Bentuk Pokja Guna Mendorong Peningkatan Literasi, INOVASI Dapat Apresiasi Dari Pemkab Lotim

0

barbareto.com | Lombok Timur – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur (Lotim) mengapresiasi adanya pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) INOVASI guna meningkatkan kapasitas literasi di Lotim.

Ungkapan tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Lotim H. M. Juaini Taofik ketika menghadiri rapat pembentukan Pokja fase II di Kabupaten Lotim, yang berlokasi di Rupatama II kantor Bupati Lotim.

Dia menyampaikan ucapan terimakasih kepada INOVASI, karena pembentukan Pokja tersebut dinilai relevan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang ada di Lotim.

H. M. Juaini Taofik, Sekretaris Daerah Kabupateb Lombok Timur

“Tentu program ini sangat membantu kami, karena memang misi kedua dari RPJMD di Lotim ini yaitu terkait peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM – red) pada sektor pendidikan dan kesehatan,” kata pria yang acap kali disapa Kak Ofik itu. (27/7/21)

Menurut Kak Ofik, agar program ini dapat direalisasikan dengan cepat dan tepat tentu membutuhkan sinergitas antar semua stakeholder dan pihak terkait. Sehingga program yang akan dilaksanakan oleh Pokja pada fase II ini bisa direalisasikan sesuai dengan harapan.

Sebab Ia mengakui, banyak faktor-faktor di lapangan yang menjadi kendala, bahkan itu sangat kompleks. Oleh sebab itulah, Kak Ofik berharap pembentukan Pokja pada program INOVASI di Lotim berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuannya.

“Ini juga menjadikan langkah kita semakin cepat dan terukur, kemudian bagaimana program tahun ini lebih dipertajam supaya setiap program yang kita laksanakan sesuai dengan harapan kita bersama,” pintanya.

Muhtar Ahmad Distric Coordinator INOVASI NTB

Melalui virtual, Distric Coordinator INOVASI NTB Muhtar Ahmad juga menjelaskan, Pokja yang dibentuk tersebut merupakan bagian dari tim tata kelola program INOVASI fase II dari Pusat, Provinsi, hingga Kabupaten. Pada tingkat Pusat terdiri dari tim mengarah dan Pokja, pada tingkat Provinsi terdapat tim pengarah, sedangkan ditingkat Kabupaten terdapat Pokja.

Adapun dijelaskan olehnya, tujuan dari pembentukan Pokja tersebut ialah untuk memperkuat pengelolaan dan penyelenggaraan program INOVASI di Lotim, Pokja itu nantinya berfungsi untuk melakukan koordinasi, singkronisasi kebijakan program peningkatan mutu pendidikan tingkat sektor dengan program INOVASI fase II, seperti memberikan arahan terhadap pelaksanaan program, melakukan monitoring dan evaluasi, serta melaporkan seluruh kegiatan ke Bupati Lotim.

“Nantinya Pokja tersebut terdiri dari beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD – red) terakit seperti Dikbud, Kemenag, BAPPEDA, Kabag Kerjasama, Kabag Hukum, Dinas Arpusda, Dinsos, DPMD, DP3AKB, ada juga Ketua Dewan Pendidikan Lotim, Ketua PGRI Lotim dan District Coordinator INOVASI NTB yang kemudian diketuai oleh Sekda Lotim, nantinya hasil akan terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Pak Bupati,” terang Muhtar.

Lebih lanjut, Dia mengatakan INOVASI tidak serta merta mendatangkan program, namun nantinya program itu dikembangkan oleh masing-masing Daerah, yang kemudian menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah tersebut. Tentu hal itu dapat direalisasikan dengan baik dengan membangun kolaborasi bersama beberapa pihak, dan stakeholder untuk mengembangkan program yang telah dicanangkan.

“Kami juga berupaya mendukung kesiapan sekolah terpencil untuk dimulai pembelajaran tatap muka, karena pandemi Covid-19 ini sangat mempengaruhi tingkat pembelajaran siswa, sehingga kita berupaya supaya anak-anak bisa belajar tatap muka sesuai dengan Prokes yang baik dan juga melaksanakan pelatihan modul dasar dari Kemendikbud,” ulasnya.

Basilius Bengoteku Systems and Policy Advicer program INOVASI

Sementara itu, melalui zoom meeting Basilius Bengoteku Systems and Policy Advicer program INOVASI mengatakan, di Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di wilayah Lotim sangat cocok dibentuk Pokja untuk kelanjutan program INOVASI pada fase II kali ini. Hal tersebut penting untuk dilaksanakan guna mempercepat realisasi dari program yang sudah dicanangkan dari sebelumnya.

“Beberapa Pokja juga telah kita bentuk seperti Pokja kerjasama antar kementerian, Pokja sinkronisasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan di sinilah cocok Pemda Lotim untuk menyesuaikan perencanaan dengan yang ada dipusat, seperti yang ada pada RPJMDnya itu,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Ia juga menyampaikan rencana dari INOVASI yang akan mempertemukan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah secara langsung, supaya program yang di pusat mampu diukur secara langsung dampaknya terhadap Daerah.

