22.7 C
Lombok
Kamis, November 21, 2024

Buy now

Indonesia Civil Society Forum 2024: Menjalin Persahabatan, Memperkuat Solidaritas

Makassar, barbareto.com – Lebih dari 100 perwakilan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) berkumpul di Makassar untuk saling belajar dan melakukan refleksi atas tantangan terhadap ruang sipil dan peluang untuk memperkuat demokrasi serta pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia, 17 Juli 2024. Perwakilan masyarakat sipil ini berkumpul dalam acara Indonesia Civil Society Forum (ICSF) untuk regional Indonesia timur yang di gelar tahun ini.

Melanjutkan kesuksesan empat pertemuan sebelumnya, ICSF ke-5 pada tahun ini menyelenggarakan pertemuan dengan format yang sedikit berbeda. Sebelumnya hanya dilakukan di tingkat nasional di Jakarta saja. Tahun ini ICSF berkeliling ke tiga region di Indonesia sebelum akhirnya mengumpulkan masyarakat sipil di tingkat nasional.

Di Indonesia, kerja-kerja masyarakat sipil mencoba menjangkau masyarakat yang paling rentan, terpinggirkan, dan secara langsung terdampak. Kerja-kerja ini seringkali mengisi kekosongan dan membantu inisiatif-inisiatif pemerintah dalam banyak isu, mencakup isu lingkungan, perempuan, Hak Asasi Manusia (HAM), isu kelompok disabilitas dan lainnya. Dengan banyaknya lingkup kerja OMS di Indonesia, perlu adanya wadah untuk aspirasi serta ruang berbagi. Indonesia Civil Society Forum menjawab kebutuhan tersebut.

Sambutan Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI

Dalam kata sambutannya, Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Muhammad Yusran Laitupa mengatakan.

“Forum ini penting untuk mencatat berbagai tantangan, kesulitan maupun pelemahan yang sedang kita hadapi bersama. Dan juga sama pentingnya untuk mengapresiasi dan merayakan setiap perubahan positif, dukungan, dan kolaborasi yang telah tercapai dan terjalin hingga saat ini,” tegasnya.

Selaras dengan hal itu, Ilham Saenong dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial mengutarakan.

“Kami dapat melihat antusiasme peserta, baik yang berasal dari kota terdekat, Makassar, maupun yang jauh-jauh datang dari ujung pulau Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua. Forum dua hari ini menjadi kesempatan kita untuk saling belajar dan memaknai ulang apa dan siapa yang kita perjuangkan, ruang sipil seperti apa yang harus tersedia, dan bagaimana kita mengupayakannya. ICSF ini menjadi forum dan ruang aman bagi kita semua untuk masyarakat sipil berefleksi dan berstrategi,” ujarnya.

Baca Juga :  Gubernur NTB Sebut Muslimat NU Telah Banyak Berkiprah
Tantangan Masyarakat Sipil Indonesia

Saat ini, masyarakat sipil di Indonesia tengah menghadapi banyak ragam tantangan. Misalnya, minimnya akses kepada fasilitas publik untuk gerakan kelompok disabilitas serta penyempitan ruang sipil dari berbagai arah.

Akses fasilitas publik untuk kelompok disabilitas seringkali ditemui di region Timur di Indonesia. Tidak hanya itu, di beberapa desa kelompok disabilitas seringkali dianggap seperti hal yang memalukan sehingga disembunyikan oleh keluarganya.

Penyempitan ruang sipil misalnya, dapat di lihat dalam adanya narasi-narasi kemungkinan masuknya aparatur negara ke ruang sipil. Dengan banyaknya Rancangan Undang-Undang (RUU) yang membuka adanya kesempatan kembalinya Indonesia ke rezim yang lebih represif. Seperti RUU Perubahan UU TNI. Jika lolos, organisasi masyarakat sipil khawatir akan lebih banyak represi terhadap masyarakat sipil.

Secara internal, masyarakat sipil juga mengutarakan bahwa adanya kebutuhan untuk regenerasi dalam gerakan agar pengetahuan dan kekuatan tidak berpusat kelompok tertentu saja.

“Ada kepentingan untuk terjadi regenerasi dan keterlibatan orang muda di organisasi. Agar pengetahuan tidak terkumpul di satu orang saja”, ujar Cung, salah satu perwakilan organisasi masyarakat sipil.

Tantangan lain adalah mekanisme pendanaan yang perlu lebih inklusif dan ramah bagi OMS di tingkat tapak yang memiliki kapasitas terbatas. Walaupun banyak tantangan, masyarakat sipil tetap terus bergerak dan berinisiatif untuk memperkuat demokrasi melalui kerja-kerjanya dalam berbagai isu.

Baca Juga :  NTB Kehilangan Dua Jenderal Inspiratif

Misalnya, Econusa yang bekerja di Papua dan Maluku berhasil melakukan sociopreneurship untuk penggalangan dana. Tidak hanya bagi organisasi, namun bagi koperasi-koperasi masyarakat yang ternaungi oleh organisasinya.

WALHI Sulawesi Selatan, misalnya juga secara terus menerus mengkampanyekan keadilan iklim bagi masyarakat yang paling terdampak atas industri ekstraktif. Secara umum, OMS juga seringkali melakukan pendokumentasian kasus kekerasan terhadap perempuan serta pendampingan kasus sehingga terjadinya advokasi yang baik untuk isu-isu tersebut.

Puncak acara ICSF 2024 akan berlangsung akhir bulan September di Jakarta. Dan akan menjadi forum ke-lima ICSF sejak pelaksanaannya pertama kali di tahun 2018.

Acara ini akan menjadi momentum refleksi, penyusunan strategi dan pembelajaran kolektif bagi penguatan gerakan dan demokrasi untuk masyarakat sipil di Indonesia.

Tentang Indonesia Civil Society Forum (ICSF)

Indonesia Civil Society Forum (ICSF) adalah forum kolaboratif masyarakat sipil seluruh Indonesia.

Untuk menghimpun pengalaman dan perspektif tentang kondisi demokrasi dan masyarakat sipil di Indonesia saat ini, berbagai isu penting, dan peran masyarakat sipil dalam memajukan demokrasi inklusif di Indonesia. Penyelenggaraan forum ini di tingkat daerah dan nasional.

ICSF percaya masyarakat sipil memainkan peran kunci dalam membangun dan memperkuat demokrasi dan mendorong pembangunan yang damai.

Penyelenggara ICSF adalah Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), Indika Foundation dan Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif.

Kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA) sebagai penyelenggara tingkat nasional. Dan BaKTI sebagai penyelenggara untuk ICSF tingkat daerah di region Indonesia Timur.

Ikuti kami di Google News

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti
Iklan Berbayarspot_img
Iklan Berbayarspot_img

Latest Articles