barbareto.com | Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Mataram Desa Lembuak, Kecamatan Narmada menggelar sosialisasi dengan tema penguatan ketersediaan pangan dan penguatan zero waste di tingkat desa, bertempat di aula kantor desa Lembuak. Jumat (04/02/2022).
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Desa Lembuak, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB.
Ketua KKN Tematik Unram Desa Lembuak, Ikhlas Ardy Putra memperkenalkan program rumah bibit dan pupuk kompos dari daun kering sebagai program kerjanya.
“Program rumah bibit ini bertujuan mengajak masyarakat untuk menanam bibit sayuran pangan di halaman rumah agar tidak perlu membeli. Sedangkan pupuk kompos ini adalah program untuk membuat pupuk sendiri, pembuatan pupuk dari sampah daun kering yang di kemudian dicampur dengan cairan kimia,” Kata Ikhlas Ardy Putra.
Baca juga : Dukung Potensi Daerah, Mahasiswa KKN Tematik UNRAM Kembangkan Muara Selayar Sebagai Objek Wisata
Dalam sambutannya, Sekretaris Desa Lembuak, Zaenal Aripin menyinggung masalah zero waste yaitu tentang sampah yang belum bisa terselesaikan khususnya di Desa Lembuak.
“Kami di desa Lembuak ini membentuk lembaga swadaya masyarakat untuk menyelesaikan masalah sampah ini,” ujarnya.
Dalam presentasinya, perwakilan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, Ibu Ida Ayu Agung Sidhi Winayeni, S.P.,M.I.Kom., mengatakan bahwa masalah pangan ini adalah masalah yang paling mendasar, hak asasi yang paling mendasar, ketahanan pangan adalah suatu kondisi ketersediaan pangan di suatu wilayah sampai ke tingkat individu.
“Ada 3 pilar yang harus terpenuhi, pertama adalah Ketersediaan pangan itu sendiri, keterjangkauan (akses) pangan itu sendiri, dan pemanfaatan pangan itu sendiri,” ungkapnya.
Dalam kesempatannya, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Bapak Try Wahyudi mengatakan bahwa Lombok Barat sendiri menghasilkan timbunan sampah 45 ton per hari. Baik dari sampah rumah tangga, sampah organik, dan sampah daur ulang.
Ia Juga mengungkapkan bahwa masyarakat kurang mengetahui tentang pemanfaatan sampah.
“Sampah bisa menjadi musibah dan berkah, sampah bisa menjadi musibah, seperti penyakit DBD dan lain-lain. Tapi sampah juga bisa menjadi berkah, banyak bank sampah yang berhasil di NTB,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan tentang pentingnya diskusi mengenai sampah, Masyarakat yang harus dituntut kreatif. Ia juga mengusulkan agar pemerintah desa bisa membuat peraturan desa mengenai sampah.
“Tidak ada diantara kita yang tidak membuang sampah setiap harinya. Mari kita tanamkan dalam diri kita bahwa sampah kita adalah tanggung jawab kita,” ajaknya.