BARBARETO.com | 50 tahun usia Gubernur NTB ditandai dengan harga panen jagung dan gabah yang sangat rendah. Mahalnya harga pupuk, bibit, biaya pengolahan lahan menjadi faktor awal meruginya petani ditambah lagi harga beli dari pembeli yang tidak bisa mengganti dan menutup biaya komponen dasar dalam ekosistem produksi, alih-alih bicara margin keuntungan.
Pada 2021, Gubernur NTB menggagas pembangunan pabrik pengolahan jagung di STIPark Banyumulek sebagai aktualisasi program unggulan dengan title INDUSTRIALISASI, seperti yang di lansir dalam portal berita Tribun Sumbawa berikut ini:
“Program industrialisasi menjadi salah satu program prioritas dalam mendorong kemajuan pembangunan suatu daerah, Hadirnya STIPARK Banyumulek dan Sumbawa Technopark serta tumbuhnya sektor IKM dan UMKM adalah wujud nyata dari keinginan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem industrialisasi di NTB”.
Demikian salah satu poin penting sambutan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Dr. H. Zulkieflimansyah yang dibacakan Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, S.E., selaku inspektur upacara pada Peringatan HUT ke-63 provinsi Nusa Tenggara Barat yang berlangsung tanggal 17 Desember 2021 tingkat Kabupaten Bima yang berlangsung di Lapangan Upacara Kantor Bupati Bima.
Pada laman portal berita ANTARA NTB juga Gubernur menyampaikan hal yang sama Gubernur NTB Zulkieflimansyah menegaskan STIPark bukan hanya untuk bisnis inkubasi.
STIPARK juga merupakan sarana akselerasi anak-anak muda menjadi pengusaha dan mendalami industrialisasi.
“Tentang industrialisasi ini tidak identik dengan pabrik besar, namun pendalaman struktur sehingga hasil pertanian tidak dalam mentah lagi namun sudah menjadi pertambahan nilai,” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, industri kreatif tidak harus di Pulau Jawa, tetapi juga bisa dari NTB.
“Buah manisnya akan kita cicipi,” katanya.
Baca juga : Mimpi Petani di Negara Agraris
Pada awalnya, banyak dari pelaku usaha (petani dan peternak) menaruh harapan besar dengan pembangunan pabrik pengolahan jagung untuk pemenuhan kebutuhan peternakan yang ada.
Buah manis yang menjadi ekspektasi sang Gubernur menjadi buah ranum yang di makan kelelawar di malam hari. Gudang-gudang pabrik dengan biaya milyaran rupiah sudah mulai dihuni tikus-tikus pengerat.
Andai saja pabrik pengolahan itu bisa berjalan, tentunya saat ini hasil produksi jagung akan terserap dalam mata rantai produksi industri menjadi bahan jadi pakan ternak.
Memang kadang narasi indah dan manis tidak selalu sebanding dengan ekspektasi dan aktualisasi secara faktual. Narasi penuh retorika seringkali hanya sebagai trik mengulur waktu (buying time) untuk meredam situasi yang tidak ada solusi atau hanya sebatas cara menutupi ketidakmampuan.
Jika kita coba membandingkan masa kepemimpinan Gubernur sekarang dengan masa Tuan Guru Bajang (TGB) TGKH. Dr. Muhammad Zainul Majdi, MA., sebagai Gubernur, banyak sekali karya-karya monumental seperti Islamic Center, KEK dan Sirkuit Mandalika, infrastruktur jalan bypass.
TGB dalam setiap menjalankan program terlaksana secara terukur dan memiliki dampak manfaat besar bagi masyarakat.
Selamat ulang tahun Gubernur NTB yang ke-50, semoga di masa akhir periode kepemimpinan Pak Gubernur mampu membuktikan buah manis dari INDUSTRIALISASI itu.
Meminjam ucapan yang sering diucapkan Sang Gubernur, setiap Ada kemauan, selalu ada jalan, tapi kadang juga terpeleset.