Lombok Timur-NTB. BARBARETO – Aktivis merupakan perkumpulan orang-orang yang peduli akan sesuatu hal tertentu. Dan memperjuangkan sesuatu tersebut tanpa kepentingan pribadi, melainkan kepentingan masyarakat luas.
Namun sangat di sayangkan ternyata rata-rata aktivis di Kabupaten Lombok Timur hanya berjuang untuk kepentingan pribadi. Bahkan hanya berkedok dengan mengatasnamakan kepentingan masyarakat luas.
“Nggak dapet ribut, dapet juga ribut. Anjing saja dapet tulang nggak ribut kok,” sindir Eko Rahadi, SH., karena ingin membuka kedok beberapa aktivis di Lotim yang sering di duga mengorbankan masyarakat. Pada 6 Februari 2021.
Ia sangat menyayangkan karena oknum aktivis tersebut sering berkamuflase menyebut masyarakat. Namun hal itu tidak pernah berdampak ke masyarakat Lotim. Bahkan masyarakat tidak pernah merasa keluh kesahnya terwakili oleh mereka.
“Itulah makanya aktivis abal-abal saja banyak di Lombok Timur ini. Hanya mencari kepentingan pribadi,” sebut pengacara kondang itu.
Banyak aktivis di Lotim yang menurutnya hanya membuat isu kemudian di hentikan di tengah jalan. Sebab sudah mendapat bayaran dari apa yang menjadi tujuannya tersebut.
Ia mengakui bahwa sempat terpengaruh dengan buaian para oknum aktivis tersebut. Namun setelah di pelajari bahwa tindakan seperti itu menurutnya tidak berdampak positif terhadap masyarakat. Justru masyarkat hanya sebagai korban kalau seperti itu.
“Untuk apa kita hidup kalau begini terus,” keluhnya.
Oleh sebab itulah Eko meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH) mengungkap semua pihak yang terlibat. Dalam persekongkolan tersebut supaya di usut hingga ke akar-akarnya.
“Kita minta di usut tuntas oleh APH itu. Kalau ada juga APH yang menerima supaya di ungkit itu,” tegasnya.
Yang lebih parah menurutnya rata-rata aktivis yang sering ribut di Lotim semuanya menerima aliran dana berbentuk sogokan. Ia juga mengenal betul para aktivis yang sering bermain seperti itu.
“Dia (aktivis – red) mau maen keroyokan saya akan hadapi semuanya,” tantang Eko dengan nada kesal.
Dirinya memilih jalan sendiri karena menganggap tindakannya di jalan kebenaran saat ini. Hal itu di tujukan supaya tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban pengatasnamaan dari para oknum aktivis tersebut. (gok)