barbareto.com | Lombok Timur – Gerakan Pemuda Peduli (GPP) Bilok Buntu bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Bilok Petung menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis dan sosialisasi dampak pernikahan dini di Dusun Bilok dengan menggandeng komunitas Genre dan TGB Institute, pada hari Sabtu (11/12).
Dusun Bilok merupakan salah satu dusun di Desa Bilok Petung yang berada cukup jauh dari pusat layanan kesehatan.
Warga sangat antusias mengikuti layanan kesehatan gratis yang diselenggarakan komunitas pemuda dan Pemerintah Desa Bilok Petung itu, puluhan warga tumpah ruah berdatangan untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis.
“Saya bersyukur ada kegiatan seperti ini, karena sebelumnya tidak ada yang melakukan hal-hal seperti ini,” kata Rusdi Efendi salah satu pemuda dusun Bilok.
Untuk menuju ke layanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), warga harus menempuh jarak yang lumayan jauh, berliku, menanjak dan membutuhkan waktu satu jam lebih.
“Saya mau cek kesehatan, terutama gula darah dan asam urat tapi jauh,” ungkap salah seorang warga.
Baca juga : Cerita Dibalik Ritual “Ider-ider” di Desa Bilok Petung
Selain harus menempuh jarak dan waktu yang lumayan lama, warga juga harus membayar ketika hendak mengecek gula darah dan asam urat.
“Kita bayar bapak?,” kata ibu Hurniati.
Bukan hanya layanan kesehatan, untuk mendapatkan obat juga sama susahnya, karena di sekitar lokasi tidak ada toko obat.
“Harus ke Puskesmas pak,” tambah Hurniati.
Sementara itu, pihak desa sangat mengapresiasi kegiatan layanan kesehatan gratis yang diinisiasi oleh pemuda dusun Bilok itu.

“Alhamdulillah sangat membantu kita di pemerintahan, terutama untuk layanan kesehatan,” kata Rusdi Kades Bilok Petung.
Menurut Rusdi masalah yang dihadapi masyarakatnya saat ini, tidak hanya masalah layanan kesehatan gratis, salah satu masalah besar yang juga dihadapi masyarakat dusun Bilok adalah pernikahan dini.
“Memang tidak bisa dipungkiri, ini masalah besar yang kami alami, meskipun berbagai upaya telah kami lakukan,” ungkap pak Kades.
“Saya berharap ke depan kegiatan serupa bisa terselenggara lagi,” harap Kades.
Oleh karena itu, sosialisasi tentang dampak buruk pernikahan dini merupakan salah satu langkah mencegah terjadinya pernikahan dini.
“Saya sangat beruntung bisa mengikuti sosialisasi ini, saya menjadi tau dampak buruk pernikahan dini,” ungkap salah seorang pemuda.