Oleh : Maharani
barbareto.com | Opini – Pagi itu, kabut masih menyelimuti permukaan bumi. Sebulan ini memang, hawa dingin terasa lebih dari biasanya. Membuat tubuh enggan bangun untuk melaksanakan kewajiban. Namun, karena harus menjalankan kewajiban, saya paksakan diri untuk bangun dari tempat tidur. Apalagi pagi ini saya janji sama anak saya untuk mengajaknya jalan-jalan ke pantai.
Setelah menjalankan kewajiban, saya langsung membangunkan anak saya.
“Bangun sholat nak, terus siapkan barangnya, kita berangkat,” ucap ku, sambil menggoyangkan badannya supaya cepat sadarkan diri.
Kedua anak saya langsung berjalan bersamaan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Tanpa diperintah lagi, masing-masing mengemas barangnya.
“Sudah siap Yah,” ungkap anak saya yang laki.
“Ini kunci mobilnya,” ungkapnya sambil menyodorkannya ke saya.
Saya langsung mengambil kunci dari tangan anak saya. Sambil berjalan keluar dan membuka pintu utama rumah. Saya berjalan menuju mobil dan langsung menghidupkan mesin mobil.
Mendengar mobil sudah dihidupkan, kedua anak saya langsung naik kedalam mobil.
“Ayo kita berangkat yah,” ucapnya. Dan dimulailah petualang hari ini.
Jalanan pagi ini masih lumayan sepi, cuma beberapa motor yang saya temui. Tidak jika sudah mulai pukul 6 atau 7 pagi. Jalanan pasti padat merayap. Memang saya sengaja mengajak anak-anak untuk berangkat pagi-pagi, karena rencananya kita akan mencoba menjajal kecantikan dan keexotisan pantai selatan pulau Lombok.
“Kita akan berpetualang lumayan jauh,” ucapku kepada anak-anak.
Sesampai di pertigaan Bagek Bontong saya menghadap anak-anak.
“Ayo kita mau Lewat mana,” ucapku singkat.
“Terserah Ayah,” jawab istriku
“Baik kita lewat jalan Sikur yang tembus Sakra, ya,” kataku.
Saya langsung membelokkan mobil ke kiri menuju Sikur. Perjalanan pagi ini masih terasa lancar. Sesekali saya eratkan kain saya untuk menutupi kepala dan leher. Ini saya lakukan untuk mengurangi dinginnya pagi ini.
“Kalau ada yang jual nasi bungkus, kasih tahu ya,” ucap saya kepada istri dan anak saya.
Tidak ada yang nyahut dengan perkataan saya. Setelah melirik kaca spion, ternyata kedua anak saya dan istri saya tertidur pulas. Pantasan gumam saya dalam hati.
Tidak terasa saya sudah memasuki jalan yang menuju Jerowaru. Jalan-jalan di bagian selatan Lombok Timur memang lumayan bagus. Sudah lebar bagus lagi. Lombok Timur saat ini dijadikan daerah penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Hal ini akan berdampak kepada pembangunan infrastrukturnya. Terutama jalan-jalan penghubung menuju kawasan KEK Mandalika.
Pembangunannya menjadi tanggung jawab pemerintah Pusat. Selain itu, pada tahun 2020 yang lalu dilakukan pembahasan Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Daerah (Ripparda), sehingga pendapatan sektor baru di sektor pariwisata untuk menunjang KEK Mandalika dapat terwujud.
Hanya saja, dalam pembahasan Ripparda ini, ada kendala yang harus ditunggu berupa RTRW Lotim tentang zonasi. Itu artinya, ketika bersangkutan dengan zonasi tidak berbenturan dengan RTRW.
Kawasan selatan, tepatnya Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur ini masuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Menariknya, partisipasi masyarakat dan pihak swasta juga relatif baik.
Partisipasi ini menjadi salah satu instrumen penting mewujudkan kemajuan pariwisata di Gumi Patuh Karya ini. Bentuk nyata dari partisipasi pihak swasta dalam pengembangan pariwisata, salah satu perusahaan memberikan hibah tanah untuk membuka akses pariwisata bagi masyarakat pengunjung.
Konon katanya pada tahun 2021 ini juga, Bupati melakukan penandatanganan kesepakatan kerja sama antara Pemda Lombok Timur dan PT. Nabil Surya Persada terkait pembangunan International Smart Hospital (ISH). Pembangunan ISH ini berkaitan dengan rencana pembangunan jembatan Lombok-Sumbawa.
