BARBARETO.com | DPD Partai Golkar Bali menyumbangkan 4.000 bibit Alpukat ke Kecamatan Selat, Karangasem.
Penyerahan bibit dilakukan kepada kelompok petani di Desa Muncan, Desa Amerta Bhuana, Subak Abian Sukeluwih, kelompok tani di Sebun, Desa Sebudi juga kepada kelompok tani di Desa Duda Utara.
Penyerahan dilakukan langsung ketua DPD Partai Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry di Banjar Abian Tiing, Desa Amerta Bhuana, Selat, Karangasem Senin (16/5/2022).
Alpukat yang dibagikan kali ini adalah Alpukat unggul jenis Hass. Jenis ini memang cocok di ketinggian diatas 500 meter dari permukaan laut.
Sementara wilayah Selat dan sekitarnya ada pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut
Menurut Sugawa Korry, bantuan bibit untuk petani ini sebagai komitmen Golkar untuk memperdayakan pertanian.
“Ini bagian dari perjuangan untuk kesejahteraan petani,” ujarnya.
Saat penyerahan juga dilakukan tatap muka dengan petani dan pemberian pemahaman terkait Alpukat.
Hadir saat itu pihak petani dari Desa Amerta Bhuana selalu tuan rumah Nengah Medir.
Ikut mendampingi Sugawa Korry, Jro Tesan yang juga ketua badan pembinaan petani DPD Golkar Bali Tesan yang asal Pupuan Tabanan ini juga dikenal sebagai ketua asosiasi eksportir buah Indonesia, hadir juga wakil ketua DPD Golkar Karangasem I Wayan Sekep Aryana.
Kenapa Bali harus kembali melirik pertanian?. Sektor ini pernah berjaya di era orde baru. Saat itu pariwisata belum seperti saat ini. Namun seiring dengan perkembangan pariwisata sektor pertanian seakan akan terlupakan.
Namun belakangan ini, berkali-kali sektor pariwisata yang menjadi handalan Bali kena hantam. Sektor ini ternyata sangat rentan dengan kondisi global, termasuk penyakit bencana dan juga perang.
Saat peristiwa Bom Bali, pariwisata Bali sempat terpuruk namun berhasil bangkit.
Baca juga : Sugawa Koryy Hadiri Ngaben Masal Br Adat Pasek Kayu Selem, Desa Adat Sukeluwih
Kali ini kembali di hajar karena Covid-19. Sebelumnya juga sempat terdampak karena erupsi Gunung Agung.
Pandemi Covid kali ini benar-benar meluluhkan lantakan sektor pariwisata. Pelaku wisata menjerit dan banyak yang gulung tikar.
Karena kondisi tersebut beberapa kalangan mulai melirik sektor pertanian. Sektor ini tentunya bukan barang baru bagi Kerama Bali. Bahkan sejatinya sektor pertanian cukup kental bagi Kerama Bali bahkan melekat dengan adat.
“Agar bisa kembali memperkuat sektor pertanian apa yang kira-kira cocok,” ujar sugawa.
Akhirnya diambil inisiatif untuk menanam Alpukat. Karena Alpukat merupakan tanaman yang punya prosfek pasar.
“Pasar Alpukat tidak terbatas makanya kita pilih Alpukat,” ujarnya.
Kali ini jenis yang di kembangkan adalah jenis Hass. Alpukat jenis ini di Indonesia masih import dari Australia.
Alpukat ini juga bisa ditanam di sela-sela tanaman pokok yang sudah ada seperti Kelapa dan Manggis.
Untuk Alpukat jenis ini memang diperlukan langkah menempel. Ini dilakukan agar bibit yang dihasilkan nanti tidak punah. Karena jika tidak di tempat, maka kemungkinan punah ada.
Nanti jika penempelan berhasil baru dilakukan penyetakan. Sehingga tidak punah dan berbuah lebih cepat.
Untuk itu Golkar juga akan memberikan pelatihan kepada petani terutama cara menempel.
Sementara Jro Putu Tesan mengakui kalau Alpukat adalah buah termahal.
“Untuk harga Alpukat urutan pertama termahal, baru Durian, Manggis, Mangga dan buah Naga,” ujarnya.
Penempelan dimulai setelah empat bulan tanam. Jika ini berhasil 14 bulan sudah berbuah. Dua kali berbuah barulah di setek.
Selain dilakukan penyuluhan soal pertanian. Dalam kesempatan itu juga dilaksanakan pemahaman wawasan kebangsaan yang diberikan Muamar Khadafi dari DPD Golkar Bali.
Diakhir pertemuan juga dilakukan tanya jawab dengan petani. Wayan Putu dari Subak Abian Sukeluwih sempat menanyakan terkait hama yang menyerang tanaman Alpukat.
Ternyata penanganannya cukup mudah. Karena hama Alpukat hanya jamur dan ini akan hilang dengan menanam ketela pohon di sebelahnya. (tra)
.