Mataram, Barbareto – Ahmad Humaidi, alumni program beasiswa NTB menyebut bahwa wacana mengirim 10.000 (sepuluh ribu) anak-anak NTB ke luar negeri perlu di evaluasi.
Pasalnya, jika ada kepentingan rakyat NTB yang lebih urgent, maka itu harus menjadi prioritas utama.
“Wacana salah satu paslon ingin mengirim 10.000 (sepuluh ribu) sungguh terlalu bernafsu dan terlihat tidak masuk akal. Jika 1 anak menghabiskan hampir 500 juta. Maka jika di kali 10.000, darimana uangnya?,” ungkap Pak Hum sapaan akrab dosen di salah satu perguruan tinggi swasta ini.
Humaidi juga menyebut bahwa NTB masih daerah yang miskin, dan sentuhan program ekonomi tidak boleh disepelekan.
“Program beasiswa NTB perlu kita lanjutkan tapi harus di inovasi dan di evaluasi. Misalnya pemda melalui beasiswa NTB fokus pada perbaikan kualifikasi anak-anak NTB untuk bisa bersaing merebut beasiswa-beasiswa Nasional bahkan International,” jelasnya.
“Misalnya, beasiswa cukup diberikan pada pelatihan bahasa dan pelatihan-pelatihan lain yang bisa menyiapkan anak-anak NTB. Jika mereka sudah siap bersaing maka mereka bisa mencari beasiswa Sendiri. Jangan ujuk-ujuk dimanjakan dikirim ke luar negeri dengan biaya yang tidak sedikit,” tegasnya.
Ia juga memaparkan bahwa pembibitan SDM jauh lebih baik jika berbicara jangka panjang. Karena mengirim terlalu banyak dengan biaya besar bisa membuat anggaran daerah tidak sehat. Terlebih bahwa beasiswa sebelumnya melalui skema pembiayaan Pemda.
“Siapapun nanti yang memimpin NTB, beasiswa NTB perlu di lanjutkan. Tapi bentuk beasiswa dan modelnya harus betul-betul di hitung dan menganut azaz manfaat yang lebih besar serta menghindari mudharat,” tutupnya.
Berita lainnya klik di sini