BARBARETO.com | Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) saat ini yang mengusung pembangunan berkelanjutan harus pula disertai dengan pemahaman secara menyeluruh mengenai isu inklusi sosial dan gender.
Pemahaman mengenai inklusi sosial dan gender ini tidak bisa diabaikan, karena marwah dari pembangunan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Pemda Lotim tidak akan tercapai apabila kondisi pemerataan keadilan dan kesejahteraan masyarakat tidak tercapai, khususnya terhadap kelompok rentang dan/atau marjinal.
Untuk itu, dibutuhkan kesepahaman dan pemahaman semua pihak untuk dapat menjadikan inklusi sosial dan prinsip gender sebagai pondasi program pembangunan yang dilaksanakan.
Melihat hal tersebut Pemerintah Daerah Lombok Timur bekerjasama dengan Lombok Research Center (LRC) untuk mendorong terwujudnya pembangunan yang Inklusi di Lombok Timur.
Kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk Kesepahaman bersama Nomor: 181.6/21/KS/2002 dan Nomor: 02/LRC-KB/e/VII/2022 tentang pelaksanaan program kemitraan antara Australia Indonesia menuju masyarakat Inklusif di Kabupaten Lombok Timur.
Program INKLUSI adalah program kemitraan Australia-Indonesia yang mendukung prioritas kebijakan bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia.
Program ini diselaraskan dengan Pilar Pertama dalam Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Australia, dan Rencana Aksi terkait, yang berkomitmen pada kerja sama untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan, mempromosikan kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan dalam pembangunan inklusif-disabilitas.
Pilar Stabilitas dalam Rencana Pembangunan Tanggap COVID-19 Australia-Indonesia, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN IV 2020-2024) Pemerintah Indonesia.
Dalam pelaksanaan program tersebut, Yayasan BaKTI sebagai salah satu mitra nasional INKLUSI bermitra dengan Yayasan Lombok Research Center (LRC) sebagai Mitra Daerah akan berfokus pada penghapusan kekerasan yang didasarkan pada kondisi kekerasan terhadap perempuan yang masih tinggi dan pelayanan yang masih sulit diakses oleh kelompok miskin, marginal dan disabilitas karena jarak, sarana dan prasarana dan pemahaman masyarakat tentang kekerasan itu sendiri.
Sarana dan prasarana yang responsif gender, ramah anak, dan inklusi menjadi faktor utama aksesibilitas terhadap layanan.
Pada program INKLUSI, Yayasan BaKTI Bersama Lombok Research Center (LRC) sebagai Mitra Daerah akan mengatasi permasalahan melalui pemberdayaan ekonomi perempuan miskin dan marginal, yang menjadi penyebab terjadinya KtP (Kekerasan terhadap Perempuan), salah satunya akibat kondisi kemiskinan dan ekonomi, khusus di masa pandemi COVID-19 dimana angka kemiskinan semakin meningkat.
Saat ini Indeks Pembangunan Gender (PGI) Kabupaten Lombok Timur berada pada angka 91,3 dan berada di atas rata-rata provinsi yaitu 90,5 atau berada di posisi keenam dari sepuluh daerah kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sedangkan untuk Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), Lotim masih berada di posisi keempat dengan angka 65,9. Dalam periode 2019-2021, Indeks Pembangunan Gender dan Indeks Pemberdayaan Gender di Kabupaten Lombok Timur cenderung mengalami stagnasi meskipun terdapat kenaikan (BPS, 2022).
Penyerahan dokumen kesepakatan bersama dilakukan di Ruang sekretaris daerah (Sekda) Lombok Timur pada hari Senin (11/7/2022).
Dalam kesempatan tersebut , H. M. Juaini Taofik selaku Sekda Lombok Timur sangat mendukung kegiatan yang akan dilakukan oleh LRC ini.
Pembangunan yang Inklusi merupakan salah satu cita-cita bersama yang tertuang dalam RPJMD Lombok Timur 2018-2023.
Lombok Timur sangat peduli agar masyarakat yang rentan dapat berperan aktif dalam setiap proses pembangunan.
“Masyarakat yang rentang harus dapat berperan aktif dalam setiap proses pembangunan,” ungkap Juaini Taofik.
“Hal ini harus kita dorong bersama agar target-targer RPJM Lombok Timur dapat tercapai di akhir pemerintahan Bapak Bupati Sukiman Azmy,” tambah Juaini Taufik.
Dalam kesempatan yang sama Bapak Suherman selaku Direktur LRC juga menyampaikan bahwa pembangunan Inklusi merupakan salah satu indikator keberhasilan RPJMN secara nasional. Dan di Lombok Timur pembangunan yang Inklusi juga menjadi cita-cita bersama yang tertuang dalam RPJMD Lombok Timur. Untuk itu kolaborasi bersama harus dilakukan agar apa cita-cita pembangunan dapat tercapai.
“Kolaborasi harus kita lakukan bersama semua stakeholder agar cita-cita pembangunan yang inklusi yang tertuang dalam RPJMD Lombok Timur dapat tercapai,” ungkap Suherman.