Ida Jro Satya Dhama: Makna Mendalam Hari Raya Ngembak Geni Bagi Umat Hindu

0

barbareto.com | Hari Raya Nyepi telah berlangsung tanggal 3 Maret 2022 kemarin. Biasanya selepas merayakan upacara Nyepi 24 jam penuh, umat Hindu di Bali akan menggelar prosesi Ngembak Geni. Apa itu tradisi Ngembak Geni?

Menurut Ida Jro Satya Dhama Pasraman Isyana Vishnu Vardhana – Malang Jawa Timur

Sehari setelah hari suci Nyepi, disebut hari suci Ngembak Geni.  Pada saat hari suci Nyepi, para umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian.

Ngembak Geni sendiri secara bahasa yaitu ngembak artinya ‘bebas’ dan geni artinya ‘api’.

Jadi, Ngembak Geni ini memiliki makna bebas menyalakan api atau beraktivitas kembali seperti sedia kala.

Adapun penyelenggaraan Catur Brata Penyepian seperti berikut ini Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungaan, dan Amati Lelanguan.

Tetapi dalam tradisi penyebutannya hanya satu yaitu hari suci Ngembak Geni.

“Hal ini dikatakan secara tradisi seperti itu, karena berkaitan dengan pengertian Ngembak Geni itu sendiri,” kata Ida Jro Satya Dhama yang juga sebagai penasehat yayasan jaringan hindu nusantara .

Baca juga : Rangkaian Nyepi di Denpasar Berjalan Lancar, Jaya Negara dan Arya Wibawa Sampaikan Terimakasih Kepada Semua Pihak

Kata Ngembak Geni, terdiri dari dua kata yaitu Ngembak yang berarti terbuka atau bebas.

Kemudian kata Geni bermakna api yang mempunyai sifat panas.

Api adalah lambang semangat. Dengan perayaan hari suci setelah Nyepi yang terkenal penyebutannya secara tradisional dengan Ngembak Geni.

Penyebutan seperti ini karena Geni secara makna bebasnya berupa simbol yaitu api, yang sering dianalogikan bahwa api itu adalah lambang semangat.

Bahkan zaman dulu semasih ada Departemen Penerangan pada pemerintahan Indonesia ada semboyan yang sering dikumandangkan dengan ucapan ‘api nan tak kunjung padam’.

“Artinya semangat yang tak pernah mati. Dengan semangat yang membara atau berkobar sesuai dengan sifat api, maka setelah perayaan hari suci Nyepi sebagai pergantian tahun baru Saka bagi umat Hindu diharapkan memunculkan semangat baru setelah melakukan perenungan dengan landasan Catur Brata Penyepian,” katanya.

Sebagai pegangan untuk mulat sarira atau introspeksi diri, sehingga menjadi cemeti untuk menatap masa depan yang lebih baik.

Tahap puncak ritualnya pada perayaan hari suci Nyepi dengan prosesi kegiatan melakukan Catur Brata Penyepian.

Pada saat inilah umat Hindu Nyepi atau Nyipeng untuk merenung dan mulat sarira (introspeksi diri) serta tentang dari hal-hal yang dilaksanakan untuk koreksi diri agar pada tahun baru Saka ini muncul semangat baru, pikiran baru untuk masa depan yang lebih baik.

“Serta mengurangi bahkan menghilangkan pikiran, perkataan, dan perbuatan negatif dengan landasan ajaran Dharma/ajaran kebenaran (ajaran agama Hindu) yang sering disebut Tri Kaya Parisudha,” jelasnya.

Akhirnya tibalah pada tahap terakhir dari rangkaian hari suci Nyepi, yaitu secara tradisional disebut hari suci Ngembak Geni.

Pada hari ini para umat Hindu melakukan persembahyangan untuk memuja keagungan-Nya sebagai wujud syukur atas karunia-Nya telah melimpahkan kerahayuan dan kerahajengan.

Sehingga mencapai kebahagiaan lahir batin, baik di atas dunia, maupun di akhirat berdasarkan Dharma yang sering disebut dalam tujuan agama Hindu ‘Moksartam Jagadhita ya Ca Iti Dharma’.

Di samping itu, pada saat hari suci Ngembak Geni ini para umat Hindu mekakukan ‘Dharma Shanti’ dengan keluarga besar, masyarakat, dan dengan para umat lain juga.

Sebagai wujud toleransi bahwa manusia itu sama bahkan diakui sebagai saudara ‘Waisudewa Kutumbakam’.

Ida jro satya dama sebagai bhawati di kota malang menjelaskan.

“Dalam kegiatan ini kita sebagai umat manusia saling mendoakan, mengucap syukur atas karunia-Nya dan sekalian silaturahmi serta saling maaf-memaafkan untuk memulai kehidupan yang lebih baik, lebih damai, lebih tenang sehingga terwujud keharmonisan bersama,” ucapnya. (*/rdy)

No comments

Exit mobile version