barbareto.com | Pasien masih dalam keadaan sakit stroke dipulangkan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Soedjono Selong Lombok Timur mendadak viral beberapa maktu lalu di media sosial.
Pasien tersebut atas nama Mahli Alias Kakek Mawar asal Perian Utara Desa Perian Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur.
Dokter Tantowi Jauhari selaku Dirut RSUD dr Soedjono Selong saat di konfirmasi awak media melalui WhatsApp, menyampaikan kronologis mulai dari awal pasien datang.
“Awalnya pasien datang dengan penurunan kesadaran, setelah dilakukan CT Scan, pasien di diagnosa mengalami stroke,” jelas Dokter Towi, sapaan akrabnya.
“Pasien di rawat inap selama lima hari, diberikan pelayanan dengan baik sesuai SOP, diberikan pengobatan dan perawatan oleh Spesialis Saraf dan Perawat terlatih di ruangan Saraf RSUD dr. Soedjono,” lanjutnya.
“Alhamdulillah, kondisi kesadaran pasien membaik, dan telah dapat merespon dengan cukup baik, sehingga Dokter Spesialis Saraf mengijinkan pasien untuk pulang, dan sarankan kontrol ke Rumah Sakit secara berkala,” sambung Dokter Towi.
Dokter Towi juga membantah adanya pemulangan pasien oleh RSUD dr Soedjono seperti yang diberitakan oleh media online beberapa waktu lalu.
“Pasien di izinkan pulang untuk selanjutnya perawatan di Rumah (Home Care), juga dapat dilakukan oleh Public Safety Center RSUD dr Soedjono. Kami juga sudah berkunjung ke rumah pasien,” tutup Dokter Towi.
Baca juga : RSUD Soedjono, Menuju BLUD yang Profesional
LSM Garuda: Evaluasi Komunikasi Publik
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garuda menyoroti manajemen RSUD dr Soedjono dan sistim komunikasi publik yang terkesan masih jauh dari kata profesional.
Direktur Garuda, M. Zaini mengatakan bahwa manajemen dan sistim komunikasi publik di RSUD Soedjono Selong harus dievaluasi. Dikarenakan RSUD yang memberikan pelayanan dasar kesehatan bagi masyarakat dijalankan dengan uang rakyat.
“Manajemen dan komunikasi publik RSUD Soedjono Selong harus di evaluasi,” ungkap M. Zaini.
Aktivis yang konsen dalam kebijakan publik dan korupsi ini juga menambahkan bahwa selama ini banyak informasi yang tersampaikan ke masyarakat masih dalam bentuk informasi mentah sehingga masyarakat awam sering salah salah mengartikan informasi yang didapat.
Sehingga tim komunikasi RSUD harus benar-benar orang yang cakap dan humanis. Harus mampu menjaga kondisi mental keluarga dan pasien, namun juga tetap dalam koridor medis. Sehingga yang harus menjadi tim komunikasi ini betul betul oaring yang tepat dan terpilih.
Selain itu, RSUD sebagai pusat layanan dasar masyarakat yang dikelola sebagai BLUD harus mampu menjaga keseimbangan antara pelayanan maksimal dan menjaga tugas yang dibebankan oleh daerah sebagai penghasil PAD. Ini harus benar-benar dijaga keseimbangannya.
“RSUD selain memberikan pelayanan dasar secara maksimal juga harus mampu menjalankan tugasnya sebagai penghasil cuan bagi daerah,” tambah Zaini.
Melihat masih banyaknya komunikasi dan manajemen rumah sakit yang belum berjalan, maka kami meminta Bupati harus mengevaluasi jajarannya yang berada di RSUD Soedjono agar pelayanan bagi masyarakat dapat tercapai. Tetap demi Lombok Timur kita tercinta ini.
Bahkan dalam waktu dekat ini LSM Garuda bersama tim akan mengirimkan surat kepada DPRD untuk melakukan hearing terkait dengan manajemen dan komunikasi publik yang ada di RSUD yang tidak berjalan maksimal ini.
“Kami dalam waktu dekat akan melakukan hearing kepada DPRD terkait manajemen dan komunikasi publik di RSUD,” tutup M. Zaini.