Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Dalam rangka meningkatkan Open Defecation Free (ODF) di Kabupaten Lombok Timur Menuju Sanitasi Aman, pada hari Selasa 15/12/2020, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Lombok Timur bersama dengan Unicef serta Mitra Samya dan Pokja AMDL yang dibentuk oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Rapat Koordinasi yang berlokasi di Ruang Rapat Utama (Rupatama) II Kantor Bupati Lombok Timur.
Pada Rakor tersebut, ikut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Lombok Timur H. M. Juaini Taofik, Kepala Dinas PMD Lotim M. Hairi, perwakilan dari Unicef NTB Yaya Hidayat, Direktur dari Mitra Samya Husnuzzoni, Kasi Sub-Bidang Pendidikan dan Kesehatan Taofik Hari Suryanto, Kepala Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Dinas PMD Lotim Assirul Kabir, M.Si, serta beberapa jajaran perwakilan dari Organiasi Perangkat Daerah (OPD) baik dari Lotim maupun NTB, dan puluhan peserta yang hadir dari unsur Kecamatan dan Desa yang ada di Lotim.
ODF sendiri diartikan sebagai program untuk menuntaskan persoalan yang terjadi pada kebiasaan masyarakat yang sering Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Pada kesempatan itu, perwakilan dari Unicef NTB Yayan Hidayat menyebut pada tahun 2021 nantinya akan membangun sanitasi yang memadai untuk menunjung sarana dan prasarana masyarakat, khususnya yang berada di lima kecamatan di Lotim.
Mengingat, Unicef sendiri ia jelaskan tetap sebagai organisasi yang memofukskan perlindungan pada anak. Dan salah satu untuk melindungi anak dari penyakit, yaitu dengan membuatkan sanitasi yang baik di lingkungannya. “Sanitasi yang memadai merupakan sarana yang wajib ada di tengah masyarakat, terlebih lagi untuk anak-anak,” ujarnya.
Pada saat ini, ia mengatakan bahwa Unicef NTB memfokuskan pembangunan sanitasi di dua Kabupaten yang ada di NTB yaitu Sumbawa dan Lombok Timur. Adapun di Lotim sendiri telah menargetkan pada tahun 2024 dengan presentase 80% untuk akses santiasi layak, dan 8% untuk sanitasi aman. Namun pencapaian sampai dengan saat ini di Lotim mencapai 76,2% akses layak dan 1,9% sanitasi aman.” Targetnya lima kecamatan di Lotim tahun 2021 bisa tercapai ODF itu,” imbuhnya.
Sementara itu, Husnuzzoni selaku Direktur Mitra Samya memaparkan alasan Kabupaten Lombok Timur menjadi target program karena Lotim sendiri merupakan jantung dari NTB. Karena masyarakatnya paling banyak di antara kabupaten dan kota lainnya yang berada di NTB, sehingga Lotim harus di unggulkan dalam hal pembangunannya.
“Lotim merupakan jantungnya NTB, sehingga sikap kita terhadap Lotim harus memiliki keunggulan yang memadai. Supaya sasaran kita dengan Unicef bisa terealisasi dengan baik di sampel Daerah terbesar di NTB ini,” tuturnya.
Di Lotim sendiri katanya, ternyata ada beban khusus yang harus ditanggulangi pada ODF tersebut pada tahun 2021, yaitu kaitannya denga Buang Air Besar Sembarangan, yang masih banyak di lakukan oleh masyarakat setempat. Tentu itu menurutnya akan berpengaruh pada persoalan kesehatan.
Pada sambutannya, Sekda Lotim H. M. Juaini Taofik menyampaikan apresiasi kepada DPMD Lotim yang telah menggelar Rakor tersebut. Pasalnya, jika melihat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2018/2023 memang dipusatkan untuk mengatasi perihal kesehatan dan pendidikan.
Yang pada umumnya, ia mengatakan tahun 2020 ini di Lotim merupakan puncak dari pengentasan masalah kesehatan dan pendidikan. Namun, karena ada Covid-19 yang mewabah, itulah yang menjadi kendala Pemerintah Daerah memusatkan perhatiannya ke dua target capaian tersebut.
“RPJMD kita memang puncaknya di tahun ini bicara tentang kesehatan dan pendidikan, namun karena ada Covid-19 itulah yang menjadi kendala perhatian kita ke arah sana,” ujarnya
Oleh sebab itulah, jika ada OPD di Lotim yang tetap memfokuskan perhatiannya pada persoalan kesehatan dengan tanpa melupakan pencegahan Covid-19, menurutnya itu merupakan hal yang luar biasa. Terlebih lagi salah satu insturmen yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Lotim beberapa waktu yang lalu yang menyampaikan bahwa angka kemiskinan di Lotim pada tahun 2020 mengalami penuruan sebesar 0,9% dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Dengan begitu, kata Sekda yang paling sulit untuk dinaikkan peresentasenya yaitu persoalan tentang kesehatan. Tentu dalam hal itu, masalah yang terjadi juga pada prilaku masyarakat. Namun ia juga tidak menafikkan hal itu terjadi karena masih minimnya sarana dan prasarana.
Melihat DPMD Lotim yang berkolaborasi dan bersinergi dengan Unicef dan Mitra Samiya untuk meningkatkan sanitasi yang aman tersebut, ia juga menjelaskan bahwa saat ini memang yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat baik jajaran pemerintah harus bisa berkolaborasi. Sebab, itulah yang menguatkan keterbatasan dari program-program yang dijalankan saat ini.
“Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang, karena dalam rangka menuju kawasan penyanggak KEK Mandalika. Dukungan sektor kesehatan sangat penting, sebab itu akan menunjang kenyamanan nantinya,” jelas Sekda. (gok)