Lombok Timur, barbareto.com – Event lari yang bertemakan “Ekas Sunset Trail Run” yang berlokasi di Pantai Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur meninggalkan rekam jejak yang buruk bagi peserta.
Pasalnya, mayoritas pelari yang sudah mendaftar dari jauh hari harus merasakan kekecewaan yang mendalam akibat amburadulnya pihak panitia yang menyelenggarakan acara tersebut.
“Kami diberitahukan sebelumnya start untuk kategori 10K itu jam empat sore, kemudian yang 5K jam setengah lima sore, tiba-tiba dirubah ke jam tiga siang, pokoknya amburadul,” ungkap salah satu pelari asal Selong. (9/11/2025)
Disisi lain, salah satu pelari asal Lombok Utara juga mengutarakan kekecewaanya, jika event kali ini kurang persiapan dari pihak panitia dan meyakini sebagian besar peserta tidak akan kembali lagi jika event ini digelar kembali.
“Nggak sesuai jadwal, kacau eventnya,” sebutnya dengan nada kesal.
Tak hanya itu, peserta lari lainnya yang berasal dari Lombok Timur mengatakan banyak pelari yang tidak mendapatkan medali ketika sampai garis finish.
“Masak yang nggak ikut lari malah dikasih medali, panitianya amburadul. Orang yang duduk-duduk nggak lari malah dikasih medali. Saya udah capek-capek lari dan sampai finish, katanya sudah habis medalinya,” kelas pelari perempuan itu.
Anehnya lagi, lanjutnya, pihak panitia tidak menyambut para pelari ketika sampai digaris finish dan diminta untuk mengambil medalinya sendiri.
“Dijalur terakhir itu, nggak ada panitia yang mengarahkan garis finishnya di mana, banyak pelari yang entah belok ke mana mungkin mereka,” bebernya.
Belum lagi curhatan peserta lainnya, yang mengatakan jika event Ekas Sunset Trail Run ini tidak sesuai dengan yang tertera di poster. Sebab, diposter mengatakan jika ini merupakan event trail run, artinya pelari akan menaiki bukit disekitar sebagai rutenya.
Namun nyatanya, pelari kategori 10KM hanya mendapatkan rute aspal dan pasir pantai, tidak ada sama sekali jalur perbukitan.
“Padahal sudah pakai sepatu trail, malah dikasih road (jalan aspal – red),” kesal peserta lari lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Ahmad Roji’ selaku race direktur dari event Ekas Sunset Trail Run meminta maaf jika banyak peserta yang merasa kecewa dengan pegelaran event lari ini dan pihaknya juga siap bertanggungjawab.
Dalam kesempatan itu, Stafsus Bidang Pariwisata Lotim itu juga mengklarifikasi penyebab mendadaknya flag-off atau start yang dimajukan ke jam tiga siang. Menurutnya hal itu disebabkan karena ada prakiraan cuaca yang kurang mendukung jika tetap dilaksanakan sesuai jadwal breafing di awal.
“Angin dan hujan mulai turun, dan awan mulai bergeser ke arah ekas. Lalu dalam rapat teknis mendadak dengan dispora dan lain-lain, diputuskan untuk dipercepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan bagi para pelari,” jelasnya.
Adapun, lanjutnya untuk mencegah pelari salah mengambil jalur, pihaknya mengklaim sudah maksimal mempersiapkan segalanya termasuk relawan dari warga setempat untuk menjaga disetiap sudut jalur.
“Penanda kayak police line warna merah dan bening, dan tali rapia sudah kami persiapkan untuk mencegah pelari salah jalur. Dan untuk jalur yang kotor itu, murni karena alam, karena ada pergeseran ombak air laut naik dan membawa sampah,” paparnya.
Adapun terakit dengan medali, pihaknya menyalahkan vendor karena tidak sesuai pesanan ketika barangnya sampai ke pihak panitia. “Soal medali ini, kami akui kesalahan kami yang memesan di vendor,” ketusnya.
Pihaknya juga mengaku kewalahan mengatur jalannya acara karena bersamaan dengan acara HUT KORPRI, bahkan Ia juga mengakui banyak peserta lari yang tidak mendapatkan medali digaris finsih.
“Medali yang kami siapkan hanya 600, sementara runner itu mencapai seribu kurang sedikit. Bagaimana kita nggak kelabakan, maka COT itulah yang menjadi batasan untuk memberikan medali semaksimal mungkin,” tutupnya. (gok)

