barbareto.com | Denpasar – Perkembangan Teknologi penyimpanan data digital (Blockchain) terhubung dengan kriptografi dan penggunanya tidak bisa dilepaskan dari mata uang bitcoin direspon oleh Pemerintah Kota Denpasar melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kota Denpasar mengembangkan Blockchain Centre dan pengembangan sumber daya unggul didalam cakupannya.
Salah satunya melalui Non Fungible Token (NFT) yang mengakomodasi konten kreator serta seniman memasarkan aneka karya foto, video, lukisan, animasi, lagu dan lainnya secara virtual dan dapat menjangkau pasar global.
Pada Kamis (19/8) Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Kota Denpasar Putu Yuliartha bersama Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Diparda Denpasar, I Wayan Hendaryana mengajak CEO Kepeng.io (salah satu mata uang bitcoin asal Bali) dan pengembang Baliola.com, Marketplace NFT pertama di Bali, I Gede Putu Rahman Desyanta untuk bertatap muka dengan Walikota Denpasar, I.GN Jaya Negara.
Walikota Denpasar, I.GN Jaya Negara menyambut baik pengembangan Teknologi Blockchain beserta NFT yang akan mengakomodasi sumber daya kreatif di Kota Denpasar untuk semakin mengglobal.
“Melihat potensi pegiat kreatif di Kota Denpasar sangat besar dan banyak potensi yang dapat digali. Apalagi melihat banyak keterbatasan seniman/konten kreator berkarya di masa pandemi, ini bisa menjadi solusi. Pengembangan ekonomi kreatif harus dijadikan salah satu landasan pembangunan Kota untuk bergerak ke depan,” ujar Jaya Negara.
Sementara CEO Kepeng.io dan pengembang Baliola.com, I Gede Putu Rahman Desyanta mengatakan bahwa pengembangan Blockchain dan NFT karya seni/kreatif di Bali didasari harus ada landasan jelas bagi ekspor karya seni/kreatif di Bali.
“Selama ini ada kecenderungan karya setelah diperjual belikan sang pembuatnya kehilangan hak intelektual dan royalti. Dengan NFT, sepanjang nanti transaksi setelah transaksi pertama dan karya berapa kali dijual, seniman aslinya akan tetap mendapatkan royalti. Jadi ada sistem yang menjaga hak intelektual seniman,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini NFT masih belum banyak dikenal, namun diprediksi 10 tahun mendatang akan ramai selayaknya medsos Facebook dan lainnya. Seniman di Kota Denpasar nantinya akan memiliki laman tersendiri di Baliola.com. Hingga saat ini sudah terdaftar 300 Seniman di pusat data Baliola.com.
“Namun yang membedakan kami dengan Marketplace NFT lainnya yakni adanya validasi seniman dan verivikasi karya sehingga tetap ada kontrol kualitas. Pasar kami sendiri adalah pasar internaisonal, mesiki tak menutup juga pasar dalam negeri. Kami juga bersyukur dipertemukan dengan Pemkot Denpasar agar nantinya program ini juga dapat disinergikan dengan program sister city yang telah berjalan sebelumnya,” pungkasnya.