BARBARETO.com | Mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak hanya dilakukan oleh laki-laki.
Namun, banyak perempuan juga menjadi tulang punggung keluarga ataupun bersedia mencari nafkah dalam membantu sang suami.
Bahkan, perempuan seperti itu banyak kita temukan di Lombok baik mulai dari jadi pegawai, karyawan, pedagang bahkan profesi lain.
Seperti halnya yang dilakukan Haeruni, wanita kelahiran Desa Danger, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur ini sejak 12 tahun lalu membantu suaminya dalam mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.
Ia rela berjualan tembakau keliling dari Kabupaten ke Kabupaten yang ada di pulau Lombok. Bahkan wanita berusia 44 tahun itupun mengatakan pekerjaan itu ia lakukan sejak awal mula ia menikah.
“Saya mulai belajar berdagang dari mertua, awalnya ikut-ikutan dengan upah kadang Rp. 20 ribu kadang Rp. 30 ribu, itu sejak saya nikah,” terangnya dengan wajah polos dan murah senyum.
Baca juga : Dapat Aduan Soal Irigasi Dari Petani Tembakau, KSP Temui Pemda Lombok Timur
Setelah sekian tahun belajar dan ikut dari mertua, ia memberanikan diri untuk berjualan sendiri. Dengan modal kepercayaan, ia mengambil barang dagangan (tembakau, red) dari petani yang ada di derah Suela, Lotim.
“Saat merasa siap, saya akhirnya berjualan sendiri. Ambil barang dari petani lalu memasarkannya ke beberapa pasar yang ada di pulau Lombok. Ini juga sebagai jalan untuk membiayai anak saya yang kuliah dan sekolah, karena suami saya hanya Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia,” sambungnya.
Sosok perempuan yang ramah itupun menceritakan anaknya bisa kuliah sampai dengan selesai dari hasil usaha berjualan tembakau keliling.
“Anak saya dua, yang satu sudah selesai kuliah bahkan sudah nikah dan punya anak, yang satunya masih sekolah tingkat SMP,” ucapnya.
Ditanya soal pendapatan, ia mengatakan perhari minimal ia mendapatkan Rp. 250 ribu jika pasar dalam keadaan sepi. Namun, jika pasar ramai pendapatan kasar perharinya pernah sampai satu juta rupiah.
“Paling sering si jualannya di pasar sini, (Pasar Selagalas-Cakra, red) tapi pernah juga jualan di Lombok Tengah, Lombok Barat, bahkan Lombok Timur,” imbuhnya.
Ibu dua anak itupun mengatakan semangatnya dalam berjualan itu tidak lain dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membiayai anaknya yang sedang bersekolah.
Ia pun berpesan agar kita sebagai manusia untuk tidak malas dalam berusaha, juga untuk tidak gampang menyerah dan mengeluh.
“Namanya hidup mas, kita harus tegar tidak gampang mengeluh apalagi menyerah. Jika semua dilakukan dengan ikhlas, insyaallah ada saja rezeki dari Allah SWT,” tutupnya seraya tersenyum.