BARBARETO.com | Lombok memiliki beragam budaya dan tradisi. Banyak juga legenda dan kisah-kisah turun temurun yang diyakini masyarakat hingga saat ini. Salah satu kisah yang sangat mistis adalah Desa Besari, sebuah desa yang secara misterius menghilang.
Untuk menguak kebenaran dari kisah tersebut, Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 dan PDIP NTB melakukan ekspedisi mistis mengungkap kebenaran. Ekspedisi tersebut melibatkan paranormal.
Ketua DPD PDIP NTB, Rachmat Hidayat mengatakan ekspedisi mistis tersebut dilakukan untuk mengedukasi generasi muda agar mencintai budaya leluhurnya.
“Ini agar generasi muda tidak kehilangan arah. Mereka lebih mencintai kebudayaan dan adat istiadat leluhur,” ujarnya, Rabu ( 25/5 )
Ekspedisi mistis tersebut juga menggandeng seorang paranormal, Ustad Nasir. Dari hasil penerawangan di Desa Besari, dia melihat aktivitas penduduk gaib yang hingga saat ini masih ada.
“Saat ini penduduk beraktivitas seperti berniaga dan bertani. Penduduk serupa dengan manusia biasa, namun wujud mereka tidak kasat mata,” ujar Ustad Nasir.
Ustad Nasir juga mendeskripsikan batas wilayah Desa Besari berdasarkan hasil penelusurannya secara non sains. Dari sana kebenaran demi kebenaran mulai terungkap. Cerita yang disampaikan melalui penerawangan gaib serupa yang disampaikan pemangku adat setempat.
Asal usul Desa Besari yang Hilang
Desa Besari dipercaya berada di Dusun Kertaraharja, Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Desa dan penduduknya diyakini berpindah alam ke alam gaib.
Pemangku Adat Dusun Kertaraharja, Amiq Kholid mengatakan asal usul hilangnya Desa Besari pada akhir abad ke 17. Saat itu Kerajaan Karangasem telah berhasil menaklukkan Mataram dengan mendirikan pusat kerajaan di Cakranegara Mataram.
Raja melihat Kedatuan (Kerajaan) Besari sangat makmur dengan penduduk berniaga dan bertani. Mereka kemudian menawarkan kerjasama. Namun Datu (Raja) Besari menolak tawaran tersebut, karena berpikir tidak menguntungkan bagi Kedatuan Besari.
Raja Karangasem mengutus sebagian besar prajurit untuk menginvasi Besari.
“Kemudian Datu Besari mengirim 100 hingga 200 prajurit untuk ke daerah pintu masuk kedatuan untuk bernegosiasi dengan Karangasem agar tidak terjadi pertumpahan darah,” kata Amiq Kholid.
Tawaran perdamaian ditolak oleh Karangasem. Akhirnya, Datu Besari memerintahkan seluruh penduduk agar berkumpul membawa ternak mereka ke Kedaton.
“Saat semua kumpul, datu mengambil batok kelapa diisi air dan didoakan. Kemudian air tersebut digunakan untuk menyirami seluruh Kedatuan tersebut. Dengan kehendak Allah SWT Kedatuan Besari hilang dan berubah menjadi hutan,” ujarnya.
Sejak saat itu Desa Besari menghilang. Para prajurit yang sebelumnya berada di luar bersedih karena mereka ditinggalkan. Namun suara misterius dari bekas Kedatuan Besari muncul menasehati prajurit.
“Suara itu muncul, mengatakan jika semua orang ikut hilang, siapa yang akan menceritakan kisah ini ke generasi berikutnya,” kata Amiq Kholid.
Dari kejadian tersebut, hingga saat ini secara turun temurun kisah hilangnya Desa Besari menjadi cerita masyarakat setempat.
Museum Desa
Amiq Kholid juga mendirikan sebuah museum yang diberi nama Museum Desa Genggelang. Di sana, beberapa benda peninggalan Kedatuan Besari dapat dijumpai.
Benda-benda tersebut berupa rompi raja Besari hingga lampu minyak. Di sana juga ada lontar yang mengisahkan kedatuan pertama di Lombok dan peta batas wilayah kedatuan.
Ada juga tempat tinta yang digunakan Carik (sekretaris negara), alat khitan zaman dulu, gelang, aneka piring dan lainnya.
“Ada juga papan Warige untuk ilmu astronomi atau perbintangan zaman dulu,” ujarnya.
Cerita Mistis
Meskipun Desa Besari telah hilang, namun desa tersebut sering muncul dan menunjukkan wujud kepada orang luar desa yang berada di sana.
Saat gempa Lombok 2018, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Jawa Barat membentuk posko di pintu masuk Air Terjun Kerta Gangga yang berada sangat dekat di lokasi Desa Besari. Relawan gempa melayani pengobatan untuk masyarakat.
“Anehnya banyak warga datang berobat jam 2 dini hari sampai subuh,” ujar Amiq Kholid.
Pasien-pasien yang berobat di sana justru sangat asing dan bukan berasal dari Desa Ganggelang. Keesokan harinya saat dokter melihat catatan nama pasien, nama pada catatan tersebut justru menghilang sendiri.
Tim dokter dan tentara yang bertugas di posko relawan sangat heran atas kejadian tersebut.
Beberapa hari berselang, posko relawan tersebut mendapat telepon dari Jakarta karena ada komplain tidak melayani penduduk Desa Genggelang untuk berobat. Itu membuat tentara yang bertugas mendatangi Kepala Desa Genggelang.
“Dua tentara yang bertugas di posko bertanya, kok ada komplain mereka tidak melayani masyarakat. Padahal setiap dini hari banyak masyarakat berobat,” ujarnya.
Saat Kepala Desa Genggelang bertanya, masyarakat mana yang berobat, para relawan posko kesehatan tersebut menyebut nama Desa Besari. Ini tentu menjadi keanehan karena desa itu tidak ada secara nyata.
Ada juga cerita penjual tikar yang pertama kali masuk ke Desa Besari dan mendapatkan keuntungan besar. Jualannya habis terjual. Namun keesokan hari akan berdagang ke sana, dia menjumpai seorang penduduk Desa Genggelang.
“Warga tanya pedagang itu mau ke mana, kemudian dijawab mau ke Besari. Warga langsung menjelaskan tidak ada desa di sana,” katanya.
Seketika itu pedagang itu sadar. Desa yang sebelumnya dilihat berubah menjadi hutan.
Penggalian Arkeologi.
Sementara itu Direktur Lembaga Kajian Sosial Politik Mi6, Bambang Mei Finarwanto, S.H., menambahkan, untuk action plan selanjutnya setelah ekspedisi mistis ini berhasil mengungkapkan telaah dari sisi non sains atau metafisika, yakni lewat penerawangan dengan ditemukannya dugaan kuat lokasi situs desa besari yang hilang yakni letak benteng, bentuk bangunan petilasan dan wujud bangunan lainnya.
Maka untuk membuktikan kebenaran eksistensi desa besari, perlu dilakukan penggalian arkeologi situs desa besari, apalagi di kawasan tersebut ditemukan prasasti atau bekas pondasi masjid kuno dikedatuhan besari. Hal ini tentu untuk mengungkap lebih jauh rahasia desa besari yang seutuhnya.
“Maka menjadi tugas sains yakni Arkeolog untuk memetakan landscape desa besari yang hilang guna mencari reruntuhan petilasan lain di kawasan tersebut,” ungkapnya.