Mataram, Barbareto.com – Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) Nusa Tenggara Barat (NTB) datangi Kantor DPRD NTB untuk menggelar audiensi terkait aktivitas Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang bekerja di tambang emas diduga ilegal di Sekotong, Lombok Barat, Senin, 26 Agustus 2024.
Audiensi tersebut diterima langsung Ketua Komisi IV DPRD NTB, H. Ahmad Puaddi FT dan jajarannya di komisi tersebut.
Koordinator Lapangan ARM NTB, Lukman dalam audiensi tersebut mengatakan, kehadiran mereka untuk mempertanyakan status 15 TKA yang bekerja di tambang emas tersebut.
“Gerakan ini bukan gerakan pertama kali, melainkan ini adalah gerakan kedua pasca audiensi di Kantor Imigrasi Kelas 1A Mataram yang tak kunjung menemukan titik temu karna pimpinan Imigrasi justru meminta untuk bertanya ke Disnakertrans NTB dan DPMPTSP NTB,” katanya.
Namun audiensi tersebut tertunda hingga Kamis besok, lantaran tidak hadirnya pihak Disnakertrans NTB dan DPMPTSP NTB yang semestinya berbicara soal keberadaan TKA di Sekotong.
Karena kalau komisi saja yang hadir, maka diskusi tidak akan menemukan titik temu karena yang lebih tahu permasalahannya pihak OPD (organisasi perangkat daerah),” ujar Lukman.
Ketua Komisi IV DPRD NTB, H. Ahmad Puaddi menjelaskan bahwa disposisi dari pimpinan DPRD NTB terlambat turun, sehingga informasi terkait audiensi terlambat didapatkan.
“Kita akan menjadwalkan kembali pertemuan sesuai permintaan rekan-rekan aliansi dengan menghadirkan OPD terkait,” ujar Puad.
Ketua Logis NTB, M. Fihiruddin yang hadir pada audiensi tersebut, juga mengingatkan agar DPRD NTB tidak hanya sibuk mengurus posisi pimpinan untuk periode selanjutnya. Namun juga ikut pro-aktif terhadap keberadaan TKA di Sekotong yang membuat heboh masyarakat.
“Jangan hanya sibuk urus masalah posisi pimpinannya saja untuk periode selanjutnya, tapi ketika ada hal yang mendasar terjadi di masyarakat malah tidak diatensi dengan cepat,” kata dia.
Keberadaan TKA China di tambang ilegal di Sekotong sempat menggegerkan publik pasca insiden pembakaran kamp milik TKA China di Sekotong oleh massa tak dikenal.
Kasus tersebut kemudian mencuri perhatian publik karena baru mengetahui adanya TKA China yang bekerja di sana.