26.7 C
Lombok
Selasa, Februari 4, 2025

Buy now

Inaq Dewi Mengaku Diancam Akan Ditembak dan Bantah Tebas Tangan Direktur PT Issindo Karya Gemilang

Lombok Tengah, Barbareto.com – Inaq Dewi yang diduga mendapatkan ancaman penembakan oleh oknum kontraktor di Lancing Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat membantah jika dirinya tebas tangan oknum kontraktor tersebut. 

Hal tersebut diceritakan Inaq Dewi yang didampingi suaminya Amaq Inar seusai diperiksa pihak Polsek Praya Barat dirumahnya pada Senin, (3/2/2025). 

Ia menceritakan kejadian sebenarnya ialah tangan Direktur PT Issindo Karya Gemilang, Is Karyanto hanya bersentuhan dengan punggung parang yang dibawanya. “Tidak pernah saya tebas, mana buktinya, ada banyak saksi disana. Kalau saya tebas pasti terluka. Lihat saja Videonya ada Kalimat dia bilang kamu itu yang dimaksud saya sudah jelas dalam video itu,” ungkapnya.

Inaq Dewi mengaku saat itu tidak melihat Is Karyanto mengeluarkan benda apapun saat dirinya diancam akan ditembak.”Tidak mengeluarkan apa apa, saat pegang pinggang tidak saya lihat karena bajunya besar,” tuturnya.

Saat menceritakan kronologi kejadian tersebut, Inaq Dewi menjelasakan dirinya mencoba menghalau pengerjaan lahan yang diakui miliknya itu. “Saya bilang jangan kerjakan tanah ini, tapi tidak ada orang yang keluar, setelah ada yang keluar, saya bilang kenapa kerjakan tanah saya lagi, apa sudah bicara, dijawab saya sudah damai dan saya sangkal bahwa telah berdamai”, jelasnya. 

Tak berselang lama, saat ada orang lain yang datang dengan nada marah-marah, Ia memukul alat berat yang ada di lokasi tersebut. Seketika itu sopir alat berat keluar dan beberapa saat kemudian Direktur PT Issindo Karya Gemilang, Is Karyanto pun datang. 

Inaq Dewi pun sontak melayangkan protes melihat tanah yang diakuinya digali dan menuntuk untuk ditutup kembali. Dengan nada marah Iskaryanto menuntut Inaq Dewi menunjukkan sertifikat kepemilikan atas lahan tersebut sembari menanyakan mana pengacaranya Inaq Dewi. 

“Saya pun menyimpali dengan mengatakan saya tidak punya pengacara dan mengatakan lebih baik saya mati dari pada tanah saya dikerjakan”, ujar Inaq Dewi.

Setelah cekcok tersebut, Inaq Dewi menceritakan baru kemudian mendapatkan ancaman mau ditembak terlebih dahulu. Namun kejadian tersebut belum divideokan oleh anaknya yang saat itu sedang berbicara dengan sopir alat berat. 

“Setelah itu keluar suaranya duluan bilang mau ditembak tapi tidak di video sama anak saya karena sedang bicara sama sopir kato. Dia (Is Karyanto) kembali bilang mau tembak kemudian saya jawab oh tembak saja. Kemudian Dia pergi diajak sama teman-temannya dan saya juga pergi,” cerita Inaq Dewi

Tanah lokasi peristiwa pengancaman tersebut merupakan milik dari saudara dari Inaq Dewi bernama Amaq Ilam asal Desa Rembitan Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, dan Inaq Dewi bersama suaminya memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawat tanah seluas 8 are tersebut.

”Waktu itu, tanah 8 are  ini ditukar dengan Motor Tiger, ada bukti surat penyerahan tanah, dan dari dulu sampai dengan sekarang tanah milik Ipar saya ini tidak pernah dibayar baik oleh pihak Tampah Hil maupun oleh PT. Santria,” sambung Amaq Inar, suami dari Inaq Dewi.

Amaq Inar mengungkapkan, setiap pergi Ngaret (menggembala Kerbau-Sapi), Istrinya selalu membawa parang. Membawa parang saat pergi ke ladang, kebun dan atau ke sawah sudah menjadi tradisi masyarakat setempat.

”Namanya saja pergi Ngaret (Menggembala) setiap hari bawa Batek (parang), lihat saja itu, kemana-mana bawa Batek,” ujarnya sembari menunjuk ada salah seorang warga yang sedang lewat yang membawa Parang.

Peri Padly
Peri Padly
Kontributor Lombok Tengah

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
112PengikutMengikuti
194PelangganBerlangganan

Latest Articles