BARBARETO.com | Pemkot Denpasar berkomitmen nyata dalam mendukung terciptanya adaptasi perubahan iklim baik secara nasional dan internasional. Hal ini diwujudkan dengan beragam inovasi dan terbosoan yang berkelanjutan. Demikian diungkapkan Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana saat membuka Pelatihan Nasional Adaptasi Perubahan Iklim yang digelar secara daring dan luring oleh Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) di Hotel Aston Denpasar, Selasa (24/5).
Hadir dalam kesempatan tersebut Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darusalam, Henrietta Faergemann, Sekjen UCLG ASPAC, Bernadia Tjandradewi, Dirjen pengendalian Perubahan Iklim KLHK RI, Laksmi Devanthi, Kadis DLHK Kota Denpasar, IB Putra Wirabawa dan undangan lainya.
Dalam sambutanya mewakili Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sekda Alit Wiradana memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini di Kota Denpasar. Dimana, kegiatan ini sangatlah penting sebagai langkah nyata dalam menciptakan solusi isu global perubahan iklim.
Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaan pelatihan ini diharapkan dapat menyusun rencana aksi iklim. Hal ini meliputi inventarisasi CO2, tujuan dan target pengurangan, serta analisis proyeksi resiko.
“Selain menjadi wahana belajar, momentum ini juga baik untuk Kota Denpasar memperkenalkan aksi nyata serta upaya dan inovasi dalam mendukung penanganan perubahan iklim,” jelasnya.
Baca juga : Pemkot Denpasar Gabeng Sikapi Polemik Penutupan Jalan di Kampung Bugis Serangan
Dikatakan Alit Wiradana, pengendalian perubahan iklim secara berkelanjutan dapat mendukung pembangunan sebuah kota yang rendah karbon. Dimana, hal tersebut telah dilaksanakan Pemkot Denpasar dengan menata beberapa lokasi. Seperti halnya lokasi Field Visit yang menjadi tujuan lapangan dari pelaksanaan pelatihan ini.
“Field Visit yang akan kita kunjungi yakni Tukad Rarangan, Tukad Bindu, Subak Teba Majelangu, dan Taman Kumbasari merupakan beberapa lokasi aksi dalam mendukung pengendalian perubahan iklim secara berkelanjutan di Kota Denpasar,” ujarnya
“Selain itu, dari kegiatan ini juga diharapkan mampu mendukung peningkatan pengembangan aksi iklim sehingga dapat lebih maju dan berkembang untuk tujuan ekologi, ekonomi, edukasi sosial budaya masyarakat,” imbuhnya
Sementara, Sekretaris Jenderal UCLG ASPAC/Sekretariat GCom-SEA, Bernadia Tjandradewi mengatakan, GCoM Asia Project bertujuan memberikan bantuan teknis penyusunan Climate Action Plan (CAP) atau Rencana Aksi Iklim (RAI) di kawasan Asia, termasuk Indonesia. CAP setidaknya dapat mencakup inventarisasi emisi CO2, tujuan atau target pengurangan, dan analisis proyeksi risiko dan dampak perubahan iklim.
Dikatakanya, Pelatihan Nasional GCom tentang Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia ini diikuti oleh 21 peserta dari berbagai kabupaten/kota. Mereka nantinya akan mengikuti workshop dengan berbagai tema, termasuk kunjungan lapangan di beberapa wilayah Kota Denpasar.
Sejumlah isu penting yang dibicarakan dalam program ini yakni pengenalan tentang rencana aksi iklim di tingkat daerah serta pemetaan kota/kabupaten di Indonesia dalam rencana aksi iklim.
“Kami harap ini jadi aksi nyata yang dilakukan dalam mengurangi emisi karbon maupun meningkatkan ketahanan kota dan daerah dalam hal mitigasi perubahan iklim,” ujarnya. (Rls/b)