20.8 C
Lombok
Jumat, November 22, 2024

Buy now

Slogan “Kesetaraan” Tepis Komentar Miring Pasca Deklarasi Umi Rohmi sebagai Cagub NTB

Mataram, barbareto.com – Banyaknya komentar-komentar miring pasca deklarasi yang dilakukan oleh Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., sebagai Calon Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) periode 2024-2029 mendapatkan berbagai macam reaksi dari kalangan masyarakat luas.

Tak ayal komentar-komentar miring tersebut, ditepis oleh sebagian masyarakat NTB, hal itu juga dikemukakan oleh akademisi terkemuka NTB, Dr. Ahmad Junaidi.

Dalam laman media sosialnya, Ia mengomentari banyaknya respon negatif yang diterima oleh Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah pasca deklarasi pencalonannya sebagai Gubernur NTB 2024-2029.

“Ini bukan tentang memilih siapa, ini adalah tentang menjaga kewarasan dan memperjuangkan kesetaraan,” tulis doktor muda itu. (01/06/2024)

Baca Juga :  Wagub Rohmi Kunjungi Perpustakaan Desa "ANDALAN"

Ia bahkan menyayangkan, banyaknya komentar-komentar netizen yang terkesan tidak memberikan kesetaraan kepada seorang perempuan, bahkan banyak yang masih beranggapan bahwa perempuan tidak pantas untuk memimpin.

“Kesedihan itu nyata ketika membaca komentar-komentar picik menolak pemimpin perempuan, seperti penolakan mereka yang berkomentar di konten deklarasi Dr. Sitti Rohmi Djalilah postingan inside lombok,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dalam cuitannya itu, Dr. Junaidi tidak memberikan alasan-alasan yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Karena menurutnya, yang menolak pasti akan mencari tafsir-tafsir penolakan.

“Sudah banyak juga TGB (Tuan Guru Bajang Dr. H. M. Zainul Majdi- red) menjelaskan di banyak forum tentang kesetaraan perempuan di konteks memimpin negara bangsa,” jelasnya.

Baca Juga :  Naifnya Pilkada Lombok Timur dalam Dilema Patron Klien: Berebut Hasil Survei

Dia ingin menjelaskan, bahwa setiap individu mempunyai potensi kepemimpinan yang sama setara. Bahkan banyak deretan perempuan-perempuan di dunia yang berhasil memimpin sampai dengan puncak keberhasilan dan kemajuan negaranya.

“Ada 133 presiden dan perdana menteri perempuan sejak 1945,” ketusnya.

Terakhir, Ia menerangkan, skill atau kemampuan kepemimpinan tidak bergantung pada jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan mempunyai potensi yang setara untuk berhasil, maupun untuk gagal.

“Otak kita harus dikondisikan menerima itu agar tak membunuh mental masa depan anak-anak kita, salam waras, salam setara,” tutupnya. (gok)

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
Iklan Berbayarspot_img
Iklan Berbayarspot_img

Latest Articles