Diskusi Terbatas “Kolaborasi Membangun Generasi Lombok Timur”

0

barbareto.com | Pembangunan di Lombok Timur terus berjalan, walaupun dimasa pandemi ini. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur, pada tahun 2020 yang lalu pertumbuhan ekonomi mengalami Kontraksi diangka minus 3,10 persen.

Di tahun 2021 kemarin, berdasarkan hasil penelitian dari Lombok Research Center (LRC), pertumbuhan ekonomi Lombok Timur masih kuat dikarenakan adanya sumbangan dari sektor pertanian secara umum.

Walaupun pertumbuhan ekonomi minus, hal ini bisa dikatakan lebih bagus dari dari kabupaten/kota yang ada di NTB.

Hal ini mengemuka pada saat diskusi terbatas yang dilakukan pada Sabtu (19/2/20021) di Benteng Van Flower, Desa Lendang Nangka Utara Kecamatan Masbagik Lombok Timur.

Hadir ada kesempatan itu Bapak Faesal selaku Direktur Benteng Van Flower, Bapak dr. Tantowi Jauhari selaku Direktur Utama RSUD Soedjono Selong, Bapak Maharani peneliti dari Lombok Research Center (LRC), Bapak Herman Dosen Universitas Hamzanwadi, Bapak Hendri Yuda Direktur PT. Selaparang Finansial, Bapak Zaenul Arifin Sekretaris Bapilu DPW Golkar NTB dan beberapa pegiat pembangunan di Lombok Timur

Sektor Pertanian ini masih menjadi dominan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Timur.

Menurut Direktur Benteng Van Flower, Bapak Faesal, bahwa kontribusi dari sektor pertanian sangat besar, dan mengalami kontraksi dimasa pandemi Covid-19 hingga 0,39 persen.

Hal ini dibuktikan dengan masih terus adanya orderan beberapa benih dan insektisida dari kios-kios pertanian yang ada di Lombok Timur. Meski terlihat kecil, namun memberikan kontribusi besar, sehingga dampaknya sangat terasa.

Baca juga : LRC : Kecurigaan Dewan Lombok Tengah Terkait Penyelundupan Pajak Hiburan Logis

Tiga komoditi unggulan Pertanian di Lombok Timur memberikan dampak ditengah masyarakat. Seperti Tembakau, produksi tahun 2019 mencapai 39,646 ton dari luas lahan 22,496 hektare. Dan mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 33,701 ton dari luas lahan 20,691 hektare.

Turun hingga 15 persen karena faktor demand (penurunan permintaan) dan karena dampak Pandemi Covid-19. Dimasa Normal tahun 2021 ini, Pemerintah memperkirakan akan mengalami kenaikan jumlah produksi Tembakau.

Untuk tanaman Padi mengalami peningkatan hingga 30 persen. Pada tahun 2019 lalu jumlah produksi mencapai 397.343 ton dari luas lahan 73,26 ribu hektare.

Sedangkan pada tahun 2020 mencapai 407.504 ton gabah kering giling (GKG) dari luas lahan 73,31 ribu hektare. Untuk tanaman jagung justru mengalami penurunan dari tahun 2019 mencapai 151 ribu ton, turun menjadi 140 ribu ton di tahun 2020.

Hal senada juga dikatakan oleh Maharani yaitu Sebanyak 1,27 juta jiwa pemuda NTB merupakan aset yang memiliki peran penting bagi kemajuan NTB dalam berbagai sektor ekonomi, tanpa terkecuali sektor pertanian.

Namun, pada kenyataannya, minat pemuda di NTB untuk berkiprah di sektor pertanian masih kalah populer dibandingkan dengan minat pemuda untuk berkiprah pada sektor jasa.

Namun, kiprah pemuda NTB di sektor pertanian masih lebih populer dibandingkan dengan sektor industri karena memang provinsi NTB bukanlah menjadi basis sektor industri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2021, hanya 24,07 persen pemuda yang bekerja di sektor pertanian.

Sementara itu 23,43 persen di antaranya bekerja di sektor industri dan mayoritas sebesar 52,50 persen bekerja di sektor jasa.

Untuk itu, Maharani mengatakan bahwa, jika ingin melihat pemuda terjun dan mau terlibat di sektor pertanian maka kebijakan pemerintah daerah Lombok Timur dan NTb harus pro kepada sektor pertanian dan memberikan akses yang seluas-luasnya kepada generasi muda.

Tidak hanya dalam sebatas wacana, namun ditunjukkan oleh kebijakan anggaran yang jelas, jika perlu minimal 10 persen dari belanja daerah harus ke sektor pertanian.

Dalam kesempatan tersebut Bapak dr. Tantowi selaku Direktur Utama RSUD Soedjono Selong juga menegaskan bahwa permasalahan dasar kesehatan di Lombok Timur selain Covid-19 yaitu masih sekitar Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) dan masalah generasi penerus yaitu masih lumayan tingginya angka stunting.

Untuk itu, menurut Tantowi diperlukan kolaborasi bersama semua pihak untuk mewujudkan generasi yang sehat demi kemajuan pembangunan Lombok Timur kedepannya.

“Diperlukan kolaborasi bersama untuk mewujudkan generasi yang sehat dan kuat demi mensukseskan pembangunan Lombok Timur kea rah yang lebih baik,” ungkapnya.

Hal senada juga diungkapakan oleh Bapak Hendri Yuda, bahwa keterlibatan anak-anak muda khususnya generasi emas Lombok Timur dalam pembangunan akan memberikan banyak efek yang positif. Dan pemerintah daerah harus melibatkan anak-anak muda dalam pembangunan ini.

Dalam kesempatan tersebut juga disepakati bersama untuk melakukan pertemuan lebih lanjut guna mendetailkan model kolaborasi bersama untuk pembangunan Lombok Timur.

No comments

Exit mobile version