19.3 C
Lombok
Senin, April 14, 2025

Buy now

Pria yang Tidak Merokok Tersisa 5% di Indonesia

Opini, barbareto.com – Nyalakan korek api, ambil sebatang rokok, lalu nyalakan, kemudian nikmati setiap hisapannya dengan segelas kopi di tangan kiri dan sebatang rokok yang menyala di tangan kanan. Demikian perilaku yang mungkin menjadi primadona bagi sebagian perokok aktif di Indonesia, khususnya di Lombok sepertinya begitu juga.

Kali ini mari kita membahas sedikit data dan pandangan terkait dengan rokok secara menyeluruh di Indonesia. Bukan untuk menyudutkan para jamaah perokok, namun tujuannya ialah untuk mengetahui sedikit kondisi dan jumlah perokok di Indonesia yang semakin tahun semakin bertambah.

Penelitian di tahun kemarin terakit dengan rokok, yang tujuan utamanya adalah untuk memahami kebiasaan perokok, karakteristik perokok, dan tingkat ketergantungan perokok di Indonesia. Subjek penelitiannya meliputi penduduk yang berusia 15 tahun ke atas dengan total 12.591 responden.

Adapun hasil penelitian itu menunjukkan bahwa mayoritas perokok di Indonesia adalah laki-laki sebanyak 95% artinya sisa yang 5% tersebut tidak merokok.

Dan laki-laki yang merokok itu mempunyai latarbelakang lulusan SD (35%), bekerja (80%), memiliki tingkat ekonomi rendah (79%) dan tinggal di perkotaan (57%). Rata-rata para perokok mengkonsumsi rokok sebanyak 12 batang per harinya, dengan pengeluaran sekitar Rp.11 juta per pembelian dan Rp.56 juta per minggu.

Dalam hal kebiasaan merokok, sebagian besar perokok (46%) merokok rentang waktu lebih dari 60 menit setelah bangun tidur. Sebesar 68% mengalami kesulitan menahan diri untuk tidak merokok, 37% mengalami kesulitan untuk tidak merokok di pagi hari, 21% langsung merokok ketika bangun tidur, dan 22% merokok saat sedang sakit.

Perilaku dan data tersebut mengutip dari Indozone.id yang menyoroti perilaku masyarakat Indonesia yang masih merokok. Tentunya penelitian tersebut ditujukan agar masyarakat hidup lebih sehat dengan meninggalkan rokok di kehidupan sehari-hari.

Pendapat saya, merokok bukan hanya tentang kebiasaan namun disisi lain sudah menjadi tren budaya yang sulit untuk ditinggalkan. Lihat saja disekitar kita, tingkat pendidikan yang tinggi dan mempunyai perkonomian menengah ke atas tidak serta merta mempengaruhi pengurangan jumlah orang yang merokok.

Justru rokok itu akan terlihat meyakinkan jika dihisap oleh tangan-tangan perokok yang berwawasan luas dan berpendidikan tinggi. Gambar paru-paru gosong dan tulisan “merokok membunuhmu” hanya sekedar dijadikan slogan pada bungkus rokok. Itu tidak bisa dijadikan peringatan untuk merubah mindset para perokok.

Sebab masing-masing dari perokok mempunyai alasan sendiri jika ditanya alasannya kenapa masih merokok. Mereka yang merokok bahkan lebih pintar mencari alasan maupun logika yang membenarkan bahwa merokok tidak apa-apa, meskipun tidak ada pembenaran jika dilihat dalam ilmu medis.

Tak dipungkiri, jika sudah terbiasa menghisap rokok maka akan sulit sekali untuk lepas. Selain karena kandungan nikotin, terdapat juga karena faktor lingkungan yang sebagian besar orang-orang disekitar mayoritas merokok.

Maka dari itu, menurut saya apapun dan bagaimanapun alasannya rokok itu tetap tidak baik jika dipandang melalui kacamata medis. Namun, jangan mengesampingkan juga orang-orang besar yang menemukan ide-ide hebat melalui lamunan sembari merokok.

Saya sendiri merupakan orang yang tidak bisa merokok, bukan karena pernah merasakan rokok terus berhenti merokok karena alasan medis. Akan tetapi karena bawaan gen keturunan yang tidak bisa menghisap rokok, mulai dari kakek, turun ke orang tua, dan kemudian turun ke saya.

Meskipun begitu, sebagian sahabat-sahabat saya adalah perokok yang mengklaim dirinya sebagai orang-orang sehat di jalan medis yang bengkok. Jadi kembali ke diri sendiri, kita sadar sebagai manusia yang bebas dan berfikir maka diri sendirilah yang menimbang kebaikan hidup ke depannya.

Jika itu baik, maka lakukanlah, namun jika itu buruk maka tinggalkanlah. Semudah itu, tapi tidak semudah itu juga.

Oleh: Febriga Rifky

- Advertisement -
Febriga
Febriga
Redaktur Pelaksana Barbareto.com

Related Articles

Stay Connected

2,593FansSuka
122PengikutMengikuti
195PelangganBerlangganan

Latest Articles