BerandaNTBLombok TimurDinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dapat Apresiasi OIE

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dapat Apresiasi OIE

Selong, barbareto.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lombok Timur menunjukkan kinerja yang membanggakan dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak pada tahun 2022 lalu.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur mampu menurunkan angka PMK menjadi nol kasus hanya dalam waktu satu tahun.

Padahal menurut organisasi kesehatan hewan dunia yaitu OIE (Office International des Epizooties). Untuk kasus-kasus yang bersifat Kejadian Luar Biasa (KLB), membutuhkan waktu 2 tahun menurunkan PMK untuk tidak muncul (nol kasus, red) secara klinis.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Vetarian pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lombok Timur, drh. Hultatang, menyampaikan pada media ini di Selong pada Jum’at (8/9/2023).

Baca Juga :  Kasus Harian PMK Pada Ternak di Lotim Mulai Melandai

“Sehingga kita mendapat apresiasi dari badan organisasi kesehatan dunia (OIE). Dan untuk itu mereka berencana untuk berkunjung ke Lombok Timur. Dia mau melihat bagaimana model pelayanan kita di Puskeswan,” ungkap Hultatang.

Lanjut Hultatang, rencana kunjungan OIE ke Lombok Timur terkonfirmasi ketika ia mendapat pemberitahuan dari pusat (Kementerian terkait, red) melalui sambungan telepon pada pekan lalu. Guna melihat secara langsung model pelayanan di Pusat Kesehatan Hewan yang ada di daerah ini.

Menanggapi hal tersebut, Disnakeswan Lotim kemudian gerak cepat mempersiapkan segala sesuatunya. Termasuk kemudian menunjuk UPT Puskeswan kecamatan Pringgasela sebagai lokus penilaian pada kunjungan nanti.

Baca Juga :  Kabupaten Lombok Timur Miliki Beragam Agenda Pariwisata

Menurut Hultatang, penunjukan UPT Puskeswan Pringgasela tersebut berdasarkan pada jumlah populasi hewan ternak yang besar di wilayah tersebut. Yakni sebesar 15.000 ekor dengan pencapaian vaksinasi sebanyak 13.000.

“Nah kita nanti akan mempersiapkan layanan-layanan yang berbasis desa. Karna kita mempersiapkan pembebasan PMK itu mulai dari tingkat desa, dan itu adalah solusi yang sangat baik,” paparnya.

Dari desa, urainya, pihaknya akan lebih mudah untuk memantau lalu lintas keluar masuk hewan ternak yang berpotensi menyebarkan virus. Selain itu, desa juga menjadi menarik lantaran memiliki anggaran dari Dana Desa sebesar 20 persen dari program ketahanan pangan.

Ragil
Ragil
Kontributor Lombok Timur
RELATED ARTICLES

Most Popular

Recent Comments