barbareto.com | Tabanan – Keberadaan hutan sebagai paru-paru dunia memang harus dijaga dan dirawat, keberadaan hutan yang ada di daerah tropis maupun subtropis sangat berpengaruh terhadap ekosistem. Agar kondisi hutan tetap lestari dan tidak rusak di jamah tangan-tangan jahil, berbagai upaya di lakukan oleh Pemerintah, seperti hutan lindung. Perlu dijaga oleh semua komponen baik Pemerintah maupun masyarakat. Terlebih jika hutan tersebut memberi kontribusi besar terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
Begitu juga akan keutamaan hutan sebagai paru-paru dunia yang dapat menyerap karbondioksida dan menyediakan oksigen bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Banyaknya manfaat hutan bagi kehidupan makhluk hidup mengharuskan kita ikut menjaga dan melestarikan hutan.
Di Bali khususnya, yaitu kawasan hutan Batukaru yang terletak di Kecamatan Penebel. Kabupaten Tabanan. Kawasan yang memiliki luas 141,88 km persegi yang mana banyak memberi kontribusi bagi masyarakat, begitu juga dengan keunggulan dan keaneka ragaman dan menjadi destinasi wisata.
Kawasan hutan yang masih memiliki daya tarik tersendiri yaitu Gunung Batukaru, yang sampai saat ini menjadi salah satu tujuan para pecinta alam.
Untuk menjaga agar kawasan hutan lindung dan sebagai kawasan suci. Sudah semestinya harus tetap dijaga kelestariannya. Pihak desa yang di prakarsai oleh Bendesa Adat, memohon atensi dari pihak – pihak terkait agar peran serta Desa Adat turut serta dilibatkan didalam pengelolaan.
Seperti di ungkapkan oleh I Ketut Sucipto, beberapa waktu lalu. Selaku Bendesa Adat Pekandelan Batukaru menyatakan.
“Kawasan hutan Batukaru merupakan kawasan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan warga, khususnya di wilayah kami, dan mengingat sumber air berasal dari kawasan hutan Batukaru,” terangnya.
Ditambahkan juga oleh I Ketut Sucipto, pentingnya ekosistem alam kawasan hutan lindung gunung Batukaru, I Ketut Sucipto selaku tokoh masyarakat berupaya bersama warga dan pengurus Pura Batukaru melakukan sosialisasi, sampai dengan pengawasan terutama terhadap pengunjung maupun pendaki untuk senantiasa memelihara hutan sebagai bentuk tanggung jawab kita bersama, serta melakukan langkah pencegahan, pengerusakan hutan maupun kebakaran hutan.
Kekawatiran ini mulai muncul tatkala adanya aktivitas warga yang melakukan pendakian ke kawasan hutan tanpa ada pengawasan, baik untuk wisata maupun untuk melakukan persembahyangan.
Atas dasar inilah I Ketut Sucipto selaku Bendesa Adat meminta dinas atau instansi terkait agar melibatkan Desa Adat sebagai garda terdepan dalam penjagaan hutan, untuk dapat bekerjasama dengan instansi terkait didalam pengelolaan wilayah, khusus di wilayah Batukaru, karena wilayah tersebut masuk dalam wilayah Desa Adat.