Mataram – Ada uang, urusan lancar. Begitulah kira-kira kalimat yang dilontarkan Munawir, selaku Ketua Asosiasi Tour Operator Senaru (ATOS).
Bagaimana tidak, upayanya yang ikut berkontribusi memajukan pariwisata di Lombok, justru mendapati banyak kejanggalan oleh beberapa oknum di Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
Ungkapan itu ia lontarkan, bermula dari adanya pendaki yang tiba-tiba tidak dapat naik ke Rinjani pada Jumat, 23 Agustus 2024, kemarin.
Hal itu terkesan aneh, lantaran sebelumnya 1 dari 11 tamunya itu sudah melengkapi semua administrasi persyaratan untuk naik.
“Saya sebelumnya sudah telpon orang TNGR dan memang sudah ada izin. Tapi pas samai Pos 2 katanya tamu kami tidak punya tiket. Ini kan mencoreng, tamu kami ada tiket lengkap. Ya, wajar dia ngamuk di sana,” kesal Munawir.
Mendapati perlakuan seperti itu, ia berupaya untuk mencari solusi. Akan tetapi tak juga ada jalan keluar. “Mereka malah melempar kami ke sana sini. Pelayanan TNGR ini tidak jelas,” sebutnya.
Munawir juga menyebut, ada istilah tiket bodyguard online. Ia juga beranggapan, TNGR memberikan ruang kepada preman. Sehingga, semua harus ada uang pelicin.
Kekesalannya semakin bertambah ketika dana pengembalian tak juga ia dapati. “Katanya telat chek in. Tapi kenapa sebelumnya malah terapprove dan itu sudah kami bayarkan. Terus, kalau memang tak boleh naik, harusnya uang tamu kami kembali,” heran Munawir.
Dari beberapa kejadian sebelumnya, Munawir menganggap pelayanan TNGR itu harus ada uang pelicin. Tak hanya dugaan, ia juga kerap kali menemukan hal tersebut. Di mana banyak saksi yang menyaksikan perbuatan Pungli oleh oknum TNGR.
“Di sana kering tapi basah bagi TNGR. Karena harus pakai uang pelicin. Prinsipnya di sana siapa yang loyal dia yang akan lolos tamunya,” tukasnya
Kepala BTNGR, Yarman, dikonfirmasi media ini, mengatakan pihaknya selalu terbuka terakit hal tersebut. Namun ia menegaskan, persoalan administrasi harus menjadi catatan.
“Apakah persyaratan lengkap atau tidak itu bagian kami. Karena tanggunjawab saya menjamin keselamatan wisatawan di atas. Karena selama ini mereka hanya pentingkan dirinya saja,” jelas Yarman.
Perihal kekesalan di atas, permasalahan tersebut juga sudah sampai ke mejanya. Ia menuturkan, kendala wisatawan tersebut karena belum melakukan chek in.
“Tapi satu ini memang belum dia. Prinsipnya, kalau terjadi apa-apa nanti, siapa tanggungjawab. Sekarang bisa saja saya lepas, tapi bagaimana nanti,” ujarnya.
Terkait dugaan adanya Pungli oleh oknum bawahannya itu. Yarman mengaku tengah melakukan pendalaman terhadap hal itu.
“Informasinya sudah kami terima. Dan sedang kami dalami,” pungkasnya.
Berita lainnya klik di sini