barbareto.com | Badung – Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra memberikan apresiasi dan terimakasih atas kepercayaan Kementerian Kesehatan RI, menjadikan Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan Tuberculosis Summit 2021, yang diselenggarakan mulai dari tanggal 20-23 Oktober di The Stones Hotel-Kuta.
Dalam sambutan selamat datangnya, Sekda Dewa Indra mengatakan bahwa terkait dengan kasus TBC di Bali, bahwa data September 2021 kasus TBC aktif di bali sebanyak 1.963 kasus, dan tingkat kesembuhannya mencapai 90%.
“Hal ini merupakan kerja keras seluruh stakeholder, bahkan sampai kader yang ada di tingkat pedesaan. Saya sangat berterimakasih atas kerja keras yang dilakukan selama ini. Namun, untuk mencapai kasus zero persen dibutuhkan penguatan dan kerja ekstra kembali. Sehingga eliminasi TB tahun 2030 yang dicanangkan Bapak Presiden dapat dicapai,” ucap Dewa Indra.
Baca juga : Sekda Dewa Indra Sambut Positif Bali Jadi Tuan Rumah Rakor Tata Ruang dan Kawasan Hutan untuk 7 Provinsi
Selanjutnya, Sekda Dewa Indra juga berharap Pulau Bali dapat memberikan vibrasi positif bagi acara TB Summit ini. Sehingga, pertemuan tersebut dapat menghasilkan rumusan dan bahkan keputusan yang diperlukan dalam penanganan kasus-kasus TB yang ada di Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa TBC menjadi permasalahan yang sudah ada pada abad ke-8. Untuk itu dalam upaya memutus TBC tersebut maka Pemerintah Indonesia mencanangkan program upaya eliminasi TB pada tahun 2030. Dalam mewujudkan hal tersebut, Wamen Dante Saksono, menerangkan bahwa diperlukan upaya bersama dari seluruh stakeholder, baik dari Kemenkes, Kemendagri, Pemerintah Daerah sampai para kader yang ada di Desa untuk melakukan hal-hal inovatif dalam upaya penanganan kasus TB.
Selain itu, Wamen Kemenkes juga menjelaskan bahwa pada kasus Covid-19 kita belajar untuk melakukan tracing, begitu juga dengan TBC bahwa tracing terhadap kontak erat perlu dilakukan sehingga upaya pengentasan kasus dapat terlaksana secara maksimal. Selain itu, tracing kontak erat juga diperlukan sebagai upaya pelacakan kasus baru TB yang belum terdeteksi. (**)