BARBARETO.com | Covid-19 membuat pariwisata Bali mati suri termasuk juga di Karangasem. Namun belakangan ini wisman mulai masuk sekalipun belum signifikan.
Seperti di kawasan Amed, Abang sudah mulai masuk wisatawan diving. Mereka ini karena datang dari jaringan diving di Denpasar yang ingin diving di Amed.
Hanya saja sejauh ini baru sebetas aktivitas diving. Habis Diving mereka kembali ke denpasar atau ke tempat lain dimana mereka menginap.
Menurut aktifitas Periwisata asal Bunutan, Amed, Abang, Karangasem, I Nyoman Karya 56 mengakui selama Pandemi Covid-19 ini, pelaku pariwisata di karangasem khusunya di Amed dan sekitarnya merugi besar. Ini karena hunian hotel dan villa sepi alias nol.
“Kalau untuk menginap sampai sekarang masih sepi,” ujarnya Rabu (11/5/2022).
Bahkan vila miliknya yang 14 kamar tersebut sampai saat ini masih sepi. Sementara saat libur Idul Fitri wisman dan wisnu ada yang datang hanya berkunjung saja bukan menginap.
Ada juga tamu diving ke Amed namun tidak menginap di karangasem. Dirinya berharap kedepan pemerintah bisa melakukan langkah langkah sehingga wisatawan bisa kembali datang ke Bumi Lahar.
Sejauh ini aktivitas wisatawan ke Amed biasanya untuk diving. Ini juga karena kawasan ini memiliki pemandangan bawah laut yang indah dan sudah dikenal kalangan wisatawan.
Selain untuk diving saat ini penyebrangan ke Lombok dengan boat juga sudah mulai di buka dan mulai ada. Diantaranya adalah ke Gili.
“Seminggu lalu ada penyeberangan ke Gili dengan 60 penumpang,” ujarnya.
Baca juga : Bali Aman dan Nyaman, Pariwisata Mulai Mengeliat
Ini merupakan penyeberangan pertama sejak Pandemi Covid. Sebelumnya Covid penyeberangan ke Gili cukup ramai.
Saat musim ramai ada tiga boat yang beroperasi, dua boat nyeberang ke Lombok satu boat khusus mengantar wisatawan yang mau mancing.
Sebelumnya banyak wisman yang menyeberang ke Lombok lewat Amed. Saat ada kegiatan MotoGP lalu pernah jemput tamu ke Lombok satu boat dengan 100 orang penumpang.
“Dua tahun ini benar-benar lesu,” tambahnya.
Bahkan pengusaha akomudasi wisata yang gulung tikar karena tamu sepi.
Saat ini diakui kalau penerbangan sudah lancar namun untuk booking kamar masih sepi. Kemungkinan tamu belum sampai ke Amed masih seputaran Denpasar dan sekitarnya.
“Kalau Jumeluk agak rame saat libur Idul Fitri,” ujarnya.
Untuk wisatawan diving biasanya datang dari Canggu, Badung.
Sementara itu villa miliknya sendiri harus merumahkan karyawannya karena sepi. Villa Taman Padi miliknya sebelumnya mempekerjakan enam pegawai. Namun karena sepi dan tidak ada pemasukan terpaksa merumahkan karyawannya. Karya mengaku harus beralih sebagai nelayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun sayang tangkapan nelayan juga sepi.
Sekalipun sekarang sepi, saat sebelum Covid mengaku pernah menikmati masa jayanya. Dimana saat itu villa nya selalu full booking terutama saat tamu ramai Juli dan Agustus.
Hanya saja villa yang dibangun dengan pinjaman modal bank diakui belum lunas. Namun Covid sudah datang memporak porandakan. Sehingga dia harus jual aset untuk melunasi hutang. (tra)