Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Makam anak iwoq merupakan salah satu dari sekian makam yang berada di bumi Lombok yang terkenal dengan mitos dan kekuatan magisnya, berlokasi di Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur – Nusa Tenggara Barat.
Kabar yang tersiar di masyarakat saat ini, makam anak iwoq menurut cerita turun temurun ialah makam seorang anak yang tidak mempunyai sanak famili. Itu sesuai dengan namanya, iwoq dalam bahasa sasak adalah mereka yang tidak punya siapa-siapa dalam hidupnya.
Menelisik lebih dalam lagi, ternyata kabar tersebut kurang pas dengan historical dari makam anak iwoq itu sendiri. Persepsi yang terbangun selama ini di masyarakat, makam anak iwoq sudah terlanjur dimaknai dengan kehidupan hampa seorang anak kecil yang saat meninggal ia mengubur dirinya sendiri.
Namun menurut pemangku makam anak iwoq Qudsi Ali mengungkapkan bahwa sampai dengan saat ini tidak ada yang mengetahui secara persis tentang siapa dan dimana asal makam tersebut.
Pria yang sejak tahun 30 tahun lalu menjadi penjaga makam anak iwoq itu menceritakan bahwa dulunya pada tahun 1910 semenjak kedatangan Belanda makam anak iwoq tersebut memang sudah ada.
“Makam itu sudah ada sejak tahun 1910, sejak kedatangan Belanda dulu. Namun karena masyarakat disini masih buta huruf, makanya tidak ada catatan pastinya,” jelasnya.
Sebelum bernama makam anak iwoq, beberapa versi cerita juga ia paparkan mengenai asal usul lahirnya nama dari makam itu, yang sebelumnya bernama makam pancor dan makam timba ekek.
Lebih detail lagi, Qudsi menuturkan cerita versi pertama yang mengatakan jika asal muasal dari makam itu dulunya menurut warga setempat, ada seseorang pemancing yang memungut kepala manusia di pinggir pantai.
Namun, ketika keesokan harinya ternyata kepala itu ditemukan kembali di tempat semula oleh seorang pemancingyang merupakan warga sekitar. Sampai dengam 3 kali kejadian yang semula terus menerus terjadi.
Untuk itulah, pemancing itu kemudian berinisiatif untuk menguburkan kepala manusia itu di lokasi yanh bertepatan dengan makam anak iwoq sekarang ini.
Sebelumnya, memang pemancing tersebut kata Qudsi sudah mendapatkan hidayahnya dalam mimpinya. Yang dalam mimpi itu menyebutkan bahwa si pemancing harus menguburkan kepala itu di pinggir pantai. Tentu dengan syariat Agama Islam yang dianut pada waktu itu oleh mayoritas mayarakat setempat.
“Itulah cerita versi pertama yang di sampaikan oleh orang tua kita terdahulu disini,” ujarnya.
Adapun tempat makam itu berdiri sekarang ini, ia membeberkan bahwa dulunya dilokasi tersebut masih hutan rimba dan ada satu mata air. Sehingga pada waktu itu terbitlah nama makam pancor karena disana tempat sebuah “pancoran” atau sumber mata air.
Tepat di lokasi mata air itu, dirinya juga mengatakan bahwa akhirnya lokasi yang dililih oleh si pemancing itu mengubur kepala di dalam satu pohon besar. Disanalah letak asal mulanya kemudian makam anak iwoq berada di dalam pohon besar.
Yang kemudian beberapa waktu yang lalu akhirnya pohon tersebut di tebang dan diganti oleh Qudsi dengan membuatkan rumah sebagai tempat makam anak iwoq tersebut. Bersambung…. (gok)