21.7 C
Lombok
Sabtu, Desember 14, 2024

Buy now

Fatmawati Sang Penjahit Bendera Pusaka Indonesia dan Perannya Ketika Proklamasi

barbareto.com | Artikel – Fatmawati Soekarno merupakan Ibu Negara pertama dari Presiden Soekarno, Ia juga dikenal sebagai penjahit bendera pusaka Indonesia. Ia lahir pada hari senin 5 Februari 1923 pada pukul 12:00 di Kota Bengkulu.

Fatmawati merupakan putri tunggal dari pasangan Haji Hassan Din (Ayah) dan Siti Chadidjah (Ibu) dari keluarga Muhammadiyah. Dilangsir dari infobiografi.com, Fatmawati menempuh pendidikan di Hollandsch Inlandsche School (HIS) kemudian melanjutkan pendidikan khusus di sebuah sekolah yang dikelola oleh organisasi Katolik.

Ia mulai suka dengan aktivitas organisasi semenjak berada di sekolah dasar. Beliau aktif dalam organisasi Naysatul Asyiyah yang merupakan organisasi perempuan di bawah organisasi Muhammadiyah.

Beliau mengenal Soekarno sejak Soekarno dipindahkan ke tempat perasingan di daerah Flores,  Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu Bung Karno bekerja sebagai seorang pengajar di sekolah Muhammadiyah dan Fatmawati ketika itu menjadi salah satu siswanya.

Banyak halangan dan rintangan yang dilalui ketika masa Presiden Soekarno mendalami kisah cintanya dengan Fatmawati, bahkan ketika kemerdekaan mereka berdua menghadapi situasi yang sangat sulit. Namun berkat takdir, akhirnya mereka berdua menikah pada tanggal 1 Juni 1943.

Mengingat kesibukan yang dijalani Bung Karno sebagai pemimpin Pusat Tenaga Rakyat, pernikahan tersebut dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat Bung Karno yaitu Opseter Sardjono.

Baca Juga :  Piket Koramil 1621-01/Kota Soe Melaksanakan Penertiban Prokes Bagi Pelaku Perjalanan

Pernikahan Ibu Fatmawati dan Presiden Soekarno dikaruniai 5 Orang putra dan putri yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra.

Tepat pada tahun 1945 setelah Jepang menyerah pada sekutu, terjadilah permasalahan yang lumayan hebat hingga muncul informasi bahwa Soekarno dan Hatta mengkhianati bangsa Indonesia, akan tetapi kenyataannya berita itu hanyalah bualan yang dibuat oleh Jepang.

Hingga pada suatu malam, Soekarno dibawah ke Renggas Dengklok dan disuruh oleh para pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Pada saat itu sudah banyak pemuda yang berkumpul di depan rumah Fatmawati. Dan akhirnya Bung Karno dan Bung Hatta keluar dan mengatakan bahwa semuanya sudah dipersiapkan. Melihat hal tersebut Fatmawati akhirnya mengambil kain yang telah ia jahit sendiri, kain bahan bendera tersebut diterimanya dari seorang pemuda bernama Chaerul Bisri.

Pada saat itu hari Jumat di bulan Ramadhan pukul 05:00, fajar di tanggal 17 Agustus 1945 telah menyinari langit di ufuk timur, kala embun masih bergentayangan di tepian daun namun para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda dengan diliputi rasa bangga setelah merumuskan Teks Proklamasi hingga dini hari.

Baca Juga :  Kota Denpasar Raih Penghargaan,  dari Kementerian ATR/BPN RI

Lalu para tokoh dan pemimpin telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia pada hari itu di rumah Soekarno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timut No.56 Jakarta. Dan tepat pada pukul 10.00, dengan suara tegas, mantap dan jelas Soekarno membacakan teks proklamasi, hingga pekik Merdeka pun berkumandangan dimana-mana.

Dan saat itulah untuk pertama kali bendera Indonesia dikibarkan. Peran Fatmawati menjelang detik-detik proklamasi kemerdekaan yaitu menjahit bendera sang saka merah putih, dan memberikan kepada bendera tersebut kepada seorang pemudi bernama S.K Trimurti yang membawa nampan dan menyerahkan bendera pusaka kepada Latief Hendraningrat dan Soehoed untuk dikibarkan pada saat berkumandangnya lagu Indonesia Raya. Bendera tersebut hingga saat ini masih tersimpan di Monumen Nasional Indonesia.

Pada akhirnya Fatmawati tutup usia pada tanggal 14 Mei 1980 pada usia 57 di Kuala Lumpur karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekkah. Beliau dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta. Untuk mengenangnya saat ini nama Fatmawati digunakan sebagai nama Rumah Sakit di Jakarta, nama Fatmawati Soekarno juga dipakai sebagai nama bandara udara di Bengkulu, yaitu kota kelahiran Fatmawati. (gok)

Barbareto
Barbareto
Informatif dan Menginspirasi

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
344PengikutMengikuti
112PengikutMengikuti

Latest Articles