barbareto.com | Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menegaskan, sekolah harus segera dibuka walaupun di tengah pandemi Covid-19.
Mengutip dari CNNindonesia, Nadiem menandaskan, sekolah harus segera melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) supaya tidak ketinggalan pembelajaran.
“Itu enggak bakal bisa kita kejar ketertinggalannya. Kita tidak punya opsi, kita harus sekolah dalam kondisi virus ini. Itu adalah realitanya,” kata Nadiem ketika rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. (23/8/21)
Ia menerangkan, tidak mungkin sekolah terus-terusan melaksanakan pembelajaran jarak jauh hingga seluruh siswa dapat divaksin Covid-19. Kalaupun vaksin tersebut menjadi syarat untuk PTM, menurutnya butuh waktu 2,5 tahun untuk memvaksin semua siswa yang ada di sekolah.
Nadiem juga mengakui, pembelajaran jarak jauh yang diterapkan selama ini ternyata berdampak negatif kepada siswa. Selain tertinggal dalam pebelajaran, banyak siswa juga mengalami tekanan psikologis karena harus belajar dengan sistem yang berbeda.
Bahkan, banyak anak-anak yang mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) ketika menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh. Nadiem tak ingin dampak-dampak negatif itu terus diderita oleh peserta didik.
Berdasarkan pantauannya, awal tahun ini sebanyak 30 persen sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun karena virus varian delta semakin mengganas, beberapa sekolah terpaksa melakukan pembelajaran secara daring lagi.
Ia menyebut saat ini ada sekitar 63 persen dari 540.979 yang diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka. Namun, baru 26 persen sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka.
“Ini sudah terlalu lama kondisi psikologis anak kita dan kognitif learning loss anak kita sudah terlalu kritis, kita harus secepat mungkin membuka dengan protokol kesehatan yang ketat,” terang Nadiem. (gok)