Mataram, barbareto.com – Indo Survey dan Strategi (ISS) merilis hasil survei untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Nusa Tenggara Barat (NTB) 2024. ISS memotret peta elektoral-elektabilitas sejumlah figur yang akan berlaga di Pilgub NTB 2024. ISS memotret popularitas, elektabilitas personal figur, kemudian membuat sejumlah simulasi pasangan calon. Baik skema empat paslon, tiga paslon, hingga dua paslon (head to head).
Berikut hasil survei lengkap ISS untuk Pilgub NTB 2024
Popularitas tokoh:
Zulkiflimansyah 72 persen, Sitti Rohmi Djalillah 71,6 persen, Suhaili 69,2 persen, Lalu Gita Ariadi 57,8 persen, Sukiman Azmy 42,5 persen, Lalu Muhamad Iqbal 36,1 persen, Indah Dhamayanti Putri 30,2 persen, Mohan Roliskana 25 persen, Lalu Pathul Bahri 24,8 persen, Musyafirin 17,8 persen.
Top of Mind tokoh:
Zulkieflimansyah 14,2 persen, Sitti Rohmi Djalillah 8,1 persen, Suhaili 7,3 persen, Lalu Gita Ariadi 7 persen, Lalu Muhamad Iqbal 6,4 persen, Sukiman Azmi 6,1 persen, Indah Dhayanti Putri 4,2 persen, Musyafirin 1,3 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 12,6 persen
Elektabilitas (keterpilihan) potret terkini:
Zulkieflimansyah 25,9 persen, Sitti Rohmi Djalillah 11,7 persen, Suhaili 11,6 persen, Lalu Gita Ariadi 9,4 persen, Lalu Muhamad Iqbal 7,1 persen, Sukiman Azmi 6,8 persen, Indah Dhayanti Putri 5,3 persen, Musyafirin 1,3 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 19,5 persen.
Elektabilitas calon gubernur (simulasi 4 nama):
Zulkieflimansyah 27,4 persen, Sitti Rohmi Djalillah 17,1 persen, Lalu Gita Ariadi 15,3 persen, Lalu Muhamad Iqbal 13,6 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 26,6 persen.
Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama):
Zulkieflimansyah 32,9 persen, Sitti Rohmi Djalillah 21,7 persen, Lalu Gita Ariadi 17,5 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 27,8 persen.
Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama):
Zulkieflimansyah 33,7 persen, Sitti Rohmi Djalillah 22,5 persen, Lalu Muhamad Iqbal 20,1 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 23,7 persen.
Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama):
Zulkieflimansyah 36,4 persen, Lalu Gita Ariadi 24,6 persen, Lalu Muhamad Iqbal 17,3 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 21,6 persen.
Elektabilitas calon gubernur (simulasi 3 nama):
Sitti Rohmi Djalillah 30,2 persen, Lalu Gita Ariadi 25,1 persen, Lalu Muhamad Iqbal 18,9 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 25,7 persen.
Elektabilitas calon wakil gubernur (potret terkini):
Suhaili 21,8 persen, Sukiman Azmi 19,7 persen, Indah Dhamayanti Putri 12,7 persen, Musyafirin 9,2 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 18,1 persen
Simulasi 4 pasangan calon:
Zul-Uhel 29,7 persen, Rohmi-Firin 19,9 persen, Gita-Sukiman 16,3 persen, Iqbal-Dinda 12,2 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 21,9 persen.
Simulasi 3 pasangan calon:
Zul-Uhel 35,7 persen, Gita-Sukiman 23,6 persen, Iqbal-Dinda 18,6 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 22,1 persen.
Simulasi 2 pasangan calon (head to head):
Zul-Uhel 43,8 persen, Rohmi-Firin 30,4 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 25,8 persen.
Simulasi 2 pasangan calon (head to head):
Zul-Uhel 38,7 persen, Gita-Sukiman 32,1 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 29,2 persen.
Simulasi 2 pasangan calon (head to head):
Zul-Uhel 42,4 persen, Iqbal-Dinda 29,1 persen, Tidak Tahu/Tidak Menjawab 28,4 persen.
Direktur Strategi dan Operasional ISS Karyono Wibowo menerangkan bahwa survei tersebut memiliki 880 responden yang di ambil dengan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of erorr) -+ 3,37 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei di lakukan dengan metode wawancara pada tanggal 20-25 Juli 2024.
Secara umum, Karyono berpandangan Pilgub NTB 2024 masih cukup dinamis. Setiap figur atau paslon, tidak bisa mengeklaim sebagai paslon yang strong (kuat).
“Dari temuan kami, Pilgub NTB masih sangat cair, dinamis. Pergerakan dan migrasi pemilih masih sangat bebas. Maka, para paslon tidak boleh ada yang terlampau jumawa,” kata Karyono saat sesi konferensi pers usai merilis hasil survei di Astoria Hotel Mataram pada Jumat (2/8/2024).
Perubahan atau migrasi pilihan itu menurutnya disebabkan banyak hal. Seperti peneterasi politik ke akar rumput, gempuran money politik, serta visi-misi.
“Kalau visi misi ini biasanya pemilih kritis,” bebernya.
Elektabilitas GasMan
Di tempat yang sama, Peneliti Pusas Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PusDek) UIN Mataram Dr Ihsan Hamid menjelaskan, apa arti dari tingkat persentase ekektabilitas di atas? Zul dan Rohmi selaku mantan petahana belum mencapai ekektabilitas 51%. Artinya sangat mudah tuk dikalahkan (menurut teori survei dimanapun di dunia ini).
“Lalu siapa yang paling potensial untuk mengalahkannya? Tentu elektabilitas yang terdekat keduanya, yaitu GASMAN dengan 16,3%. Bahkan dengan MoE 3.7, sebenarnya Gasman dan Rohmi berada pada posisi +/- sama. Bila 16,3 persen ditambahkan 3,7 persen, maka GASMAN berada pada 20%, Iqbal-Dinda 15.9%, Zul dikurangi 3,7 menjadi 26%, dan Rohmi ditambah 3,7 menjadi 23,6%,” paparnya.
Kesimpulan, pertama; Dua posisi teratas selaku petahana hampir pasti dapat dikalahlan oleh GASMAN; kedua Iqbal-Dinda terlalu berat untuk bisa bersaing dengan dua paslon teratas maupun dengan GASMAN.
“Lalu apa yg ditakuti dan ditunggu oleh GASMAN untuk tidak maju melaju? Apa maju melaju cukup hanya sampai di sini? Miq Molah yang membuat diksi ini, ayo buktikan kalau maju melaju ini tidak menjdi Malu Melaju,” paparnya.
Ikuti kami di Google News