Bupati berharap pembangunannya dapat segera terwujud. Dengan demikian masyarakat Kabupaten Lombok Timur mendapatkan pelayanan kesehatan yang semakin baik. Saat ini, ikhtiar Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat. Pada tahun ini juga Bupati telah meresmikan Rumah Sakit Daerah Lombok Timur tipe D di Kecamatan Keruak.
Memasuki wilayah Kecamtan Jerowaru, kita akan disambut oleh bukit-bukit yang cantik. Jika musim penguhjan datang, bukit-bukit ini akan dijadilkan lahan penanaman jagung oleh masyarakat sekitar. Sayang, kunjungan saya bersama keluarga kali ini sudah melewati masa panen jagung. Sehingga sepanjang perjalanan kami disuguhi oleh pohon jagung yang sudah kering dan menguning.
Namun, walaupun demikian, sisa-sisa ke jayaan jagung masih Nampak terlihat. Di bukit-bukit inilah saya mencoba tantangan bersama anak-anak saya. Uji adrenalin ungkap saya kepada anak-anak. Sesekali sambil melihat jalan terjal menaiki bukit saya mencoba mengatur perseneling mobil saya.
Beberapa kali mencoba nyali menaiki bukit terjal membuat anak-anak saya semakin menikmati. Dan disuatu tempat yang agak tinggi, saya sengaja berhenti dan mengajak anak-anak saya untuk turun.
“Coba lihat ke arah selatan sana,” ungkap saya sambil menunjukkan ke arah pantai terbentang di depan kami.
“Wuih, bagusnya,” kata anak saya yang besar.
“Kita selfie dulu ya,” ungkapnya.
Pemandangan pantai selatan yang langsung berhadapan dengan samudra luas sungguh memberikan kesejukan yang luar biasa. Angin pantai pun tidak mau kalah memberikan rasa adem untuk badan. Seolah-olah memanggil kita untuk terjun berenang.
Sepanjang pantai selatan Lombok Timur selain indah memiliki keunikan yang berbeda beda. Mulai dari pantai pink yang memiliki keindahan pasir yang lembut berwarna pink. Pantai Gong memiliki karang yang bundar seperti Gong dan sepanjang pantainya memiliki pasir putih yang menawan. Pantai Kura-kura, yang saat ini sedang digandrungi oleh anak-anak muda. Selain karang yang berbentuk Kura-kura, pantai ini memiliki pasir putih dan air yang jernih. Sangat cocok untuk berdua sama pasangan.
Lanjut ke arah barat ada pantai yang sudah tersohor se antero Pulau Lombok yaitu Pantai Surga. Keindahan ombak yang mendayu-dayu, dan pasirnya yang puti bersih menjadikan Pantai Surga ini menjadi salah satu destinasi pantai favorit bagi anak-anak muda.
Ada juga pantai Pantai Semangkok. Di tempat ini memiliki keindahan yang tidak kalah dengan pantai-pantai yang lainnya. Selain bersih, pasir putih, ombak yang sangat bagus jika dijadikan sebagai tempat surving.
“Saya optimis jika pembangunan di kawasan ini akan berhasil. Intinya kita akan berupaya untuk datangkan investor, tapi ingat kita tidak boleh jadi penonton. Kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat yang paling utama. Saya lihat peta lokasi, kita akan upayakan datangkan investor. Sebenarnya kemarin sudah ada komunikasi dan mau datang berinvestasi mereka,” tegas Wakil Bupati dalam suatu kunjungan ke Pantai Semangkok ini.
Sebagai orang Lombok, kita akan merasa rugi jika tidak pernah merasakan kejernihan air laut di pantai laut selatan Lombok ini. selain indah, suasana yang nyaman dan masyarakatnya yang ramah akan menjadikan pengunjung sebagai raja sehari. Dan kenangan ini akan sulit dilupakan. Sesulit kita melupakan hal yang paling berkesan.
Yang menjadi catatan penting dalam perjalanan saya bersama keluarga hari ini yaitu, potensi kita sangat luar biasa. Diperlukan kerjasama berbagai pihak untuk menjadikan potensi ini sebagai modal awal masyarakat dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan. Masyarakat lokal harus menjadi pemain agar dapat menikmati ciptaan tuhan yang indah ini, demi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
“Kita harus kembali lagi dan harus mengunjungi pantai-pantai yang lain Yah,” ungkap anak saya ketika saya mengajak mereka kembali pulang.
Penulis adalah Peneliti Lombok Research Center (LRC)