BARBARETO.com – Ditengah kesibukannya di pemerintahan, Bupati Karangasem, I Gede Dana memanfaatkan waktu cutinya untuk turun keliling menemui masyarakat sekaligus menginap di rumah warga di desa atau dusun yang dikunjungi, agar bisa mengetahui dari dekat kehidupan ekonomi, sosial dan kondisi infrastruktur desa/dusun bersangkutan.
Kali ini Bupati Gede Dana memilih mengunjungi dan bermalam di rumah I Wayan Mardika, petani miskin di daerah paling tandus di Kabupaten Karangasem, tepatnya di Banjar Dinas Bukit Catu, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Minggu (23/4/2023).
Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Bupati Gede Dana untuk berkililing desa sembari berbincang dengan warga dan tokoh masyarakat, sambil menikmati secangkir kopi dan jagung goreng.
“Saya berjalan-jalan keliling di banjar tersebut. Memang kondisi jalan disana rusak dan cukup membahayakan bagi pengguna jalan. Akses jalan itu merupakan akses ekonomi dan akses pendidikan bagi anak-anak disana. Saya sudah berbincang dengan warga dan tokoh masyarakat disana, nanti kami upayakan perbaikan secepatnya,” tegas Bupati Gede Dana.
Usai berkeliling, Gede Dana langsung menuju rumah Wayan Mardika, sementara istri Mardika cukup terkejut dengan kedatanggan Bupati dan mengira jika Bupati hanya mampir sebentar, namun istri Mardika kaget dan tidak bisa berkata apa-apa saat Gede Dana mengatakan akan menginap digubuknya yang hanya berukuran 4X3 tersebut.
“Saya kira siapa yang datang, ternyata Bapak Bupati. Dan saya kira Pak Bupati hanya mampir tapi saya kaget waktu beliau bilang mau bermalam di rumah saya,” ungkap istri Wayan mardika, yang langsung menuju kebun miliknya mencari ubi kayu untuk makan malam bersama Bupati usai menyampaikan pesan pada tetangganya meminta agar mengabari suaminya kalau Bupati Gede Dana akan menginap dirumah mereka malam ini dan suaminya agar segera pulang.
Belum sempat istri Mardika ke kebun mencari ubi kayu, Bupati Gede Dana langsung menyerahkan bantuan paket sembako kepada keluarga ini sekaligus mengajak makan bersama dengan menu ikan bakar, nasi sele yang juga dibuat disana. Sementara, bupati Gede Dana sendiri memilih tidur di tempat itu dengan beralaskan tikar yang terbuat dari pandan.
“Ini menginap yang kesekian kalinya di rumah warga, terkait kondisi rumah memang sangat layak mendapatkan bedah rumah,” lontar Bupati Gede Dana.
Gede Dana berjanji akan berupaya memperjuangkan memberikan bedah rumah kepada I Wayan Mardika sehingga memiliki rumah yang cukup layak.
“Tadi saya sempat berbincang juga dengan tokoh masyarakat dan warga, mereka meminta adanya perbaikan jalan menuju banjar dinas Bukit Catu hingga ke wilayah Bakung yang memang puluhan tahun tidak pernah tersentuh perbaikan,” ujarnya.
Dijelaskannya, terkait perbaikan akses jalan itu tahun 2023 ini pemerintah baru bisa merancang untuk melakukan pengaspalan di sepanjang 1 kilometer. Sisanya, rencananya akan dilakukan pada Tahun 2024 mendatang.
“Yang pasti 1 Kilometer di tahun 2023, sisanya tahun 2024 mendatang, apalagi akses jalan ini cukup vital, anak-anak sekolah juga harus jalan kaki sepanjang hampir 3 kilometer,” hemat Gede Dana.
Sementara itu, Kelian Dinas Bukit Catu,I Made Kari, menyebutkan jika akses jalan ke Bukit Catu tersebut telah rusak sejak puluhan tahun. Bahkan agar akses jalan tersebut bisa dilewati, warga pun bergotong royong dan urunan untuk tambal sulam menutup bagian lobang jalan yang membahayakan.
“Panjang ruas jalan yang rudak itu sekitar dua kilometer lebih, ya mulai dari Tinjalas itu sampai disini. Kami sangat berharap Bapak Bupati bisa memperbaiki akses jalan ini, kalau bisa di hot mix biar tahan lama,” pinta Made Kari. (Prokopim/BB)
Follow kami di Google News