DPMD Lotim dan KONSEPSI NTB Gelar Workshop Guna Atasi Dampak Perubahan Iklim di Lotim

0

Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Guna mengatasi dampak perubahan iklim di Lombok Timur, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) menggelar Workshop Inisiasi Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD-API), yang berlokasi di KUD Utama Depan Kelurahan Rakam, Kecamatan Selong, Lotim. Hal tersebut penting untuk dilaksanakan sebagai rancangan formulasi, untuk menghadapi dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim sosial, budaya, ekonomi, pembangunan, cuaca dan yang lainnya di wilayah Lotim.

Adapun acara tersebut diinisiatori oleh KONSEPSI NTB yang menggandeng Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Lotim dan OXFAM bersama ANCP (Australian NGO Corporation) di Indonesia serta atas dukungan dari DFAT (Asutralian Goverment Departemen of Foreigen Affair and Trade).

Kepala Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Dinas PMD Lotim Assirul Kabir, M.Si mengatakan tujuan dari acara tersebut ialah untuk menginisiasi pembentukan tim rumusan yang akan melaksanakan RAD-API ke depannya. Ia sendiri mengakui bahwa diskusi tentang API tersebut, sudah lama menjadi perbincangan di kalangan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di Lotim.

Namun hal itu belum menjadi aksi dari Daerah Lotim, dikarenakan menurutnya sponsor pada sebelumnya yang bernama Islamic Relief tidak sampai membentuk agenda dari RAD-API. “RAD-API yang dibentuk oleh Islamic Relief sebelumnya itu hanya sampai ke tingkat Provinsi,” ujar pria yang juga sebagai Sekretaris Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Lotim. Senin, 14/12/2020.

Sehubungan kontrak KONSEPSI NTB dengan Islamic Relief telah habis, untuk itulah ia menjelaskan RAD-API kemudian dilanjutkan oleh KONSEPSI NTB dengan menggandeng sponsor dari OXFAM tersebut. Sehingga nantinya dari hasil workshop ini, ia akan membentuk tim Kelompok Kerja (Pokja) yang bertugas untuk menyusun RAD-API.

Tentunya dalam pembentukan Pokja tersebut, kata Kabir yang terlibat nantinya yakni diambil dari masing-masing OPD terkait serta dari beberapa unsur elemen kelompok masyarakat lainnya. “Yang terlibat nantinya OPD dan beberap unsur individu, perguruan tinggi, NGO dan yang lainnya. Anggota perumusannya itu nanti sebanyak 6 sampai 8 anggota,” imbuhnya.

Target dari perumusan itu sendiri, katanya akan diselesaikan secepat mungkin. Mengingat, peran dan fungsi dari RAD-API tersebut sangat penting untuk mengatasi perubahan iklim sosial, budaya, ekonomi, pembangunan, cuaca dan lainnya yang berada di wilayah Lotim.

Oleh sebab itulah, ia menyebut paling lambat yakni bulan Januari tahun 2021 akan terbentuk tim perumusan tersebut. “Kami harapkan hasil tim perumus bisa secepatnya diselesaikan, paling nggk bulan Januari nantinya telah tersusun tim RAD itu,” tandasnya.

Adapun jumlah tim rumusan itu nantinya akan disesuai dengan jumlah anggaran belanja, yang disedikan oleh Daerah diperuntukkan kepada program RAD-API. Ia juga meyakini bahwa susuan tim RAD nantinya bisa rampung pada bulan Januari 2021.

Ia mengharapkan dengan gelaran workshop tersebut, nantinya bisa membentuk tim RAD-API yang menjadi tujuan utama dari acara tersebut. Sehingga sinergitas dan koordinasi akan terus di jalankan nantinya oleh OPD terkait dengan tim Pokja yang sudah dibentuk.

“Dengan tersusunya RAD-API ini, kemudian program-program yang ada OPD terkait bisa dikoordinasikan sehingga mengahsilkan sinergitas dalam prespektif perubahan iklim itu sendiri,” sebutnya.

Dengan begitu, lanjutnya, OPD diharapkan tidak ada lagi yang berjalan sendiri ke depannya. Akan tetapi harus berjalan brgandengan dengan sudut pandang API, yang akan menerbitkan RAD.

Pada acara tersebut, juga dihadiri oleh perwakilan dari beberapa pimpinan OPD Lotim, serta Kepala Seksi Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lotim Rizal dan Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim L. M. Nasip Kasim sebagai pemateri dalam kegiatan workshop.

Sementara itu, Rizal selaku Kasi SDA mewakili Bapedda Lotim menyebut bahwasanya saat ini iklim agak sulit diperdiksi oleh pihaknya. Sebab, perubahan iklim beberapa tahun terakhir sulit diperdiksi karena iklim itu sendiri sebagai fenomena alam yang dapat berubah tanpa adanya perkiraan.

Terlebih lagi, ia mencontohkan ketika musim penghujan tiba pada tahun ini sulit untuk diprediksi. Hal itu diakibatkan karena pihaknya sulit mendetaksi kejadian alam dibandingan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu ia akui bukan karena pihaknya yang kurang jeli, namun lebih kepada perubahan alam yang tidak menentu.

Tentu hal itu berdampak besar ketika di suatu wilayah terdapat perubahan iklim yang cepat, namun disertai dengan perbedaan intensitas. “Sebelumnya perubahan cuaca itu cepat kami prediksi, namun sekarang ini sulit sekali untuk memperdiksi perubahan iklim itu,” jelasnya.

Oleh sebab itulah, ia mengapresiasi gelaran workshop RAD-API tersebut. Pasalnya perbubahan iklim yang mulai tidak stabil tentu akan berdampak besar nantinya ke beberapa sektor jika tidak diranggulangi bersama. Sehingga ia juga mengharapkan dengan dibentukanya tim penyusun RAD-API itu, bisa menjadi salah satu sulosi dalam rangka membangun Daerah di masa mendatang. (gok)

No comments

Exit mobile version