Tiga Tahun Zul-Rohmi, Berikut Prestasinya Pada Program Desa Wisata

0

barbareto.com | Mataram – Program 99 desa wisata merupakan salah satu program unggulan pemerintah Provinsi NTB yang ditetapkan dalam misi kelima yaitu NTB Sejahtera dan Mandiri. Dalam tiga tahun terakhir, program 99 desa wisata menjadi salah satu fokus pemerintah Provinsi NTB untuk terus dikembangkan menjadi desa yang benar-benar memanfaatkan segala potensi alam, budaya dan karya kreatif masyarakat.

Sejak Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc., menandatangani SK penetapan 99 desa wisata pada pertengahan tahun 2019 lalu, telah memberi harapan baru bagi masyarakat untuk terus memoles dan menyulap desa-desanya menjadi desa yang indah dan bersih. Antusias masyarakat mengembangkan desanya terus meningkat dan semakin menggeliat dari waktu ke waktu dengan memanfaatkan segala potensi serta keunikan yang ditawarkan oleh masing-masing desa.

Pemerintah Provinsi NTB dibawah kepemimpinan Gubernur, Dr. H. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah menargetkan pengembangan program unggulan 99 Desa Wisata tuntas pada tahun 2023 mendatang. Artinya, selama kurung waktu lima tahun sejak dilauching program tersebut, intervensi  pemerintah dalam pengembangan 99 Desa Wisata terus dilakukan dari tahun ke tahun.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, Provinsi NTB merupakan salah satu provinsi yang kaya akan keindahan alam dan destinasi pariwisatanya. Bahkan keindahan NTB diyakini sebagai serpihan syurga dan mutiara khatulistiwa yang harus dijaga dengan baik. Salah satu menjaga keindahan itu adalah dengan mendorong desa-desa wisata di NTB menyulap segala keindahannya. Hasilnya, beberapa desa wisata di NTB banyak mendapatkan penghargaan, anugerah serta kejuaraan tingkat nasional.

“Dengan program itu diharapkan desa-desa ini akan bangkit memperbaiki dirinya. Sehingga dengan kita mendorong desa wisata ini banyak multiplier effect yang bisa memberi pengaruh positif terhadap pembangunan desa,” ungkap Wagub saat menjabarkan program unggulan 99 Desa Wisata di ruang kerjanya. (22/9/21)

Hal itu dibuktikan dengan berbagai penghargaan dan kejuaraan yang diraih oleh desa-desa wisata di NTB. Dari 25 Desa Wisata prioritas pengembangan pemerintah Provinsi NTB tahun 2019 lalu, terdapat sejumlah desa yang tak henti-hentinya diganjar penghargaan dari pemerintah pusat. Di antaranya, Desa wisata Hijau Bilebante Kabupaten Lombok Tengah, terpilih juara dua kategori alam dalam kompetisi BCA Desa Wisata Award 2021, menjadi desa percontohan (pilot) yang mendapat Sertifikasi Desa Wisata (Serti Dewi) tahun 2020 serta berbagai penghargaan lainnya. 

Baca juga : Dianggap Raja Alibi, Bang Zul: Kalau Kritikannya Fitnah Jadi Nggak Elok

Kemudian bergeser ke Lombok Timur yaitu desa wisata Kembang Kuning yang berhasil menyabet juara pertama Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2019 yang diadakan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal RI serta Penganugrahan Certificate CHSE ( Cleanlines Healthy Safety Environment ).

Selanjutnya, desa wisata Sesaot kabupaten Lombok Barat yang mendapat anugerah penghargaan Indonesia Sustainable Tourism Award 2019 di bidang lingkungan dari Kemenparekraf. Juga Penghargaan dan Sertifikasi Desa Wisata berkelanjutan Tahun 2021 bersama dengan desa Bilebante Lombok Tengah dan Desa wisata Kembang Kuning Lombok Timur dari Kemenparekraf RI. 

Begitu juga dengan sejumlah desa wisata lainnya di NTB yang tak kalah menarik dengan berbagai keunikan dan budaya tersendiri. Baik desa wisata yang tersebar di Pulau Lombok maupu Sumbawa, mereka terus berbenah dan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki agar ke depannya menjadi desa mandiri yang mampu meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Misalnya, desa Mas Mas Lombok tengah yang dikenal desa wisata berbasis masyarakat dan pertanian yang menawarkan kepada wisatawan aktivitas masyarakat dalam bertani dan atraksi lainnya. Di kabupaten Bima ada desa wisata Maria yang menawarkan rumah adat “Uma Lengge” yang masih kokoh dan masih dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai tempat penyimpanan makanan maupun hasil pertanian. Begitu juga dengan desa wisata Bungin Kabupaten Sumbawa yang memiliki penduduk dan pemukiman terpadat berlokasi di tengah pulau yang tak kalah menarik untuk dikunjungi wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata NTB, Yusron Hadi menyebutkan, dari program unggulan 99 desa wisata terdapat 25 desa wisata prioritas pengembangan pemerintah Provinsi NTB pada tahun 2019 lalu, Lima desa wisata berasal dari Lombok Timur yaitu desa Kembang Kuning, Sembalun, Sembalun Bumbung, Tetebatu dan Tanjung Luar. Selanjutnya desa wisata di Lombok Tengah seperti desa wsiata Mas Mas, Bilebante, Aiq Beriq, Sengkol, Bon Jeruk dan Sepaket. 

