Mataram, barbareto.com – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nusa Tenggara Barat (NTB), H Lalu Hadrian Irfani memiliki perhatian yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Pria yang bakal naik kelas bertarung di Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI dapil NTB II Pulau Lombok itu mengaku bakal mendorong agar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di prioritaskan untuk sektor pendidikan.
“Pengalaman pribadi saya mengatakan bahwa saat ini terjadi tantangan yang luar biasa. Tetapi intinya, dasarnya justru ada di pendidikan,” ucap lelaki yang akrab di sapa H Ari, Minggu (13/8/2023) di Mataram
Ketua Komisi V DPRD NTB itu melihat, postur anggaran perlu memberikan ruang yang lebih luas terhadap dunia pendidikan.
Setidaknya, menurut H Ari, ada dua unsur penting yang harus di biayai negara di bidang pendidikan. Yaitu sarana dan kualitas pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi yang unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Memang butuh kembali di tata berkenaan dengan postur-postur anggaran. Salah satunya adalah berkenaan dengan anggaran pendidikan, di mana anggaran ini sangat besar tetapi kita juga harus lihat bagaimana postur anggaran tersebut melahirkan SDM berkualitas dan berdaya saing,” ungkapnya.
Anggaran Harus Diberikan kepada Lembaga Pendidikan yang Sedang Berkembang
Politisi yang di kenal ramah dan humble itu mengatakan. Anggaran-anggaran harus di berikan kepada pendidikan terutama kepada lembaga yang masih dalam proses berkembang.
“Anggaran yang ada harus di bagi, terutama kepada lembaga pendidikan yang kemampuan anggarannya masih belum memadai,” katanya
H Lalu Hadrian Irfani mengupayakan agar separo anggaran yang di alokasikan kepada masing-masing kementerian di potong separo dan sebagai gantinya di alokasikan kepada perbaikan SDM dan pendidikan nasional.
Putra Asli Sasak itu menilai dengan cara itu maka Indonesia akan siap menyambut bonus demografi yang di prediksi terjadi pada 2030-2040. Artinya, pada kurun waktu tersebut kondisi masyarakat Indonesia akan di dominasi oleh usia produktif atau usia 15-64 tahun di bandingkan usia non produktif.
Pendidikan, kata H Lalu Hadrian Irfani meyakini bahwa pendidikan merupakan ‘jalan tol’ untuk memajukan anak di setiap daerah. H Ari mengaku, PKB punya platform khusus yang menjadi ruang besar anak muda dalam mengaktualisasikan pendidikan. Platform tersebut di kenal dengan istilah “PKB Institute”.
“Jadi Ketua Umum kami Muhaimin Iskandar atau Gus Imin memberikan perhatian yang sangat besar terhadap sektor pendidikan, baik formal maupun non-formal,” bebernya.
Pentingnya Pendidikan Akhlak-Karakter
Selain itu, dalam menghadapi era perkembangan teknologi dan disrupsi informasi. Salah satu aspek pendidikan yang perlu di tingkatkan adalah pendidikan karakter.
“Berpadunya dua variabel antara rendahnya literasi dan keberadaban digital dengan tingginya tingkat penetrasi internet inilah yang kemudian memicu lahirnya berbagai persoalan. Di sini pentingnya kehadiran institusi yang mengajarkan pendidikan akhlak,” terangnya.
Anggota DPRD NTB itu menilai pendidikan akhlak atau karakter penting di tengah tingginya penggunaan internet. Nilai-nilai ke-Indonesiaan harus tetap di kedepankan. Menurutnya, gotong royong dan sopan santun mulai tergeser dengan gaya hidup hedonis, individualis, dan pragmatis.
“Tumbuhnya paham radikalisme sebagai konsekuensi dari pemaknaan sempit dan tidak kontekstual terhadap ajaran agama juga mulai merasuk pada generasi muda bangsa,” imbuhnya.
Selain pendidikan akhlak, wawasan kebangsaan juga perlu di berikan kepada generasi penerus bangsa.
“Wawasan kebangsaan juga penting untuk menjaga hidup tetap harmonis dan rukun,” beber H Lalu Hadrian yang juga kelahiran Lombok itu.
Selanjutnya, ia menegaskan bahwa negara atau pemerintah harus hadir dalam menghadirkan kesejahteraan masyarakat.
Merujuk data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB mencatat sekitar 2.500 anak jenjang pendidikan SMA/SMK dan sederajat putus sekolah atau drop out (DO). Angka itu sekira 0,015 persen dari total jumlah siswa.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2022. Angkatan kerja di Provinsi NTB sebanyak 2,8 juta orang dengan jumlah (Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sekitar 2,89 persen. TPT ini turun 0,3 persen di bandingkan Agustus 2021. Meski turun, terdapat penambahan angkatan kerja sebesar 59 ribu orang.
“Muara dari pendidikan yang berikan kepada anak bangsa harus mampu meningkatkan taraf hidup. Jika taraf hidup masyarakat meningkat, maka setengah persoalan yang ada di bangsa ini bisa kita katakan selesai,” bebernya.
Membumikan Pendidikan Sains dan Tehnologi
Dalam konteks NTB, Lalu Hadrian Irfani mendorong pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota untuk membumikan atau mengintensifkan pendidikan berbasis teknologi (teknologi tepat guna). Hal itu dinilainya penting dalam rangka memberikan rangsangan bagi anak-anak muda NTB menjadi penemu atau inovator di bidang teknologi.
“Jadi kita dorong anak-anak NTB di bidang keilmuan masing-masing agar mampu bertransformasi dan mengaktualisasikan pikirannya menghasilkan buah karya baru di bidang teknologi. Tidak hanya sekadar menjadi pemakai teknologi yang sudah ada,” paparnya.
Menurutnya, anak-anak NTB tidak kekurangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, pemerintah daerah hanya perlu memberikan ruang yang lebih luas bagi anak muda untuk mengembangkan kreativitasnya.
“Perlu di perbanyak kompetisi, atau ajang lomba tentang sains-teknologi secara berkala agar di NTB muncul talenta-talenta muda yang kreatif dengan penemuan dan inovasi,” kata Lalu Hadrian.
Selain itu, ia berpendapat bahwa pemerintah daerah perlu memberikan insentif atau bantuan bagi anak-anak muda NTB yang bergerak di bidang sains dan teknologi guna menghasilkan penemuan yang out of the box.
“Pemerintah daerah juga perlu menyediakan insentif / bantuan untuk pengembangan penelitian berbasis sains dan teknologi. Ini penting agar intelektual-intelektual NTB memiliki kesetaraan dan kebanggaan dengan adanya perhatian lebih dari pemda untuk pengembangan kemajuan kapasitas intelektualnya,” Pungkasnya.