barbareto.com | Lombok Timur – Program “Zero Waste” yang dirancang pada masa kepemerintahan Zul-Rohmi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada dasarnya diniatkan untuk mengurangi intensitas sampah diseluruh wilayah NTB, baik itu sampah organik maupun non-organik.
Oleh sebab itulah, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Provinsi NTB optimis dengan adanya program “Zero Waste” mampu menangani sampah 100 persen hingga diakhir masa jabatan kepemerintahan Zul-Rohmi.
“Goal besarnya secara kuantitatif sampah terkelola 100 persen, yang terbagi menjadi dua, penanganan 70 persen dan pengurangan 30 persen,” kata Firmansyah, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Dinas LHK NTB. (13/8/21)
Ia menjelaskan, yang dimaksud dengan penanganan ialah seluruh aktivitas yang bersentuhan langsung dengan pemerintah, yang ujungnya tempat pemerosesan terakhir yakni Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Termasuk juga di dalamnya ada konsep industrialisasi.
Sedangkan untuk pengurangan, menurut Firman adalah semua kegiatan yang berada pada tingkat sumber sampah itu sendiri. Contohnya pengurangan sampah organik ditingkat masyarakat, kemudian ada juga bank sampah yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik.
“Tapi kemudian jika secara real targetnya, tentu kita berharap jalan, sungai, pantai, fasilitas umum, fasilitas sosial, itu kemudian menjadi bebas sampah,” harapnya.
Mengolah sampah kata Dia merupakan salah satu ikhtiar bersama untuk menjaga lingkungan, tidak mungkin bisa diselesaikan hanya dengan satu orang.
“Harus dengan banyak orang, banyak pihak dan banyak cara. Mengelola sampah itu murah, mudah dan sederhana dimulai dari rumah kita. Caranya bagimana, dimulai saja. Nggak ada cara terbaik untuk menyelesaikan sampah kecuali dengan dimulai,” tutur Firman. (gok)