“Bagaimana kemudian kami akan canangkan supaya yang ada dipusat bisa mendengar kondisi lapangan yang ada di daerah, karena seperti kemarin ada salah satu guru dari Lotim membeberkan apa saja kesulitannya di lapangan, dan itu didengar langsung oleh pihak kementerian dan pihak dari Australi, inilah yang kami upayakan supaya program yang dipusat sampai kepada di tingkat daerah dengan baik,” jelasnya.

Sri Widuri Provincial Manager INOVASI NTB

Senada dengan hal itu, Provincial Manager INOVASI NTB Sri Widuri mengutarakan, bahwa pembentukan Pokja pada program INOVASI pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas literasi, numerasi dan pendidikan karakter bagi anak-anak Indonesia, termasuk di Lotim. Maka dari itulah, kerja sama antara INOVASI dengan Pemda Lotim juga dibutuhkan agar program yang telah terencana dapat dioptimalkan dengan baik.

“INOVASI intinya merupakan program kemitraan Indonesia dengan Australi, yang di mana program ini kami realisasikan di beberapa wilayah provinsi seperti NTB, NTT, Jawa Timur dan Kalimantan Utara, di NTB sendiri program ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2016 oleh gubernur NTB yakni TGB (Tuan Guru Bajang – red) pada waktu itu,” paparnya.

Dijelaskan olehnya, INOVASI telah menjalankan program selama dua fase, yakni fase pertama pada tahun 2016 – 2020 dan fase kedua pada 2020 – 2023. Adapun hasil pada fase pertama itu, menurutnya berdampak baik untuk meningkatkan reformasi pembelajaran di tengah pendidikan anak Indonesia.

“Kendati banyak kendala karena keterbatasan waktu dan tempat, namun tentu itu menjadi tantangan tersendiri yang harus kita hadapi bersama untuk membentuk dan menjalankan program INOVASI ini,” sebutnya.

Ia melanjutkan, program utamanya di NTB, ialah yang memiliki daya ungkit kuat untuk reformasi pendidikan di Indonesia, khususnya di NTB. Untuk menganalisa dampak dari program tersebut, INOVASI telah berupaya untuk mengkaji tentang beberapa hal seperti kurikulum buku bacaan dan bahan pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa, kompetensi guru, tata kelola dan kepemimpinan sekolah.

“Terutama IAIH NW Pancor yang telah membantu peningkatan kapasitas atau kompetensi guru melalui program MAULANA yang dikembangkan, dari hasil analisa kami menemukan dimana jumlah guru tidak selamanya kurang, namun distribusinya yang terkadang juga kurang. Jadi bagaimana program INOVASI bisa membentuk pemerintah untuk meningkatkan tatakelola yang baik juga bagi guru-guru di sekolah,” tutur Sri.

Heri Hadi Saputra Manager Program MAULANA kemitraan INOVASI dengan IAIH NW Pancor

Disisi lain, Manager Program MAULANA kemitraan INOVASI dengan IAIH NW Pancor Heri Hadi Saputra menyampaikan, saat ini program Madrasah Unggul Anak Hebat (MAULANA) telah menyasar 20 Madrasah Ibtida’iyah (MI) yang tersebar di lima kecamatan wilayah Lotim yaitu Kecamatan Selong, Kecamatan Sukamulia, Kecamatan Masbagik, Kecamatan Suralaga dan Kecamatan Labuhan Haji.

Dia mengungkapkan secara garis besar ada beberapa poin yang direalisasikan melalui Program MAULANA tersebut, seperti penguatan kapasitas Dosen  yang ada di IAIH NW pancor, kemudian Dosen itulah nantinya yang akan melatih dan mendampingi guru-guru di 40 Madrasah sasaran. Terdapat 162 guru dari kelas 1 sampai dengan kelas 3 MI yang akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan tersebut.

“Kami juga melaksanakan pelatihan dan pendampingan kepada Madrasah, kalau program ini tidak disinergikan dengan Pemda maka tidak akan menuai hasil yang maksimal, maka dari itulah kita di sini sama-sama berikhtiar mewujudkan apa yang menjadi tujuan utama dari program ini,” harapnya

Hingga saat ini, Kata Heri terdapat 20 Fasilitator Daerah (Fasda) di Lotim yang bergerak bersama untuk merealisasikan program MAULANA ini dengan cepat, tepat dan terukur.

“Masalah literasi ini menjadi persoalan bersama, namun kita membangun jejaring yang disitu mungkin kita bisa rembuk, karena kalau melihat indeks literasi di Lotim ini sangat mengagetkan, indeks literasi kita di Lotim berada pada peringtk ke 9 dari 10 kabupaten dan kota di NTB, oleh sebab itulah kita membutuhkan kolaborasi yang baik untuk memperbaiki literasi kita,” bebernya. (gok)

No comments

Exit mobile version