barbareto.com | Lombok Timur – Komunitas Kajian Ekonomi Syari’ah (KKES) bangun sinergi dengan kampus Institut Agama Islam Hamzanwadi (IAIH) NW Pancor hari ini, Rabu 3 November 2021, dalam rangka menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan di Masjid Kampus.
Tema yang diambil pada perayaan Maulid kali ini tentang literasi, lebih lengkapnya yaitu bertema “Membangun budaya literasi kampus melalui refleksi maulid Nabi”.
Semarak Maulid kali ini diisi oleh, Ketua Majelis Shalawat Rasul Lombok Timur Al-Habib Wan Syurur Feiruz al-Gadri, Masyaikhul MDQH NWDI Pancor Dr. TGH. Salimul Jihad, Lc., M.Ag., dan TGH. Ahmad Muzanni, Lc., MA.
Turut hadir pada acara tersebut, Ketua YPH PPD NWDI Pancor H. M. Djamaluddin BE., M.Kom, Wakil Rektor II IAIH NW Pancor TGH. Hudatullah Muhibbudin AZ., MA., Dekan Fakultas Syari’ah TGH. Ayudin, Lc., M.H.I., Kepala Pusat Bahasa Dr. Suaidi, M.Hum, Pembina KKES Muh. Rabbul Jalil, M.E., serta jajaran dosen dan pejabat kampus IAIH NW Pancor bersama puluhan Mahasiswa/i.
Dalam sambutannya, Ketua YPH PPD NWDI H. M. Djamaluddin BE., M.Kom mengatakan, peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW harus disemarakkan dengan mengambil pelajaran dan nilai-nilai yang dicontohkan oleh Rasulullah.
Baca juga : Bupati Sukiman Hadiri Maulid di Masjid As-Shobirin
“Tema yang diambil oleh panitia kali ini tentang literasi, kita ketahui bersama ayat yang pertama kali turun ialah tentang membaca atau kata iqro’. Akan tetapi iqro’ itu bukan hanya diartikan sebagai membaca saja, namun terdapat makna yang dalam di kata tersebut,” jelas cucu pahlawan nasional itu. (3/11/21)
Lebih lanjut, Ia menuturkan bahwa literasi berasal dari kata literet yang artinya membaca dan menulis atau dalam bahasa yang lebih luas, yakni bagaimana cara memilah dan memilih informasi dengan cermat dan tepat.
Dampak dari perkembangan zaman yang semakin pesat juga secara otomatis merubah makna literasi. Menurut Djamal, seiring dengan perkembangan zaman ada juga yang dinamakan dengan literasi digital yakni bagaimana cara orang agar menyaring konten-konten hoax di dunia digital.
“Literasi juga mengajarkan kita cara memilih informasi yang benar, dan kita berharap literasi ini bisa diimpelementasikan di kalangan Mahasiswa. Dengan semangat maulid ini, mari kita galakan literasi dan numerasi dengan meningkatkan budaya literasi di kita,” ajak Djamal.
Baca juga : Usai PKL, Ketua PA Selong Berharap Mahasiswa IAIH NWDI Pancor Bisa Menebar Manfaat
Disisi lain, Dekan Fakultas Syari’ah TGH. Ayudin, Lc., M.H.I. mengucapkan terimakasih kepada panitia Maulid atas terselenggaranya kegiatan yang penuh berkah ini. Kendati acara Maulid ini digelar dengan sederhana, namun itu tidak mengurangi kecintaan kepada Rasulullah SAW.
“Kita semua dicintai oleh Rasulullah SAW, jangan sampai kita menjadi pengkhianat cintanya Rasulullah,” peringat Dekan.
Dengan adanya acara Maulid ini, Ia meyakini sebagai satu hal yang berkah dan akan mengundang dampak positif bagi kampus IAIH NW Pancor. Dengan adanya Maulid ini, Ia juga berharap supaya Mahasiswa dapat mengaktualisasi apa yang telah didapatkan di bangku perkuliahan.
“Adanya acara ini semoga kita mendapatkan cinta dan syafaat Rasulullah di hari akhir kelak. Jangan sampai Rasulullah tidak mengenali wajah kita nantinya, maka dari itu kita niatkan bersama-sama kegiatan ini sebagai wujud kecintaan kita kepada Rasulullah,” pungkasnya.
Sementara itu, saat penyampaikan pengajian, Masyaikhul MDQH NWDI Pancor Dr. TGH. Salimul Jihad, Lc., M.Ag. menjelaskan, budaya literasi tidak mungkin bisa terbangun dengan baik jika tidak dibarengi dengan kolaborasi antara Mahasiswa dan Dosen.
“Maka untuk mencapai literasi yang baik itu kita harus bergerak bersama untuk mewujudkan hal itu. Jika salah satunya tidak dilaksanakan, maka tujuan itu tidak akan terwujud,” kata Tuan Guru Salim.
Ia juga mengajak Mahasiswa dan Dosen agar serius membenahi persoalan literasi ini dengan bergotong royong serta dengan cara menjaga segala bentuk sarana dan prasarana yang ada di kampus, seperti contohnya meramaikan dan menjaga perpustakaan.
“Harus ada pojok-pojok diskusi yang dibuat oleh Mahasiswa di sini untuk membahas isu-isu tentang perkembangan zaman, baik yang sifatnya lokal, nasional maupun global,” sebutnya.
Literasi yang baik juga menurutnya, ialah kemampuan melihat dengan peka fenomena yang terjadi saat ini. Setelah kepekaan tersebut diciptakan, maka hal itu akan memberikan solusi bagi lingkungan sekitar.
“Membangun budaya itu perlu waktu, dan semua harus ikut berperan untuk membangun tujuan tersebut,” tegasnya.
Adapun untuk difahami bersama, literasi saat ini menjadi suatu hal yang penting karena keberadaan Nabi dulunya membawa pesan kebaikan dan pesan rahmatan lil alamin. Sehingga keberadaan Nabi itu, harus diposisikan untuk mewujudkan visi dan misi yang dibangun oleh Rasulullah.
“Karena salah satu akhlak Nabi itu tidak pernah menyakiti hati siapapun. Maka kita sebagai Mahasiswa di sini bertugas menyampaikan kepada masyarakat apapun yang kita dapatkan di sini,” pesannya.
Dalam kesempatan itu, Ia juga berpesan agar Mahasiswa bisa mandiri dan menghindari rasa malas yang sering menjadi penyakit seorang Mahasiswa. Terlebih rasa malas itu dibentuk dari pengaruh orang lain, maka hal itu perlu dijauhi.
“Karena kalau kita bergantung kepada orang lain, tidak bergantung pada diri kita sendiri itu dampaknya kita akan terus menerus berada di tempat yang tidak ideal di manapun kita berada,” ujarnya.
Senada dengan hal itu, TGH. Ahmad Muzanni, Lc., MA. menyampaikan bahwa tema Maulid yang diambil pada kegiatan kali ini sangat baik yakni membangun budaya literasi kampus yang saat ini mulai terkikis.
Ia menegaskan bahwa di dalam diri Rasulullah itu tidak ada sifat yang tidak bernilai, bahkan beberapa penelitian menyebutkan terdapat ribuan jilid buku yang menggambarkan sifat dan kemuliaan-kemuliaan yang dipercontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Bahkan hal yang sulit kita temukan ada seorang manusia yang tergambar di dalam ratusan bahkan ribuan buku yang berjilid-jilid,” pungkas Tuan Guru Muzanni. (gok)