Kemudian Desa Wisata di Lombok Barat di anatarnya, desa wisata Sesaot, Pusuk Lestari dan Buwun Sejati. Lambok Utara ada desa wisata Senaru, Kerujuk dan Gili Indah. Di Sumbawa ada desa wisata Mantar, Lepade, Bungin dan Lantung. Kabupaten Dompu terdapat desa Wisata Pancasila dan Lakeye. Kabupaten Bima ada desa Wisata Kawinda To’i dan Maria.

“Alhamdulillah antusias masyarakat mengembangkan desa wisatanya terus meningkat. Intervensi pemerintah Provinsi NTB untuk mengembangkan desa wisata akan terus dilakukan hingga ke depannya,” ungkapnya. 

Pengembangan dan Infrastruktur Desa Wisata di NTB

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Provinsi NTB menyebutkan bahwa tahapan pengembangan desa wisata berkelanjutan yang ditargetkan 99 desa wisata terus berlanjut. Pada tahun 2019 terdapat 25 desa wisata yang sudah dikembangkan, tahun 2020 ada 20 desa wisata, 20 desa wisata di tahun 2021. Kemudian di tahun 2022 sejumlah 20 desa wisata yang akan dikembangkan dan 14 desa wisata ditargetkan pada tahun 2023 mendatang. 

Selama kurun waktu tiga tahun terkahir, pengembangan 99 desa wisata sudah masuk dalam klasifikasi desa wisata rintisan, berkembang, maju bahkan Mandiri. Sebanyak 39 desa wisata sudah ditetapkan sebagai desa wisata berkembang yang tersebar di seluruh NTB, 24 desa wsiata di pulau Lombok dan 15 desa wisata di Pulau Sumbawa. Sementara terdapat empat desa wisata yang sudah maju yaitu desa wisata Kembang Kuning, Bilebante, Senaru dan Rembitan. Hanya ada satu desa wisata yang masih rintisan yaitu desa wisata Sepakek Lombok Tengah.

“Acuan pengembangan desa wisata berdasarkan potensi yang ada seperti, sumber daya alamnya, sumber daya budaya lokal masyarakat, kreatif atau kerajinan masyarakat dan kombinasi segala potensi desa baik alam, budaya dan kreatif masyarakat itu sendiri,” jelas kepala Dispar NTB.

Dalam pengembangan program 99 desa wisata dengan melihat berbagai potensinya, pemerintah NTB memetakan desa wisata  dalam 5 kategori yaitu sebanyak 24 desa wisata Alam, 14 desa wisata Budaya, 18 desa wisata Agro, 9 desa wisata Ekonomi Kreatif dan 34 desa wisata Bahari.

Melihat geliatnya program 99 desa wisata, pemerintah Provinsi NTB membangun berbagai infrastruktur sarana dan prasarana seperti Lapak kuliner dan jalan setapak di Kembang Kuning, Hikers shelter dan Jalan setapak di Kawinda To’i, Air bersih komunal di desa Pancasila, jalan setapak desa Tete Batu, Area Parkir dan jalan paralayang serta Hikers shelter di desa Sembalun, toilet desa Sapit. Begitu juga pembangunan fasilitas ibadah, tempat selfie dan deck kayu di Sarae Nduha serta sarana prasana lainnya yang sudah dibangun di hampir seluruh desa wisata di Provinsi NTB.

Tete Batu Menuju Desa Wisata Terbaik Dunia

Tidak hanya menyabet berbagai penghargaan dan kejuaraan, program 99 Desa Wisata NTB terus melebarkan sayapnya ke penjuru dunia. Hal itu dibuktikan setelah terpilihnya desa wisata Tete Batu Kabupaten Lombok Timur dalam ajang lomba desa wisata atau best tourism village yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) pada Agustus lalu.

Terpilihnya desa wisata Tete Batu dalam ajang lomba best tourism village tidak terlepas dari upaya pemerintah Provinsi NTB dalam mendorong desa wisata yang layak dengan segala potensi yang ada. Tentu capaian ini akan mewakili dan mangharumkan NTB dan Indonesia di kancah kompetisi dunia. 

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah mengatakan desa wisata Tete Batu memiliki pemandangan indah, wisata kuliner unik, hingga kebudayaan yang memukau. Bahkan saat perhelatan World Superbike November mendatang Tete Batu akan menjadi destinasi wisata alternatif bagi wisatawan.

“Desa wisata Tete Batu punya kesempatan untuk memenangkan lomba. Karena di sini tersedia banyak bungalow untuk menikmati suasana desa dengan tarif sangat terjangkau ,” ungkap gubernur saat meninjau Desa Tete Batu, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Kamis 26 Agustus 2021 lalu.

Begitu juga dengan harapan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang mendorong sinergi pemerintah provinsi dengan pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk memastikan indikator yang mendukung penilaian desa wisata segera diselesaikan. Termasuk kesiapan masyarakat desa untuk bahu membahu dalam mewujudkan lingkungan desa yang bersih dan lestari. Karena mengingat penilaian lomba desa wisata tersebut akan dimulai pada Oktober 2021 mendatang.

“Kita harus optimis bahwa desa wisata Tetebatu akan menjadi desa wisata terbaik dunia. Untuk itu, kita tingkatkan sinergi semua pihak untuk bekerja sama dalam mewujudkan desa wisata yang terbaik,” harap Ummi Rohmi.

Dari berbagai capaian dan penghargaan yang berhasil diraih desa-desa wisata di NTB, membuktikan bahwa program unggulan 99 desa wisata bukan hanya sekedar wacana semata tapi merupakan wujud nyata dari perjuangan panjang yang melelahkan.  Sinergi pemerintah dan masyarakat dalam menggali potensi-potensi alam, budaya dan kreatif yang tersembunyi kini memetik buah manisnya. (BB – Diskominfo NTB)

No comments

Exit mobile version