The Power Of Amaq Sinta, Penakluk Begal dengan Pisau Dapur

0

barbareto.com | Amaq Sinta, korban begal yang berasal dari Dusun Kematek Maling Desa Ganti Kabupaten Lombok Tengah Provinsi NTB, menceritakan kronologis pada saat malam kejadian dirinya di begal.

Pada malam kejadian, sebenarnya dia (Amaq Sinta, red) ingin lari dari ancaman para begal tersebut, namun tidak bisa, pasalnya Amaq Sinta sudah dalam posisi terpojok

Awal mula kejadian saat Amaq Sinta berkendara naik motor seorang diri menuju rumah sakit yang berada di wilayah Lombok Timur (Lotim) tempat ibunya sedang dirawat karena sakit.

Saat berkendara tersebut, tiba-tiba Amaq Sinta dihadang empat orang di Jalan Raya Desa Ganti, Praya Timur, Lombok Tengah, NTB, hari Minggu dini hari, 10 April 2022, sekitar pukul 24.00 wita

Sebelumnya Amaq Sinta menceritakan, bahwa ketika di perjalanan yang sepi, dirinya diikuti empat orang, yang ternyata begal dan dirinya baru sadar menjadi target pembegalan.

“Jalannya memang gelap, istri saya menyuruh saya bawa pisau dapur untuk jaga-jaga. Saya bawa,” cerita Amaq Sinta dikutip dari akun FB Lombok Keren pada Minggu 15 April 2022.

Baca juga : Terbebas Dari Jerat Pidana, Begini Luapan Bahagia Amaq Sinta

Dirinya mengatakan terpaksa harus melawan karena pada saat itu dirinya sudah dalam kondisi terpojok.

“Saya melawan, daripada saya mati. Saya pakai pisau dapur yang kecil, tapi karena mereka yang duluan menyerang, saya membela diri,” sambungnya.

Kemudian, Amaq Sinta mengejar begal yang akan membawa kabur motornya dan menusuknya dari arah belakang hingga terkapar.

Melihat dua rekannya roboh bersimbah darah, dua begal lainnya melarikan diri.

Sesaat setelah peristiwa itu, Amaq Sinta terduduk di tepi jalan diberi minum dan menceritakan apa yang dialaminya kepada warga disekitar tempat kejadian.

“Tuhan memberi perlindungan pada saya, tidak ada ilmu kebal. Saya ini orang tidak sekolah, hanya petani tembakau,” ujarnya menceritakan kejadian tersebut.

Ia juga mengaku bahwa baju yang dikenakannya saat kejadian robek karena tebasan para pelaku, tapi beruntungnya tidak terluka.

“Melihat senjata yang dipakai saat menebas tangan saya, mungkin tangan saya sudah putus, tapi saya tidak apa-apa karena Tuhan melindungi,” tutupnya.

No comments

Exit mobile version