BARBARETO.com | Usai mendapatkan predikat sebagai Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 3 Pilar, dimana perilaku higienis dan saniter masyarakat digunakan sebagai acuan.
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) membangun Mandi Cuci Kakus (MCK) di beberapa Desa yang masih tinggi Buang Air Sembarangan (BAS).
Sebelumnya, pengerjaan sanitasi juga dilakukan Bappeda berkolaborasi dengan BAZNAS Lotim.
Baca juga : Bappeda Komitmen Tuntaskan 3 Pilar STBM Bersama Baznas Lotim
Kepala Bidang Cipta Karya, Indar Jaya Kusuma menjelaskan, Lotim sendiri beberapa waktu lalu sudah disetujui sebagai daerah 3 pilar STBM, yang dimana 3 Pilar STBM tersebut meliputi, Open Defecation Free (ODF) ( Stop Buang Air Sembarangan, red), cuci tangan dan mengolah minuman serta makanan sesuai standar.
Sehingga tahun ini, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 5 Miliar Rupiah, sanitasi akan dibangun di 12 titik, yang tersebar di lima Kecamatan yakni Keruak, Sakra, Aikmel, Wanasaba, dan Pringgasela.
“Tahun ini pembangunan sanitasi tersebar di 12 titik,” jelasnya Senin (06/06/2022).
Lanjut Jaya, pelaksanaan program tersebut masih pada tahap sosialisasi, sehingga pengerjaannya dijadwalkan pertengahan Juli mendatang, dengan proses pengerjaan selama 90 hari.
“Sesuai yang ada di perjanjian kerjasama, target pengerjaannya 90 hari,” ujarnya.
Baca juga : Lotim Masuk Daerah 3 Pilar STBM
Masih kata Jaya, tahun 2022 merupakan momentum pemulihan ekonomi, sehingga pengerjaan fisik memiliki urgensi dengan arahan pemerintah tentang memulihkan perekonomian, di samping bagaimana membuka lapangan pekerjaan melalui pengerjaan infrastruktur tersebut dengan memanfaatkan masyarakat sekitar.
“Jadi pengerjaan fisik tahun ini, tidak terpaku pada hasil, akan tetapi lebih kepada bagaimana memuliakan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Lebih jauh dijelaskan Jaya, Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan dan paradigma pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. Sehingga kegiatan ini diharapkan mampu menekan angka buang air sembarangan.
“Pembangunan sanitasi ini bentuk pendekatan kepada masyarakat agar mengubah paradigma dengan konsep pemberdayaan,” pungkasnya.