BARBARETO.com | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dalam waktu dekat ini akan membentuk tim penjaringan melalui proses seleksi terhadap guru penggerak guna mengisi kekosongan Kepala Sekolah di satuan pendidikan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lotim melalui Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Ketenagaan (PK), Mustiaji Amirudin, Senin (12/06/2022).
“Rencananya kami akan membuat Tim dimana tugasnya ketika ada usulan promosi jabatan Kepala Sekolah, proses penjaringannya akan tetap melalui mekanisme seleksi,” terangnya.
Ditambahkannya, guna membantu terlaksananya proses penjaringan yang sesuai dengan harapan, Dinas Dikbud juga akan melibatkan Dewan Pengawas pendidikan yang mengetahui track record dan kinerja para guru penggerak yang layak untuk ikut seleksi biar tidak lagi ada kesan “titipan” bagi Kepala Sekolah yang baru di lantik. Namun murni dipilih atas dasar kecakapan dan kinerja mereka.
“Tujuannya adalah biar tidak ada kesan “titipan” tapi murni hasil tes seleksi melalui beberapa kategori penilaian,” pungkasnya.
Lebih-lebih untuk menghindari adanya Kepala Sekolah yang terpilih namun tidak cakap atau tidak bisa beradaptasi dan membangun sinergitas dengan para guru di lingkungan internal sekolahnya.
“Intinya yang bisa mengayomi, bersinergi dan memiliki kemampuan memunculkan ide-ide brilian untuk kemajuan peserta didik dan sekolahnya,” imbuhnya.
Baca juga : Warning!!!, Lotim Defisit Kepsek SD
Masih kata Mustiaji, adapun proses pembentukan Tim akan dilakukan usai Pelaksanaan Akhir Tahun (PAT) Semester Genap (2021/2022) bulan ini.
Ditambahkannya, jumlah kebutuhan Kepala Sekolah masih banyak, hanya saja belum bisa dilaporkan jumlahnya realnya karena belum selesai direkap.
“Balum selesai direkap, karena kalau yang sekarang kan ada yang mengundurkan diri, disitu juga ada faktor usia kemudian faktor kesehatan, kita belum lihat,” lanjutnya.
Kabid PK ini mengambil contoh salah satu Kepala Sekolah di Kecamatan Sakra Timur yang hingga saat ini masih mengalami kondisi kurang sehat atau Stroke.
“Seperti yang di Sakra Timur itu ada 1 Kepala Sekolah kalau tidak salah beliau Stroke, itu kita mau ganti juga,” imbuhnya.
Lebih jauh disampaikannya, pihaknya juga masih menerima usulan-usulan baru dari beberapa Sekolah yang butuh penyegaran. Di tambah lagi beberapa Kepala Sekolah yang terbilang sudah mulai lanjut usia yang masih Gaptek atau belum mengerti soal IT.
Menurutnya, selama apa yang menjadi usulan satuan pendidikan bertujuan untuk menunjang dan mendukung kemajuan sekolah tersebut dalam mencerdaskan tenaga pendidik dan siswanya, maka tidak ada alasan bagi Dinas Dikbud untuk mempersulit hal itu.
“Kita tetap akan memberikan ruang dan kesempatan,” tutupnya.