BARBARETO.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur (Lotim) penuhi panggilan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pemanggilan tersebut dilakukan, menyusul adanya dugaan amburadulnya sistem maupun tata kelola pendidikan Lombok Timur dibawah Kepemimpinan Kepala Dinas Sekarang.
Hanya saja DPRD sangat menyayangkan ketidakhadiran Kepala Dinas yang menjadi top leader, sehingga beberapa pertanyaan yang dilontarkan DPRD belum bisa dijawab.
Dari pantauan media ini Terlihat, yang hadir memenuhi panggilan dewan adalah Sekretaris Dinas, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Menengah Pertama (SMP), Kabid SD, Kabid PAUD serta PPK pada SMP.
Ketua Komisi II DPRD Lotim menyebut, yang menjadi titik tekan pemanggilan tersebut adalah raport Pendidikan Lombok Timur yang masih merah, dimana pola Pendidikan saat ini dinilai belum sesuai dengan visi-misi Bupati.
Pun demikian dengan pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang belum optimal serta kualitas pembelajaran.
“Satupun pertanyaan belum bisa dijawab sama Sekdis maupun Kabid, dimana saat ini raport pendidikan kita masih merah,” tegas Ketua Komisi II DPRD Lotim Waes Al Qorni dari Fraksi PAN kepada Barbareto.Com pada Rabu (01/03/2023).
Tak hanya itu, lanjut Waes, Sikap kepala Dinas Dikbud yang membantah tudingan Dikbud Amburadul dengan prestasi juga tak berdasar, pasalnya Prestasi tersebut merupakan capaian pejabat terdahulu, padahal bisa di komunikasi bersama agar masalah tersebut terselesaikan.
“Ketika disampaikan ada temuan Kadis seharusnya tidak reaktif, justru Kadis harus membuka ruang komunikasi agar bersama-sama menyelesaikan masalah tersebut,” imbuhnya.
Waes mengingatkan, sekelumit permasalahan pada Dunia pendidikan Lombok Timur harus segera tertangani, karenanya DPRD akan kembali menjadwalkan ulang pemanggilan kepala Dinas Pendidikan Lombok Timur, dengan catatan apabila yang bersangkutan tidak mengindahkan pemanggilan dengan terpaksa harus dibentuk pansus, terlebih desakan dari fraksi untuk membentuk pansus berhembus kencang.
“Kami akan panggil sekali lagi kadis pendidikan untuk memberikan klarifikasi, apabila tidak hadir mau tidak mau harus dibentuk pansus,” ujarnya.
Lebih jauh dipaparkan Waes, permasalahan setiap tahun pada tubuh Dinas Pendidikan tetap sama, terutama bangunan yang belum terakomodir secara merata dengan alasan Dapodik, sehingga dirinya kembali menegaskan tugas untuk dari Dikbud itu sendiri.
“Apa tugas Dikbud selama ini, setiap tahun permasalahan sekolah sama saja, yakni banyak sekolah yang belum di akomodir untuk perbaikan,” ketusnya.
Terpisah, dikonfirmasi via Whatsapp, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir mengingat di waktu bersamaan dirinya menghadiri menghadiri rapat SPM.
“Kami mengucapkan terima kasih yang tulus atas seluruh, kritik, saran, masukan, utk menjadi perhatian kami semua, untuk lebih semangat dimasa yang akan datang,” singkat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lotim, Izzuddin.
Follow kami di Google News