanya 300 meter. Setelah lelah berpetualang di beberapa objek wisata alam tersebut, Cosy Corner Cafe & Restaurant merupakan tempat yang sangat cocok untuk menambah pengalaman kuliner yang tak terlupakan
Perayaan Cita Rasa Nusantara dan Internasional
Cosy Corner Cafe & Restaurant tidak hanya sekedar menawarkan hidangan lezat, tetapi juga pengalaman kuliner yang lengkap.
Tak hanya ada berbagai pilihan makanan khas Lombok seperti Bebalung, Ayam Bakar, Ikan Bakar, dan Urap, ditempat ini juga anda dapat menikmati pilihan menu internasional seperti Pizza, Burger, Sandwich, Steak, hingga pasta, setiap sajian yang hadir adalah perayaan cita rasa.
Semua disiapkan menggunakan bahan-bahan segar dari sekitar, memastikan kekayaan alam pulau Lombok tercitrakan di dalam setiap hidangan.
Perpaduan Alam Dan Keramahan Penduduk
“Cosy Corner Cafe & Restaurant mencakup segala hal yang bisa dicintai dari Tetebatu keindahan alamnya, keramahan penduduknya, dan tentunya, ketersediaan bahan-bahan makanan yang segar dan lezat,” kata Nicholas, pemiliknya.
“Dengan pemandangan sawah yang indah berlatar Gunung Rinjani, kami yakin ini akan menjadi destinasi kuliner favorit bagi wisatawan yang mencari tempat makan nyaman dengan hidangan lezat di Tetebatu.”
Nicholas menambahkan, Selain menghadirkan beragam menu kuliner lezat, tujuan utama kami adalah untuk turut memperkuat citra Desa Wisata Tetebatu sebagai destinasi wisata berstandar internasional.
Cocok untuk Segala Kesempatan
Cosy Corner Cafe & Restaurant dapat menampung hingga 40 tamu untuk sarapan, makan siang, atau makan malam. Dengan kapasitas tersebut, tempat ini cocok untuk berbagai acara, baik itu makan siang santai, kumpul bersama keluarga, atau makan malam romantis.
Tersedianya fasilitas tambahan termasuk Wi-Fi dan listrik, Cosy Corner Cafe & Restaurant juga sangat cocok buat pengunjung yang ingin menikmati kuliner sambil bekerja.
Berlatar pemandangan alam yang menakjubkan, menjadikannya destinasi ideal untuk bersantap, bersantai, dan juga bekerja.
Hiburan Live Music Akustik
Cosy Corner menghadirkan hiburan live music akustik pada malam-malam tertentu, memungkinkan pengunjung menikmati hidangan lezat sambil mendengarkan alunan musik yang menenangkan.
Acara ini juga menjadi ajang bagi para musisi lokal untuk menunjukkan bakat mereka, menciptakan suasana hangat di tengah keindahan alam.
Farizal Arman, Manager Cosy Corner, yang akrab disapa Tom, menjelaskan bahwa konsep ini bertujuan menghadirkan sebuah tongkrongan yang asyik, nyaman, dan menyenangkan dengan live music untuk menghibur para tamu.
Nama “Cosy Corner” dipilih karena lokasi restoran yang berada di pojok dengan latar persawahan dan gunung, memberikan kenyamanan bagi pengunjung.
Hotel dan Atraksi Wisata Terdekat
Cosy Corner Cafe & Restaurant berada di pusat keramaian wisata Desa Tete Batu, tidak jauh dari sejumlah hotel dan akomodasi populer, seperti; Ariel Bungalow, Flush Harmony, Lez rizieres Lombok, Girang Rinjani Bungalow, Nirvana Hotel, Wisma Soedjono, Kolam Mencerit, dan sebagainya.
Adapun atraksi wisata terdekat antara lain, Air terjun sarang Walet, Kolam renang Pinaran, dan sungai Tete Batu dengan beberapa air terjun kecilnya. Air Terjun Jeruk manis juga berada tidak jauh dari Cosy Corner Cafe & Restaurant.
Tentang Desa Wisata Tetebatu
Desa Wisata Tetebatu memiliki sejarah yang kaya sejak zaman Hindia Belanda, ketika Dokter Soedjono, seorang dokter asal Jawa yang ditugaskan di Selong, mendirikan Wisma Soedjono di Tete Batu pada tahun 1930an.
Awalnya, Wisma Soedjono merupakan sebuah pondok dengan empat kamar tidur yang diperuntukkan bagi keluarga dan tamu pribadi dokter Soedjono. Namun, pasca meninggalnya Dokter Soedjono pada tahun 1944, banyak kolega dan sahabat beliau dari Belanda yang berkunjung dan menginap.
Oleh karena itu, pada sekitar tahun 1970-an dilakukan penambahan kamar untuk mengakomodasi para tamu yang datang. Seiring berjalannya waktu, Tete Batu mulai dikenal sebagai tujuan liburan.
Pada awal tahun 1980-an, beberapa warga yang pernah bekerja di Wisma Soedjono mulai membuka penginapan dan restoran untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang terus meningkat.
Pada tahun 2021, Desa Wisata Tetebatu terpilih mewakili Indonesia dalam ajang Desa Wisata Terbaik Dunia (Best Tourism Village) yang diselenggarakan oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO).
Keindahan Alam dan Warisan Budaya
Daya tarik utama Desa Wisata Tete Batu adalah keindahan alamnya, yang meliputi persawahan terasering, hutan, dan sungai yang menghiasi lereng Gunung Rinjani. Desa ini juga mempertahankan adat dan tradisi suku Sasak dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Air Terjun dan Jalur Pendakian
Tete Batu memiliki sekitar 13 air terjun, termasuk Air Terjun Ulem Ulem, Air Terjun Sarang Walet, Air Terjun Durian Indah, dan Air Terjun Tibu Topat. Desa ini juga menawarkan dua jalur pendakian ke Taman Nasional Gunung Rinjani melalui jalur Perompongan dan Ulem Ulem.
Jalur ini menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan dan kesempatan untuk melihat satwa langka seperti lutung atau kera hitam ekor panjang, burung Celepuk Rinjani, rusa, dan berbagai flora.
Awal Mula Sejarah Pariwisata di Lombok Timur
Botanis asal Swiss, Heinrich Zollinger, konon juga menggunakan jalur pendakian Tetebatu untuk menuju Gunung Rinjani, menjadikannya orang Eropa pertama yang mendaki gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia.
Dengan semakin populernya Desa Wisata Tetebatu, berbagai jenis akomodasi mulai bermunculan, termasuk Cosy Corner Cafe & Restaurant, untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan memperkuat citra Tete Batu sebagai destinasi wisata desa berstandar internasional.