barbareto.com | Penyelenggaraan kompetisi balap motor kelas premium, MotoGP di gelar di Sirkuit Mandalika, yang merupakan bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Indonesia.
Potensi keuntungan digelarnya MotoGP di Mandalika tentunya tidak boleh di pandang sebelah mata, banyak dampak positif yang akan timbul dan dirasakan masyarakat di NTB, termasuk di Kabupaten Lombok Timur.
Adanya gelaran MotoGP ini di yakini akan diiringi dengan munculnya pusat perbelanjaan, penginapan, dan daerah wisata lain di sana. Kenaikan jumlah wisatawan yang datang juga diprediksi terjadi.
Potensi dan dampak gelaran MotoGP di Sirkuit Mandalika tersebut diungkapkan Pemuda wilayah selatan, M. Fauzan.
Ojan sapaan akrab pemuda yang juga aktivis PMII tersebut memprediksi banyak dampak positif yang akan timbul dan dirasakan masyarakat di daerahnya.
Salah satu wilayah penyangga dari MotoGP Mandalika menurut Ojan adalah Kabupaten Lombok Timur, karena Lombok Timur merupakan wilayah yang secara langsung bersinggungan dan berbatasan dengan lokasi penyelanggaraan MotoGP, terutama wilayah selatan Lombok Timur yakni Jerowaru dan Keruak.
Jadi sebagai daerah penyangga tentunya wilayah tersebut harus mempersiapkan diri.
Baca juga : Pemda Lotim Harus Menata Wilayah Selatan
Namun Ojan menyayangkan Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang masih lambat dan tidak ada progres dalam mengembangkan pariwisata, terutama di wilayah selatan.
“Dinas Pariwisata Lotim belum ada progres terkait pengembangan pariwisata Lotim, bahkan bisa kita bahasakan bahwa Dispar Lotim hari ini seperti mandul. Kenapa saya mengatakan demikian?, sebab tidak pernah kita dengarkan bahwa ada terobosan-terobosan terbaru dari Dinas Pariwisata sendiri soal bagaimana mengambil peluang di perhelatan MotoGP ini. Sehingga patut kami mempertanyakan apa yang di lakukan Dispar Lotim hari ini,” tegas Ojan.
Pemuda yang terkenal vocal tersebut juga menyoroti kinerja positif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
“Saya rasa jika tidak ada BPPD kita tidak akan melihat event-event untuk memeriahkan pagelaran MotoGP ini. Artinya kita bisa simpulkan, peran BPPD ialah sebagai penyelamat dari kemandulan Dispar Lotim, sebab diketahui bahwa dari 500 orang wisatawan yang datang ke Lombok Timur itu murni atas kerja keras BPPD,” ujar Ojan.
Selanjutnya Ojan menegaskan dan mengingatkan jajaran Dispar Lotim untuk bekerja lebih baik lagi dalam menyambut event-event Internasional semisal MotoGP.
“Mendatangkan wisatawan yang menginap di Lotim dan itu bukan hal yang mudah untuk bisa di capai, ayo dong tunjukkan kinerjanya bidang promosi, bidang destinasi Dispar Lotim, mumpung ada moment MotoGP, biar kita juga mendapat limpahan berkahnya, jangan hanya kita jadi penonton saja,” ungkapnya.
Ojan juga menegaskan, jika hal ini tidak dikerjakan dengan baik, ini menunjukkan ketidakseriusan dan justru menunjukkan kinerja yang tidak bagus dari jajaran Dispar Lotim.
“Sebenarnya kita bisa mendatangkan sampai 6.000 tamu untuk menginap di Lombok Timur namun kapasitas kita yang tidak mencukupi, apalagi kita ingin penginapan yang standar. Dari survei yang kami lakukan, Dispar Lotim saat ini masih harus banyak belajar. Contoh kasus: Pemprov Jawa Barat ingin menginap di Lotim, tapi kok hal itu tidak mampu di respon dan dimanfaatkan dengan baik oleh Dispar Lotim ini,” ujar Ojan.
Menutup statementnya, Ojan menegaskan bahwa Dispar Lotim harus melakukan perbaikan kinerjanya.
“Dispar Lotim jangan PHP terus, tunjukkan kinerja dan lakukan perbaikan,” tutup Ojan.