20.4 C
Lombok

LRC: Sudah Saatnya Lombok Timur Membangun Pondasi Pariwisata Yang Kuat

Published:

- Advertisement -

barbareto.com | Opini – Saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah masih berjuang dalam menangani Covid-19. Dengan datangnya wabah Covid-19 dua tahun ini membuat perekonomian Indonesia porak poranda. Begitu pun yang terjadi di Kabupaten Lombok Timur.

Salah satu sektor yang menjadi andalan Lombok Timur adalah sektor pariwisata. Namun dengan adanya wabah Covid-19 ini membuat sektor pariwisata di Lombok Timur mati suri.

Belum lagi dengan statement dari Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur terkait sampah dan masih adanya gejolak dalam perekrutan pengurus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) beberapa waktu yang lalu. 

Sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Timur sejak beberapa tahun terakhir menjadi sektor strategis. Terbukti dengan semakin seriusnya pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi dan kegiatan-kegiatan yang langsung melibatkan masyarakat untuk membumikan pariwisata di bumi selaparang ini.

Namun, program yang banyak, sosialisasi yang banyak tanpa memiliki perencanaan yang matang akan menjadikan kegiatan yang ada hanya sia-sia dan dimakan angin lalu.

Baca Juga :  Pelaku Wisata Terdampak Pandemi, Mabes Polri Turun Langsung Cek Kondisi di Lotim

Hal ini diungkapkan oleh Peneliti dari Lombok Research Center Bapak Maharani.

LRC: Sudah Saatnya Lombok Timur Membangun Pondasi Pariwisata Yang Kuat

“Saat ini Lombok Timur dalam melakukan kegiatan pariwisata hanya sekedar melaksanakan kewajiban dan rutinitas saja. Sektor pariwisata di Lombok Timur belum memiliki perencanaan dan blue print yang matang. Sehingga setiap tahun program yang dijalankan oleh pemerintah hanya sekedar menjalankan rutinitas saja. Sebagai contoh, Sembalun dan Rinjani yang menjadi daya pikat pariwisata di Lombok Timur tidak memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat Lombok Timur,” ungkap Maharani.

Lebih parahnya lagi Rinjani sampai saat ini masih dikelola oleh Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Begitu pun dengan beberapa destinasi yang menjadi favorit di Lombok Timur, sampai saat ini masih dikelola oleh propinsi dan pusat. Seperti pantai Pink yang dikelola oleh Dinas kehutanan, Air terjun Jeruk Manis yang juga dikelola oleh TNGR. 

Berdasarkan data yang ada, hasil retribusi dari Rinjani setiap tahunnya sekitar 10 M. penghasilan itu masuk ke kas Negara dalam bentuk penghasilan Negara bukan pajak. Dan bukan menjadi pendapatan daerah (PAD) bagi Lombok Timur.

Baca Juga :  Pegawai Honor Kesehatan Akan Ditambah

Sampai saat ini sektor pariwisata hanya menyumbangkan 1,05% dari PRDB Lombok Timur. Itu pun diolah dari pengelolaan makanan dan minuman. Belum murni dari sektor pariwisata.

“Untuk itu pondasi perencanaan pariwisata yang berkelanjutan agar mampu memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian Lombok Timur Mutlak dilakukan dan Harus mulai dari saat ini,” ungkap Maharani.

“Pariwisata yang terintegrasi dan konektivitas antar daerah juga harus mulai dipikirkan. Jangan sampai jika tahun depan perhelatan MotoGP terlaksana, kita Lombok Timur hanya menerima sampahnya saja dan Kabupaten lain mendulang rupiahnya. Kita harus belajar banyak dari kasus Sembalun akhir-akhir ini. Semoga setelah berakhirnya masa pandemi ini pikiran kita semua terbuka untuk mau bersama-sama membangun pariwisata Lombok Timur untuk kesejahteraan masyarakat Lombok Timur,” ungkap Maharani.

- Advertisement -
Febriga Rifky
Febriga Rifkyhttps://barbareto.com
Informatif dan Menginspirasi

Related articles

Recent articles