Denpasar-Bali. barbareto.com – Makin pesatnya pertumbuhan penduduk di kota maupun di desa menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya yaitu masalah air limbah, semakin padatnya jumlah penduduk yang dibarengi dengan semakin banyaknya pemukiman penduduk di Bali, tentu permasalahan air limbah rumah tangga atau air limbah domestik juga menjadi tantangan. Pasalnya, kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di kawasan perkotaan, namun di desa-desa juga mengalami hal serupa.
Sebagai upaya untuk mengurangi dan membersihkan lingkungan serta memberdayakan Desa Adat, salah satu Perusahaan Daerah (Perusda – red) sudah melakukan upaya untuk diterapkan di masing-masing Desa Adat nantinya. Dan hal itu mulai digaungkan oleh PT. Bima Sakti Jinluo.
Menurut Ida Bagus Lanang Suardana, S.T., M.T., dari PT. Bima Sakti Jinluo, pada Senin, (3/5/2021), pihaknya berupaya untuk menggandeng seluruh Desa Adat yang ada di Bali, pertama dengan menjadikan Desa Adat di seluruh kabupaten Jembrana sebagai percontohan yang nantinya Kabupaten lain untuk ikut program pengolahan air limbah warga. Yang mana nantinya, pihaknya selaku penyedia tempat pengolahan air limbah tadi, sementara Desa Adat melalui Bandesa Adat, bertugas untuk mendata dan menangani pelanggan dari lingkungan wewidangan di Desa Adat masing-masing.
“Keinginan kami ingin membersihkan lingkungan, melalui konsep Tri Hita Karana, salah satunya palemahan dengan Pertiwinya. Melalui adat, kita ingin Pertiwi ini bersih. Ini juga sesuai dengan visi misi Gubernur Bali no 20 dan 21 tentang masalah lingkungan. Berangkat dari itu kita coba, skema kerjasama Business to Business,” katanya ditemui di sela kunjungan Bandesa Adat se Kabupaten Jembrana saat acara sosialisasi dan peninjauan lokasi pengolahan air limbah domestik di Instalasi Pengolahan Air Limbah Bima Sakti, jalan By Pass Ngurah Rai, serta selanjutnya ke IPAL DSDP Suwung, Denpasar Selatan.
Selain untuk masalah lingkungan, dengan menggandeng Desa Adat, pihaknya juga ingin mewujudkan kemandirian Desa Adat agar mampu menjadi Desa Adat Mandiri yang dalam mengelola air limbah mereka sendiri.
Pemilihan Kabupaten Jembrana sebagai pilot project, atas dasar kajian dan pemahaman wilayah. Sebagai putra asli Kabupaten Makepung, Ida Bagus Lanang Suardana bersama tim sudah melakukan berbagai sosialiasi, baik kepada Pemerintah daerah dan instansi terkait. Dengan menggandeng seluruh Desa Adat yang berjumlah 64. Untuk tahap awal, pihaknya menargetkan sebanyak 64 ribu pelanggan di Kabupaten Jembrana.
“ini kami harapkan sudah mulai digarap tahun ini, perkiraan di bulan Juli-Agustus program ini akan berjalan dan semoga tidak ada kendala,” ucapnya.
Khusus untuk penanganan air limbah domestik terang pria yang akrab di panggil Gus Lanang ini, memang harus melibatkan peran masyarakat dan swasta. Dalam hal ini, pihak swasta atau investor tugasnya membangun dan mengoperasikan, sementara masyarakat dan Desa Adat ditugaskan menangani pelanggan. Dalam pengolahan air limbah ini, Desa Adat melalui BUPDA maupun LPD akan dilibatkan. Sehingga nantinya tidak hanya mengelola air limbah, namun ekonomi lain juga diharapkan akan bisa tumbuh untuk Desa Adat itu sendiri.
“Targetnya adalah kemandirian Desa Adat bisa tercapai,agar Desa Adat bisa mandiri dengan mengali potensi yang ada di Desa Adat tersebut,” ujarnya.
Untuk Kabupaten Jembrana kata dia, dipilih menjadi percontohan atau pilot project, karena saat ini di Kabupaten Jembrana sedang menggodok terkait upaya untuk mencari sumber pendapatan bagi Desa Adat, disamping kewajiban Desa Adat untuk memanage pelanggan, Desa Adat juga akan mendapatkan haknya berupa pembagian Pendapatan/Keuntungan yang besarnya sesuai prosentase dengan besar kecilnya jumlah pelanggan.
Hal ini akan dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama secara transparan sehingga akan terwujud kemandirian Desa Adat itu sendiri, agar Desa Adat mampu berdiri sendiri. Untuk itulah menurutnya, pengelolaan air limbah ini menjadi salah satu solusi yang diharapkan mampu memberikan solusi dan kontribusi untuk Desa Adat saat ini.
“Di DPRD Jembrana sedang digodok rencana mencarikan sumber-sumber pendapatan tambahan untuk Desa Adat, dan ini salah satu program yang kami tawarkan,” tuntasnya. (anas)