Oleh: Ahmad Baghir Hasan Pratama (Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)
barbareto.com | Opini- Peranan budaya dalam masyarakat Bali sudah sangat kuat bagi kehidupan masyarakatnya. Budaya dan tradisi sudah menjadi warisan luluhur, dan tentunya harus dilestarikan dan dijaga, karena merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan budaya dan tradisi Bali kepada khalayak khususnya para wisatawan berbagai daerah, kota, bahkan negara.
Sejumlah tradisi unik yang disuguhkan menjadi sebuah atraksi dan sebagai suguhan bagi wisatawan yang liburan ke Bali. Perkembangan pariwisata Indonesia tidak lepas dari tumbuh kembang Pariwisata Bali karena perkembangan pariwisata memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan seni, budaya, dan tradisi Bali baik secara langsung maupun tidak.
Selain itu, memperkenalkan budaya dan tradisi unik Bali bertujuan untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam di Indonesia, karena pengembangan pariwisata di Indonesia tidak lepas dari potensi yang sudah dimiliki Indonesia untuk mendukung pariwisata.
Salah satunya keragaman budaya yang dilatari agama, adat istiadat yang unik, dan dan kesenian. Budaya dan tradisi unik masih bisa berkembang dan dilestarikan karena sangat berkaitan dengan keyakinan masyarakat akan ritual atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi.
Tradisi unik yang digelar oleh sejumlah tempat di pulau tersebut, menjadi hal yang istimewa untuk dinikmati oleh wisatawan dan memperkenalkannya kepada para wisatawan.
Apalagi disaat mereka sedang melakukan liburan di Pulau Dewata dan mendapatkan hal-hal tradisional di zaman modern ini akan mendapatkan pengalaman dan wawasan baru yang tidak ditemukan di daerah lainnya, dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah.
Jadi, tujuan utama perjalanan itu adalah berhubungan dengan pertamasyaan. Adapun macam-macam budaya dan tradisi unik di Pulau Bali ialah:
Pemakaman Desa Trunyan: Pada umumnya orang meninggal di Bali, terutama bagi umat Hindu selain dikubur bisa dibakar atau dikremasi langsung, namun demikian suatu tradisi unik dengan budaya yang berbeda bisa anda temukan di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten Bangli. Pada saat meninggal, maka jasadnya hanya diletakkan di bawah pohon menyan, jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar, anehnya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di kawasan tersebut, pemakaman di Trunyan ini melengkapi daftar budaya dan tradisi unik bumi Nusantara-Indonesia.
Tradisi Mekare-Kare: Mekare-kare ini dikenal juga dengan perang pandan, tradisi unik di pulau Bali hanya dilakukan di desa tradisional Tenganan, Karangasem yang dikenal juga sebagai desa Bali Aga. Perang dilakukan berhadap-hadapan satu lawan satu dengan masing-masing memegang segepok pandan berduri sebagai senjata.
Upacara Melasti: Melasti dilakukan setiap tahun sekali dalam rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali, namun demikian upacara Melasti juga dilakukan pada hari-hari tertentu saat piodalan pada sebuah pura sesuai dengan hari yang ditentukan. Saat Melasti semua pretima, senjata nawa sanga, umbul-umbul dan kober di arak ke sumber air seperti ke laut untuk disucikan dan menghanyutkan segala malaning bumi ataupun kotoran, dimaksudkan juga menghanyutkan segala penderitaan manusia melalui air kehidupan, dan kemudian menyucikan diri dengan angamet (mengambil) tirta amertha, untuk mendapatkan sari-sari kehidupan. Budaya dan tradisi ini menjadi warisan budaya leluhur Bali yang terjaga dengan baik sampai saat ini.
Pawai Ogoh-ogoh: Ini merupakan tradisi yang sudah tidak asing lagi kita dengar, yakni Tradisi mengarak ogoh-ogoh di Bali ini digelar tepat sehari sebelum hari Raya Nyepi, sekitar jam 6-6.30 sore Ogoh-ogoh adalah sebuah boneka raksasa yang merupakan simbol dari Bhuta Kala, dibuat dengan wujud menyeramkan atau simbol sebuah kejahatan, yang paling dominan berwujud raksasa menyeramkan, binatang atau bahkan wujud seorang penjahat.
Hari Raya Nyepi: Siapa pula yang tidak kenal dengan perayaan Hari Raya Nyepi di pulau Bali, hari raya ini digelar sekali dalam setahun sebagai penyambutan tahun baru Isaka yang jatuhnya pada bulan mati (Tilem) sasih Kesanga. Tujuan dari perayaan ini untuk bisa introspeksi diri atau mulat sarira dan merenung dalam suasana hening bisa berkonsentrasi lebih maksimal, seharian tinggal di rumah dan bersembahyang melakukan brata dan meditasi, agar nantinya bisa memulai kehidupan yang lebih baik pada bulan berikutnya pada sasih Kedasa, semua kedas, bersih dan suci untuk memulai lagi kehidupan baru. Budaya dan tradisi ini menjadi salah satu hal unik bagi mereka yang liburan ke Bali.
Paparan diatas merupakan sebagian budaya dan tradisi Bali yang hingga saat ini masih dilestarikannya, tentunya masih banyak lagi budaya dan tradisi yang ada di Pulau Dewata entah dari seni, seperti tari, dan tradisi unik lainnya. Ini merupakan salah satu ajang untuk memperkenal budaya dan tradisi bali kepada para wisatawan yang sedang berlibur ke pulau Bali.
Selain itu Bali mendapatkan beberapa julukan seperti Pulau Dewata dikarenakan kentalnya budaya Hindu, seperti banyaknya sesaji yang dipersembahkan untuk dewata penjaga di berbagai tempat di Bali, dikenal dengan kentalnya budaya Hindu, seperti ada banyaknya sesaji yang dipersembahkan untuk dewata penjaga di berbagai tempat di Bali.
Dewata merupakan dewa yang kedudukan lebih rendah daripada dewa-dewa utama di dalam tradisi umat hindu selain itu juga Bali mendapat julukan Meseum Hidup. Sehingga peranan budaya khusus nya di Pulau Dewata sangat penting sekali, untuk memperkenalkan budaya dan tradisi unik Bali kepada Para Wisatawan berbagai daerah, kota, dan mancanegara. (*)